Sejarah Terbentuknya Pengadilan Agama Tasikmalaya dan

e. Perpindahan Ibukota Kabupaten. Sukapura dari Manonjaya ke Tasikmalaya 1 Oktober 1901 yang kemudian diikuti perubahan nama Kabupaten. Sukapura menjadi Kabupaten Tasikmalaya pada Januari 1913. f. Tasikmalaya dalam lingkungan negara RI Undang-undang No. 11945 tanggal 23 November 1945 dan Undang-undang No. 221950 tanggal 8 Agustus 1950.

4. Sejarah Pembentukan Pengadilan Agama Tasikmalaya

Pengadilan Agama Tasikmalaya pertama dibentuk berdasarkan penetapan Menteri Agama No. 6 Tahun 1947, Pengadilan Agama disebut pakauman. Pemisahan dan Pencabutan Pengadilan Agama terjadi pada awal tahun 1950. Setelah proklamasi kemerdekaan terjadi perubahan integral, pada tanggal 3 Januari 1946, terbentuklah kementerian agama, hal mana semua pegawai-pegawai pakauman termasuk Raad Agama diangkat semata-mata oleh kebijakan presiden dan bupati. Setelah terbentuknya kementerian agama tersebut, wewenang untuk mengangkat penghulu dan ketua Raad Agama ditetapkan menjadi wewenang Kementrian Agama. 48 Pakauman Raad Agama semula bertempat di Manonjaya, sewaktu pemerintahan Sukapura. Kabupaten Sukapura pindah ke Tasikmalaya, pakaumanpun ikut pindah, lokasinya di sebelah Selatan Masjid Agung Tasikmalaya, sedang untuk ruang Raad agama bertempat di ruang depan Kantor Urusan Agama, setelah ada pemisahan pada tahun 1950 pindah ke sebelah utara Masjid Agung, kemudian pindah lagi ke Jl. Sutisnasenjaya yang bangunannya 48 Ibid., h. 5 disatukan dengan Departemen Agama, kemudian pindah lagi ke Jl. Bebedahan II No. 30 Tasikmalaya sampai sekarang. 49

5. Keadaan Personil dan keadaan perkara

Jumlah Personil Pengadilan Agama Tasikmalaya masih sangat terbatas, sehingga jumlah kemampuan administratif dan teknis para petugas perlu terus ditingkatkan terutama tenaga administrasinya dengan ditunjang oleh sarana fisik yang memadai, walaupun setiap tahun terus mendapat tambahan pegawai baru yang sampai sekarang berjumlah 46 orang pegawai tetap ditambah 10 orang tenaga honorer dengan perincian sebagai berikut: 50 1. Ketua dan Wakil Ketua = 2 orang 2. Hakim = 10 orang 3. Panitera = 1 orang 4. Pejabat struktur dan Fungsional = 30 orang 5. Tenaga Pelaksana Staf = 3 orang 6. Tenaga Honorer = 10 orang Sejak berlakunya Undang-undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang peraturan pelaksanaannya diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1975 dan Undang-undang No. 7 Tahun 1989 tentang Kompilasi Hukum Islam, maka peranan Pengadilan Agama semakin bertambah, sehingga jumlah kemampuan administratif dan teknis para petugas perlu terus ditingkatkan dan 49 Ibid. 50 Ibid., h. 6