Hukum Perceraian di Luar Pengadilan

ketentuan undang-undang yang berlaku di Indonesia. Perceraian di Pengadilan Agama mempunyai pengaruh dan dampak positif, di antaranya: 1. Tidak mudahnya perceraian dapat mengurangi tingkat perceraian yang terjadi di masyarakat. 2. Hakim yang mengadili perceraian mengatur masalah nafkah bagi istri dan anak paska perceraian, termasuk hak asuh anak hadhanah. 3. Secara sosial, dengan terbukanya perceraian di Pengadilan Agama dapat menimbulkan keadilan bagi suami-istri, seperti adanya peluang bagi pihak lain untuk menikahi mereka melalui KUA. Selain itu, dengan perceraian di muka Pengadilan Agama menghindari fitnah akibat telah jelasnya status perceraian mereka. 67

B. Perceraian di Luar Pengadilan di Kecamatan Sodonghilir

Pada dasarnya masalah perceraian ini sudah diatur dalam peraturan pemerintah No 91975, dan undang-undang perkawinan No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, dan Kompilasi Hukum Islam yang ditujukan khusus bagi umat Islam, mulai dari Instansi atau lembaga mana yang berhak mengurus perceraian, siapa yang berhak menceraikan, tata cara perceraian dan lain-lain sampai alasan-alasan yang diperbolehkan terjadinya perceraian. Akan tetapi banyak masyarakat yang tidak tunduk terhadap peraturan perundang-undangan, hal ini terbukti dengan tidak dilakukannya perceraian yang tidak sesuai dengan prosedur perundang-undangan, 67 Masnun, Wawancara Pribadi, Tasikmalaya: 16 Januari 2007 yang umumnya perceraian yang terjadi pada masyarakat Sodonghilir tidak melalui prosedur Pengadilan Agama PA. 68 Gambaran perceraian masyarakat kecamatan Sodonghilir berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pelaku perceraian di bawah tangan, ibu Yeti terungkap bahwa proses perceraian mereka dilakukan secara kekeluargaan, maksudnya perceraian mereka dapat selesai dengan mempertemukan keluarga suami Ayah dan Ibu dan keluarga si istri Ayah dan Ibu serta dihadiri oleh beberapa saksi, biasanya pihak yang bercerai membawa saksi masing-masing, terutama orang yang di percaya oleh yang hendak bercerai sebelum terjadinya perceraian, kedua belah pihak suami istri dinasehati supaya setelah perceraian nanti tidak terjadi permusuhan apalagi ada rasa dendam, dari pihak yang merasa kurang puas dengan perceraian yang terjadi. Setelah dinasehati maka suami mengucapkan lafadz talak di depan para saksi maka terjadilah perceraian, kemudian si suami membuat surat yang berisi bahwa si istri telah di ceraikan, baik talak satu, dua ataupun tiga dan ditandatangani oleh suami sebagai alat bukti bahwa hubungan suami istri telah putus. Ini terlihat dari dari ungkapan ibu Yeti: Saya bercerai di rumah tahun 2005 akhir. Saya bercerai dengan kekeluargaan dengan dihadiri oleh saksi-saksi dari saya, dan suami saya. Kakek saya yang membimbing pengucapan talak satu, kakak saya saksi dari saya, sedangkan saksi dari suami saya yaitu pamannya. 69 Selain cara kekeluargaan yang melibatkan kedua orang tua dari kedua belah pihak dan tokoh atau ulama setempat, perceraian dapat terjadi hanya dengan kesepakatan kedua belah pihak suami-istri. Sebagai bukti bahwa ikatan 68 Ana Suryana, Wawancara Pribadi, Sodonghilir: 10 Januari 2007 69 Hasil wawancara dengan ibu Yeti, pada tanggal 4 Januari 2007 Sodonghilir: Kediaman ibu Yeti