Waypower Pathways Thought Komponen dalam Hope

19 tujuannya maka ia cenderung dapat mengisi dirinya dengan pemikiran yang aktif dan memberdayakan diri menuju pencapaian tujuan. Willpower juga memunculkan keyakinan dalam diri seseorang bahwa ia mampu melakukan suatu tindakan menuju pencapaian tujuan Snyder, 1994. Kemampuan seseorang untuk menciptakan willpower didasarkan pada pengalaman sebelumnya tentang keberhasilan yang mengaktifasikan benak dan tubuh kita untuk mengejar tujuan Snyder, 1994. Penting untuk digarisbawahi bahwa willpower tidak diperoleh ketika seseorang menjalani kehidupannya dengan mudah dimana tujuan dapat dicapai tanpa adanya rintangan. Seseorang yang memiliki willpower adalah seseorang yang telah mampu mengatasi kesulitan-kesulitan sebelumnya dalam hidup.

3. Waypower Pathways Thought

Waypower merefleksikan rencana atau peta jalur secara mental yang menuntun pemikiran yang penuh harapan hopeful thinking. Waypower adalah kapasitas mental yang dapat digunakan untuk menemukan satu atau lebih cara yang efektif untuk mencapai tujuan Snyder, 1994. “a mental capacity we can call on to find one more effective ways to reach our goal” Snyder, 1994. Berikut ini merupakan visualisasi dari konsep waypower menurut Snyder: A B Gambar 2.2 Visualisasi waypower 20 Dalam visualisasi diatas, waypower menunjukan suatu rute tanda panah yang harus dijalani dan dilalui seseorang dari poin A menuju tujuan poin B. Esensi dari berpikir waypower adalah suatu persepsi bahwa seseorang dapat terlibat dalam pemikiran yang penuh perencanaan Snyder, 1994. Secara khusus, kemampuan waypower seseorang dapat diterapkan dalam beberapa tujuan yang berbeda satu sama lain. Secara umum, seseorang tampak lebih mudah untuk merencanakan secara efektif ketika tujuan yang hendak dicapai dapat didefinisikan atau dioperasionalkan dengan baik. Sama seperti willpower, waypower lebih sering terjadi terkait dengan tujuan yang lebih penting. Tujuan yang lebih penting bagi seseorang cenderung memunculkan perencanaan yang kaya. Hal ini terjadi karena seseorang dalam perkembangannya cenderung menghabiskan banyak waktu untuk berpikir tentang bagaimana meraih tujuan yang lebih penting dan cenderung mempraktekan perencanaan terkait dengan tujuan yang lebih penting tersebut. Kemampuan seseorang untuk menciptakan waypower didasarkan pada pengalaman sebelumnya tentang keberhasilan menemukan satu atau lebih cara mencapai tujuan yang telah ditetapkan Snyder, 1994. Berdasarkan hasil penelitian, ingatan seseorang diatur atau diorganisasikan kedalam tujuan dan rencana. Dengan perkataan lain, seseorang menyimpan informasi secara mental berdasarkan pada tujuan dan cara yang diasosiasikan dengan tujuan tersebut Snyder, 1994. Selain itu persepsi seseorang akan kemampuannya mengembangkan cara atau jalan menuju tujuannya kemungkinan diperkaya oleh pengalaman 21 keberhasilan sebelumnya. Pengalaman keberhasilan sebelumnya yang dimaksud adalah dalam hal mengembangkan suatu cara atau jalur baru menuju tujuan pada saat adanya hambatan dalam menjalankan cara yang biasanya dipakai menuju tujuan tersebut. Dalam hal ini. Waypower termasuk fleksibel mental untuk menemukan suatu alternatif jalur menuju pencapaian tujuan yang didambakan. Ungkapan berikut menjelaskan tentang hal ini. “jika anda tidak melakukannya dengan suatu cara tertentu, lakukanlah cara yang berdeda”. A B Gambar 2.3 Visualisasi waypower terkait dengan halangan rintangan Dalam visualisasi diatas tampak adanya jalur lurus dari poin A kedaaan saaat ini menuju poin B tujuan yang didambakan yang biasanya dilakukan seseorang menemui hambatan atau rintangan panah lurus. Seseorang dengan kemampuan waypower yang tinggi secara mental mampu merencanakan jalur lainnya menuju tujuan yang didambakan tersebut panah melengkung. Keyakinan bahwa beberapa jalan atau jalur dapat dilalui menuju pencapaian tujuan dimiliki oleh seseorang dengan kemampuan waypower yang tinggi. Dalam hal ini, seseorang mengubah “cetak biru” yang dimilikinya dan menyesuaikannya dengan tujuan yang didambakan dan rintangan yang harus dihadapinya. Menurut Snyder 1994, tidak semua orang dapat mempersepsikan bahwa dirinya mampu membuat 22 suatu rencana baru melainkan kebanykan orang cenderung merasa terhambat dan kehabisan cara ketika mengalami hambatan dalam usaha pencapaian tujuan.

2.1.3 Variasi harapan berdasarkan kombinasi willpower dan waypower

Dokumen yang terkait

Hubungan antara kekuatan karakter dengan resiliensi residen narkoba di unit pelaksana teknis (UPT) terapi dan rehabilitas badan narkotika nasioanl lido

7 46 139

Metode Theapeutic community bagi residen narkotika di unit terapi dan rehabilitasi badan narkotika Nasional Lido-Bogor

1 21 109

Dimensi religiusitas dan resiliensi pada residen narkoba di Bnn Lido

5 31 228

Faktor-faktor yang mempengaruhi posttraumatic growth pada recovering addict di unit pelaksana teknis (UPT) terapi dan rehabilitasi BNN lido

2 27 333

Hubungan antara adversity quotient dengan intensi untuk pulih dari ketergantungan napza pada residen badan narkotika nasional BNN

4 25 84

Pola komunikasi antara Penyuluh Agama dengan Residen dalam pembinaan sosial keagamaan di Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotik Nasional (BNN) Lido

7 46 94

Interaksi Sosial Antar Pasien Napza Pada Program Therapeutic Community Di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta

1 7 219

Penyelenggaraan Makanan, Konsumsi Pangan, dan Status Gizi Residen di Unit Pelaksana Teknis Terapi dan Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional

0 3 168

PENGARUH PERILAKU APARATUR BIROKRASI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN TERAPI DAN REHABILITASI DI UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN).

0 0 2

Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dan Kecerdasan Emosi dengan Efikasi Diri pada Residen yang Menjalani Program Therapeutic Community di Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Lido - UNS Institutional Repository

0 0 18