Rehabilitasi Hutan Mangrove Kecamatan Baitussalam

Berdasarkan tingkat kerusakan mangrove di wilayah Kecamatan Baitussalam tahun 2006, luas lahan pada tingkat kerusakan dengan kategori rusak berat sebanyak 1,342 Ha dan kategori rusak sebanyak 2.267 Ha, sedangkan kondisi lahan pada kategori tidak rusak tidak ditemui BP DAS Krueng Aceh, 2007.

5.1.2. Rehabilitasi Hutan Mangrove Kecamatan Baitussalam

Kegiatan rehabilitasi harus selalu memperhatikan daya dukung lahan. Kesalahan dalam memilih lokasi sangat beresiko terhadap kegagalan yang berarti hilangnya uang, tenaga dan waktu. Kegiatan penanaman harus selalu diawali dengan penilaian assement terhadap lokasi yang akan ditanami. Apabila daya dukung di suatu lokasi di nilai rendah dan tidak sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan bibit maka sebaiknya dilakukan pencarian lahan pelaksanaan program rehabilitasi yang lebih mendukung. Areal yang terkena dampak tsunami tidak seluruhnya memiliki daya dukung yang sesuai untuk direhabilitasi. Sebagian diantaranya telah rusak berat sehingga tidak sesuai lagi bagi tumbuhan yang pernah hidup sebelumnya. Namun, banyak sekali areal yang daya dukungnya sesuai untuk direhabilitasi. Berdasarkan kondisi lahan Kecamatan Baitussalam terdiri atas tanah lempung dan pasir sehingga yang baik untuk jenis tanaman mangrove adalah Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa, Sonneratia alba dan Bruguiera spp. Wibisono, dkk, 2006. Rehabilitasi hutan mangrove yang dilakukan di Kecamatan Baitussalam telah dilakukan sejak diberlakukannya penanggulangan bencana tsunami pada wilayah NAD. Kegiatan rehabilitasi hutan mangrove ini tidak saja dilakukan pemerintah daerah secara mandiri, melainkan pemerintah bekerjasama dengan NGO yang memberikan bantuan pada pelaksanaan program rehabilitasi hutan mangrove. Penanaman mangrove dilakukan diberbagai lokasi pesisir pantai terutama di areal tambak, bekas habitat mangrove yang telah rusak baik akibat aktivitas manusia maupun yang diakibatkan gelombang tsunami di sepanjang tepi sungai yang bermuara ke laut. Rehabilitasi ini dilakukan untuk menghijaukan kembali kawasan mangrove yang telah rusak dan memperkecil intrusi air laut kedaratan serta memperkecil terjadinya abrasi pantai.

5.2. Peran Pemerintah dalam Rehabilitasi Hutan Mangrove