54
3. Halusinogen, Menimbulkan Kesan Palsu atau Halusinasi
Halusinogen merupakan obat alamiah maupun sintetik yang mengubah persepsi dan pikiran seseorang halusinasi. Termasuk disini adalah obat-obatan
seperti LSD, meskalina kaktus, psilosibina dan psilosina jamur, pala, kecubung, dan berbagai tanaman khas lainnya yang terdapat di seluruh dunia.
Ciri-ciri halusinogen adalah hilangnya kesadaran akan ruang dan waktu, adanya waham merasa curiga, serta halusinasi yang ringan maupun berat. Halusinogen
bisa dipakai melalui cara dimakan dan bisa juga disuntikkan. BKKBN, 2003.
2.6.3 Faktor Penyalahgunaan Napza
1. Faktor pertama adalah Individu. Individulah yang paling berperan
menentukan apakah ia akan atau tidak akan menjadi pengguna napza. Keputusannya dipengaruhi oleh dorongan dari dalam maupun luar dirinya.
Dorongan dari dalam biasanya menyangkut kepribadian dan kondisi kejiwaan seseorang yang membuatnya mampu atau tidak mampu melindungi dirinya
dari penyalahgunaan napza. Dorongan atau motivasi merupakan predisposisi untuk menggunakan obat, misalnya ingin mencobacoba, pendapat bahwa
napza bisa menyelesaikan masalahnya, dst. Dorongan memakai napza bisa disebabkan adanya masalah pribadi seperti stress, tidak percaya diri, takut,
ketidakmampuan mengendalikan diri, tekanan mental dan psikologis menghadapi berbagai persoalan, dan masih banyak lagi yang menyangkut diri
atau kepribadian seseorang. Kepribadian tidak begitu saja terbentuk dari dalam individu melainkan juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang tertanam
55
sejak kecil melalui proses enkulturasi dan sosialisai baik dari keluarga maupun lingkungan masyarakat. Kemampuan membentuk konsep diri self concept,
sistem nilai yang teguh sejak kecil, dan kestabilan emosi merupakan beberapa ciri kepribadian yang bisa membantu seseorang untuk tidak mudah
terpengaruh atau terdorong menggunakan napza.
Faktor-faktor individual penyebab penyalahgunan Napza antara lain:
a. Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau berpikir
panjang mengenai akibatnya. b. Keinginan untuk mencoba-coba karena “penasaran”.
c. Keinginan untuk bersenang-senang just for fun.
d. Keinginan untuk mengikuti trend atau gaya fashionable.
e. Keinginan untuk diterima oleh lingkungan atau kelompok konformitas. f. Lari dari kebosanan, masalah atau kegetiran hidup.
g. Pengertian yang salah bahwa penggunaan sekali-sekali tidak menimbulkan ketagihan.
h. Tidak mampu atau tidak berani menghadapi tekanan dari lingkungan atau kelompok pergaulan untuk menggunakan napza.
i. Tidak dapat berkata TIDAK terhadap NAPZA SAY NO TO DRUGS
2. Faktor kedua adalah masyarakat dan lingkungan sekitar yang tidak