POTENSI PENDIDIKAN
1. Sarana dan Prasarana Pendidikan
- SD : 62 Buah
-SMP : 9 Buah
- SMA : 4 Buah
60
2. Jumlah Murid
- SD : 6.990 Orang
- SMP : 3.374 Orang
- SMA : 1.239 Orang
61
3. Jumlah Guru
- SD : 355 Orang
- SMP : 148 Orang
- SMA : 72 Orang
4. Jumlah Tidak Sekolah
- Tidak tamat SD : 46 Orang
- Tidak melanjutkan ke SMP : 37 Orang
- Buta hurupaksara : 53 Orang
- Rata-rata lama sekolah : 6,3 Orang
POTENSI KESEHATAN
1. Fasilitas Kesehatan
60
Ibid.
61
Ibid. h. 5
- Puskesmas : 1 Orang
- Puskesmas pembantu : 5 Orang
- Rumah bersalin bidan : 5 Orang
- Klinik : 5 Orang
- Posyiandu : 73 Orang
62
2. Tenaga Kesehatan
- Dokter Umum : - Orang
- Dokter Gigi : - Orang
- Bidan : 5 Orang
- Perawat : 10 orang
- Perawat Gigi : 1 Orang
63
POTENSI EKONOMI
1. Lembaga Perekonomian Masyarakat
- Industri Perusahaan : 1 buah
- BUMNBUMD : 3 buah
- Parawisata : - buah
- Hotel : - buah
- Perusahaan Jasa : 49 buah
- Kelomok Usaha Kecil : 25 Buah
- Usaha perorangan : 27 Buah
62
Ibid.
63
Ibid.
- Koperasi : 6 Buah
- UPK : 1 Buah
64
64
Ibid., h. 6
BAB IV PERCERAIAN DI KECAMATAN SODONGHILIR
A. Hukum Perceraian di Luar Pengadilan
Berbicara tentang perceraian di luar pengadilan, tidak dapat dilepaskan dengan pendapat fiqih ulama klasik. Jika ditilik lebih seksama, nampaknya tidak
satupun para imam madzhab yang mengharuskan adanya tempat khusus, termasuk di pengadilan, yang membuat sah terjadinya perceraian. Dengan kata lain, di tempat
mana saja yang pantas dan layak, bisa membuat sah terjadinya perceraian selama memenuhi persyaratan dan rukunnya.
65
Pendapat ulama klasik tersebut di atas, tidak terlepas dengan kondisi ril pada masanya yang memang bentuk ada lembaga peradilan seperti pada saat sekarang.
Namun demikian pada masa sekarang ini, juga banyak ditemui para ulama dan kiai yang berpendapat sahnya perceraian di luar pengadilan. Salah satunya yaitu Kiyai.
Abdul Madjid, anggota MUI Kecamatan Sodonghilir, yang mengatakan bahwa perceraian sah walaupun dilakukan di hutan ataupun di lautan, tidak harus di
Pengadilan Agama. Hanya saja menurut beliau, undang-undang yang mengharuskan perceraian di Pengadilan Agama itu lebih baik, karena itu adalah usaha pemerintah
untuk meminimalisir perceraian.
66
Menurut penulis, meskipun secara hukum Islam perceraian sah dilakukan di luar pengadilan, namun akan lebih baik jika dilakukan di pengadilan sesuai dengan
65
Abdul Madjid, Wawancara Pribadi, Sodonghilir: 1 Januari 2007
66
Ibid.
ketentuan undang-undang yang berlaku di Indonesia. Perceraian di Pengadilan Agama mempunyai pengaruh dan dampak positif, di antaranya:
1. Tidak mudahnya perceraian dapat mengurangi tingkat perceraian yang terjadi di
masyarakat. 2.
Hakim yang mengadili perceraian mengatur masalah nafkah bagi istri dan anak paska perceraian, termasuk hak asuh anak hadhanah.
3. Secara sosial, dengan terbukanya perceraian di Pengadilan Agama dapat
menimbulkan keadilan bagi suami-istri, seperti adanya peluang bagi pihak lain untuk menikahi mereka melalui KUA. Selain itu, dengan perceraian di muka
Pengadilan Agama menghindari fitnah akibat telah jelasnya status perceraian mereka.
67
B. Perceraian di Luar Pengadilan di Kecamatan Sodonghilir
Pada dasarnya masalah perceraian ini sudah diatur dalam peraturan pemerintah No 91975, dan undang-undang perkawinan No. 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan, dan Kompilasi Hukum Islam yang ditujukan khusus bagi umat Islam, mulai dari Instansi atau lembaga mana yang berhak mengurus perceraian, siapa yang
berhak menceraikan, tata cara perceraian dan lain-lain sampai alasan-alasan yang diperbolehkan terjadinya perceraian. Akan tetapi banyak masyarakat yang tidak
tunduk terhadap peraturan perundang-undangan, hal ini terbukti dengan tidak dilakukannya perceraian yang tidak sesuai dengan prosedur perundang-undangan,
67
Masnun, Wawancara Pribadi, Tasikmalaya: 16 Januari 2007