Perceraian di Luar Pengadilan di Kecamatan Sodonghilir

yang umumnya perceraian yang terjadi pada masyarakat Sodonghilir tidak melalui prosedur Pengadilan Agama PA. 68 Gambaran perceraian masyarakat kecamatan Sodonghilir berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pelaku perceraian di bawah tangan, ibu Yeti terungkap bahwa proses perceraian mereka dilakukan secara kekeluargaan, maksudnya perceraian mereka dapat selesai dengan mempertemukan keluarga suami Ayah dan Ibu dan keluarga si istri Ayah dan Ibu serta dihadiri oleh beberapa saksi, biasanya pihak yang bercerai membawa saksi masing-masing, terutama orang yang di percaya oleh yang hendak bercerai sebelum terjadinya perceraian, kedua belah pihak suami istri dinasehati supaya setelah perceraian nanti tidak terjadi permusuhan apalagi ada rasa dendam, dari pihak yang merasa kurang puas dengan perceraian yang terjadi. Setelah dinasehati maka suami mengucapkan lafadz talak di depan para saksi maka terjadilah perceraian, kemudian si suami membuat surat yang berisi bahwa si istri telah di ceraikan, baik talak satu, dua ataupun tiga dan ditandatangani oleh suami sebagai alat bukti bahwa hubungan suami istri telah putus. Ini terlihat dari dari ungkapan ibu Yeti: Saya bercerai di rumah tahun 2005 akhir. Saya bercerai dengan kekeluargaan dengan dihadiri oleh saksi-saksi dari saya, dan suami saya. Kakek saya yang membimbing pengucapan talak satu, kakak saya saksi dari saya, sedangkan saksi dari suami saya yaitu pamannya. 69 Selain cara kekeluargaan yang melibatkan kedua orang tua dari kedua belah pihak dan tokoh atau ulama setempat, perceraian dapat terjadi hanya dengan kesepakatan kedua belah pihak suami-istri. Sebagai bukti bahwa ikatan 68 Ana Suryana, Wawancara Pribadi, Sodonghilir: 10 Januari 2007 69 Hasil wawancara dengan ibu Yeti, pada tanggal 4 Januari 2007 Sodonghilir: Kediaman ibu Yeti perkawinan mereka telah berakhir, suami membuat surat yang ditandatangani, sebagai alat bukti. walaupun hanya dengan tulisan tangan. Dan ada yang sama sekali tidak memakai surat cerai, cukup si suami mengucapkan ikrar talak secara lisan saja. Adapun perceraian yang dilakukan di luar Pengadilan, menurut pendapat salah satu hakim Pengadilan Agama Tasikmalaya yang berhasil peneliti wawancarai, Masnun SH. menyatakan: “Perceraian yang dilakukan di luar Pengadilan sudah jelas perceraian tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum dan akan merugikan bagi pihak-pihak yang bercerai dan perceraian tersebut harus di ajukan ke Pengadilan untuk memperoleh keputusan perceraian yang mempunyai kekuatan hukum tetap” 70 Sesuai dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan pasal 39: 1. Perceraian hanya dapat di lakukan di depan sidang Pengadilan setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak dapat mendamaikan kedua belah pihak. 2. Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa suami istri tidak akan dapat rukun sebagai suami istri.

C. Faktor-Faktor Terjadinya Perceraian di Luar Pengadilan Agama di

Kecamatan Sodonghilir Faktor penyebab masyarakat kecamatan Sodonghilir melakukan perceraian di luar pengadilan, jika dilihat dari kondisi masyarakat Sodonghilir berdasarkan hasil penelitian penulis adalah: 70 Masnun, Hakim Pengadilan Agama Tasikmalaya, Wawancara Pribadi, Tasikmalaya, 16 Januari 2007

1. Faktor Ekonomi

Biaya persidangan yang begitu besar, memicu terjadinya perceraian di luar Pengadilan. Ini bisa dirasakan oleh masyarakat kecamatan Sodonghilir yang mayoritas ekonominya lemah, sehingga mereka tidak sanggup membayar persidangan. 71 Menurut hakim Pengadilan Agama Tasikmalaya yang berhasil kami wawancara, Drs. Masnun, S.H. bahwa salah satu yang memberatkan masyarakat melakukan perceraian di luar Pengadilan biasanya karena mereka terbebani masalah biaya Pengadilan, karena memang biaya Pengadilan sangat besar bagi orang-orang yang berekonomi menengah ke bawah, padahal Pengadilan yang bersangkutan dapat memberikan keringanan biaya jika benar-benar tidak mampu. 72 Hal ini dialami oleh Ibu Andang, dia melakukan cerai di luar Pengadilan Agama karena merasa terbebani oleh masalah biaya administrasi. Andang mengatakan: “Biaya cerai di Pengadilan itu mahal, kalau punya uang lebih baik di gunakan untuk biaya hidup sehari-hari.” 73

2. Masalah Waktu

Selain masalah biaya persidangan juga ada faktor penting yang mengakibatkan mereka melakukan perceraian di luar pengadilan yaitu masalah proses persidangan yang begitu lama, sedangkan mereka ingin sekali masalah perceraian itu cepat selesai. 71 Masnun, Loc.Cit. 72 Ibid. 73 Ibu Andang, Wawancara Pribadi, Sodonghilir, 7 Januari 2007