Sebagaimana diungkapkan oleh responden yang bernama: Evi, yang peneliti wawancarai pada tanggal 5 Januari 2007 di kediamannya. Beliau
mengatakan: “Cerai lewat pengadilan itu lama, bisa sampai bulan-bulan sedangkan
saya ingin cepat-cepat bercerai karena sudah tidak tahan lagi dengan sikap suami saya yang dingin, kalau tidak lewat pengadilan bisa lebih cepat, tinggal menulis
talak yang ditandatangani oleh suami, ataupun suami saya langsung mengucapkan lafadz talak, dengan begitu saya langsung bisa bercerai, lagi pula
saya bercerai baik-baik dan suami saya baru menjatuhkan talak 1, jadi kalau ingin kembali lagi tinggal balik lagi, kalau cerai ke Pengadilan baru talak 1 lalu
ingin kembali lagi harus bagaimana? saya rasa akan buang-buang waktu.
74
3. Masalah Pribadi yang Harus Ditutupi
Mereka menganggap bahwa perceraian yang di lakukan di Pengadilan itu masalah mereka atau kemelut yang mengakibatkan mereka bercerai akan di
ketahui oleh banyak orang Hal ini dirasakan oleh salah seorang responden kami yang bernama
Andang seorang pengajar honorer di Sekolah Dasar, dia bercerai di luar Pengadilan Agama karena tidak ingin penyebab perceraiannya diketahui oleh
banyak orang apalagi sampai diketahui oleh wali murid dan rekan seprofesinya, oleh karena itu dia bercerai hanya dihadiri oleh suami, kedua orang tua, saksi
dan seorang ulama setempat. Hal ini terungkap ketika peneliti melakukan
74
Hasil wawancara dengan ibu Evi pada tanggal 5 Januari 2007 Sodonghilir: Kediaman ibu Evi
wawancara dengan Andang tanggal 7 Januari 2007 di kediamannya. Ia mengatakan:
“Maaf sekali bukan saya tidak tahu masalah perceraian harus di laksanakan di Pengadilan tapi saya tidak mau perceraian saya di ketahui banyak
orang, sebab saya tidak mau kemelut rumah tangga saya jadi bahan pembicaraan orang.”
75
4. Jarak - Tempuh
Jarak tempuh ke pengadilan yang jauh dari Kecamatan Sodonghilir yang mengakibatkan mereka enggan melakukan perceraian di Pengadilan, jika di
ukur dengan jarak kurang lebih 50 km, dengan waktu tempuh sekitar 2 jam, dan memakan biaya transportasi sekitar Rp 40.000,00ppperorang. Hal ini di
ungkapkan oleh salah seorang responden yang bernama Suryana: “Saya sebenarnya tidak mau bercerai, tapi karena istri saya sangat tidak
menghormati saya sebagai kepala keluarga, akhirnya saya memutuskan untuk bercerai dengan cara baik-baik, tidak jalur hukum yang berlaku, cukup bagi saya
dengan menyerahkan istri saya pada ibu bapaknya, tidak ada perlu sidang segala, masalahnya jarak Sodonghilir ke Tasikmalaya itu jauh.”
76
Hal tersebut senada juga dikatakan oleh salah satu hakim Pengadilan Agama Tasikmalaya Masnun, SH pada waktu wawancara:
75
Ibu Andang, Loc.Cit.
76
Suryana, Wawancara Pribadi, Sodonghilir, 10 Januari 2007