Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2. Jumlah Sampel Penelitian Nama Desa
Jumlah Kepala Keluarga KK
Jumlah Responden KK
1 2
3
1. Lam Ujong
117 3
2. Lambada Lhok
309 8
3. Cot Paya
125 3
4. K a j h u
3.450 84
Jumlah 4.001
98
3.3. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung ke lokasi penelitian dengan mengunjungi daerah-daerah menjadi obyek penelitian dan meninjau langsung
kondisi alam serta melakukan pertemuan dengan masyarakat setempat. Observasi juga dilakukan secara langsung ke lokasi rehabilitasi hutan mangrove pada keempat
Desa yang diteliti untuk mengetahui kondisi wilayah dengan melakukan dokumentasi lahan yang telah direhabilitasi.
2. Kuisioner
Untuk memudahkan perolehan data, selanjutnya disebarkan kuisioner atau angket kepada responden untuk mengetahui partisipasi masyarakat terhadap program
rehabilitasi hutan mangrove. Penyebaran kuisioner akan dilakukan secara langsung kepada masyarakat dengan menentukan secara langsung responden yang akan diteliti.
3. Wawancara
Selain observasi dan kuisioner, dilakukan wawancara mendalam depth interview yang dilakukan dengan cara bertatap muka langsung dengan pemerintah
daerah setempat.
3.4. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data penelitian, peneliti menggunakan instrumen yang ditujukan kepada responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terbagi
atas dua kelompok, yaitu kelompok pertama dilakukan kepada aparat pemerintah dengan menggunakan teknik wawancara. Untuk memperkuat data penelitian yang
dilakukan pemerintah, maka isi dari wawancara yang dilakukan menyangkut peranan pemerintah terhadap kegiatan rehabilitasi hutan mangrove.
Instrumen kedua digunakan kepada responden yang terdiri masyarakat melalui pengisian kuisioner yang diberikan kepada responden. Adapun isi dari kuisioner yang
diberikan kepada responden terdiri dari 3 bagian, yaitu sosial ekonomi, pemahaman dan partisipasi responden. Tiap butir instrumen disediakan lima alternatif jawaban
dengan membuat simbol angka pada pilihan jawaban responden bersifat positif memiliki urutan skor a = 1, b = 2, c = 3, d = 4 dan e =5.
Selanjutnya pilihan jawaban pada sosial ekonomi, pemahaman responden dan partisipasi masyarakat mengisyaratkan nilai skor a = dinyatakan sangat tidak baik,
skor b = tidak baik, c = cukup, d = baik dan e = sangat baik. Selanjutnya untuk
menilai partisipasi masyarakat. Penilaian ini digunakan untuk melihat bagaimana besar kecilnya ukuran baik tidaknya ketiga varibel tersebut.
3.5. Definisi Operasionalisasi Variabel Penelitian
Adapun definisi operasionalisasi variabel penelitian pada penelitian ini terdiri dari:
a. Peran adalah tingkah laku yang penting dalam struktur sosial atau tindakan
yang dilakukan dalam suatu peristiwa. b.
Pemerintah adalah kepala daerah beserta perangkat daerah sebagai badan eksekutif daerah.
c. Partisipasi adalah peran serta atau keterlibatan individu ataupun kelompok.
d. Masyarakat adalah kumpulan orang atau penduduk yang mendiami suatu
wilayah. e.
Rehabilitasi adalah usaha untuk memperbaiki kembali suatu kondisi ke arah yang lebih baik.
f. Hutan mangrove adalah sekumpulan tumbuhan yang hidup disepanjang pantai
atau muara sungai yang dipengaruhi pasang surut. Untuk mengetahui peran pemerintah daerah wawancara dengan memberikan
pertanyaan yang menyangkut terhadap: a peran sebagai fasilitator lembaga donor untuk mendukung program rehabilitasi hutan mangrove, b peranan untuk persiapan
rehabilitasi dengan pelaksanaan pemetaan lokasi penanaman, c peran dalam perencanaan dan pengelolaan dana rehabilitasi hutan mangove, d peran dalam
pelaksanaan penyuluhan dan e peran dalam kegiatan monitoring, control dan evaluation.
Pada penelitian ini, partisipasi masyarakat dikaitkan dengan sosial ekonomi dan pemahaman masyarakat mengenai program rehabilitasi hutan mangrove.
Penelitian ini menjelaskan adanya hubungan partisipasi dengan sosial ekonomi dan pemahaman tersebut. Penelitian yang dilakukan untuk melihat partisipasi masyarakat
dalam bentuk angket atau kuisioner yang berisikan: a kegiatan yang pernah dilakukan menyangkut program rehabilitasi hutan mangrove, b harapan terhadap
pengelolaan hutan mangrove, c keikutsertaan dalam kegiatan rehabiltiasi hutan mangrove, d peranan dalam perencanaan program rehabilitasi hutan mangove,
e partisipasi dalam pelaksanaan program rehabilitasi hutan mangove, f partisipasi pada monitoring, control dan evaluation dan g partisipasi pada pemeliharaan hutan
mangrove. Definisi rehabilitasi hutan mangrove adalah kegiatan pembibitan dan
penanaman kembali hutan mangrove yang telah mengalami kerusakan setelah terjadinya gempa dan tsunami di wilayah Kecamatan Baitussalam.
3.6. Analisa Data
Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu penelitian untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik dari suatu populasi atau daerah tertentu secara nyata
dan tepat.
Untuk melihat besarnya hubungan sosial ekonomi dan pemahaman masyarakat terhadap partisipasi masyarakat melalui analisis regresi ganda Sugiyono,
2001. Sedangkan analisa data juga dilakukan melalui analisis persentase. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3. Batasan Skor Muatan untuk Analisis Persentase Skor Muatan
Validitas Konstruk
20 Sangat rendah
21 – 40 Rendah
40 – 60 Cukup
60 – 80 Baik
80 – 100 Sangat baik
BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
4.1. Kondisi Geografis
Kecamatan Baitussalam merupakan salah satu kecamatan yang terdapat pada Kabupaten Aceh Besar Provinsi NAD. Ibukota Kecamatan Baitussalam adalah
Lambada Lhok, dengan luas kecamatan 36,52 Km
2
. Kecamatan Baitussalam terdiri dari 2 dua kemukiman dan 13 tiga belas desa.
Tabel 4.1. Luas Desa Dirinci Menurut Mukim di Kecamatan Baitussalam Tahun 2007
Mukim Nama Desa
Luas Desa Km
2
1 2
3
Silang Cadek 01.
Blang Krueng 02.
Baet 03.
Cadek 04.
Kajhu 1,80
2,34 1,00
6,00
Jumlah 11,14
Klieng 01.
Miruek Lam Reudeup 02.
Cot Paya 03.
Klieng Cot Aron 04.
Lambada Lhok 05.
Klieng Meuria 06.
Lam Asan 07.
Lampineung 08.
L a b u i 09.
Lam Ujong 3,34
1,90 1,80
2,12 1,50
1,76 1,56
5,00 6,40
Jumlah 25,38
Sumber: BPS Kabupaten Aceh Besar, Baitussalam dalam Angka 2007 olahan
Secara administrasi pemerintahan Kecamatan Baitussalam memiliki wilayah berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Kecamatan Mesjid Raya
Sebelah Selatan : Kecamatan Darussalam
Sebelah Barat : Kota Banda Aceh Selat Malaka
Sebelah Timur : Kecamatan Darussalam
Tabel 4.2. Geografis DesaKelurahan dan Tinggi di Atas Permukaan Laut Dirinci Per Desa dalam Kecamatan Baitussalam Tahun 2007
Geografis Letak di atas Permukaan Laut
Nama Desa Pantai Bukan Pantai 500 m
500-700 m 700 m
1 2
3 4
5 6
1. Lam Ujong
√ -
√ -
-
2. Lima a b u i
- √
√ -
- 3.
Lam Asan -
√ √
- -
4. Lampineung
- √
√ -
- 5.
Klieng Meuria -
√ √
- -
6. Miruek Lam Reudeup
- √
√ -
- 7.
Klieng Cot Aron -
√ √
- -
8. Lambada Lhok
√ -
√ -
- 9.
Cot Paya √
- √
- -
10. K a j h u
√ -
√ -
-
11. Blang Krueng
- √
√ -
- 12.
B a e t √
- √
- -
13. C a d e k
√ -
√ -
- Jumlah
6 7
13
Sumber: BPS Kabupaten Aceh Besar, Baitussalam dalam Angka 2007 olahan
Berdasarkan data BPS 2007, secara geografis Desa Lam Ujong, Desa Lambada Lhok, Desa Cot Paya dan Desa Kajhu merupakan daerah pantai dengan
ketinggian kurang dari 500 meter di atas permukaan laut Tabel 4.2.
4.2. Penduduk
Jumlah penduduk, kepala keluarga dan rata-rata penduduk per kepala keluarga dirinci per desa dalam Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar dapat dilihat
pada Tabel 4.3 berikut ini. Tabel 4.3. Jumlah Penduduk dan Rata-Rata Penduduk Per Rumah Tangga
Dirinci Per Desa dalam Kecamatan Baitussalam Tahun 2007
Nama desa Jumlah
Penduduk Jiwa
Jumlah Kepala Keluarga Jiwa
Rata-rata Jumlah Penduduk
Rumah Tangga JiwaRT
1 2
3 4
5. Lam Ujong
394 117
3,37
6. L a b u i
383 132
2,90 7.
Lam Asan 420
110 3,82
8. Lampineung
411 135
3,04 9.
Klieng Meuria 447
151 2,96
10. Miruek Lam Reudeup
1.039 232
4,48 11.
Klieng Cot Aron 615
282 2,18
12. Lambada Lhok