Akibat Perceraian di Luar Pengadilan Bagi Suami Akibat Perceraian di Luar Pengadilan Agama Terhadap Anak

Setiap perceraian pasti akan menimbulkan akibat negatif bagi setiap orang yang berkaitan dengan pasangan suami istri yang bercerai tersebut, baik dari pihak istri, suami, maupun bagi keluarga kedua belah pihak, terlebih lagi perceraian tersebut akan mempengaruhi si buah hati, baik perceraian tersebut dilakukan di luar Pengadilan maupun di dalam Pengadilan. Bagi seorang anak, suatu perpisahan perceraian kedua orang tuanya merupakan hal yang dapat mengganggu kondisi kejiwaan, yang tadinya si anak berada dalam lingkungan keluarga yang harmonis, penuh kasih sayang dari kedua orang tuanya, hidup bersama dengan memiliki figur seorang ayah, dengan figur seorang ibu, tiba-tiba berada dalam lingkungan keluarga yang penuh masalah yang pada akhirnya harus tinggal hanya dengan salah satu figur, ibu ataupun ayah. 84 Perceraian yang dilakukan di luar sidang Pengadilan tidak akan berpengaruh pada kondisi kejiwaan anak, tetapi terkadang si ayah tidak memberi nafkah secara teratur dan dalam jumlah yang tetap. Perceraian yang dilakukan di luar Pengadilan tidak mempunyai kekuatan hukum, sehingga tidak ada yang dapat memaksa si ayah ataupun ibu untuk memberi nafkahnya secara teratur baik dari waktu memberikan nafkah maupun dari jumlah materi atau nafkah yang diberikan. Jika perceraian dilakukan di Pengadilan Agama hal tersebut akan ditetapkan oleh Pengadilan, sesuai dengan Kompilasi Hukum Islam pasal 156 poin f. 84 Hukumonline,comdetail,aspfocus diakses tanggal 4 April 2007 Dalam kasus ini, Abil tempat tanggal lahir Tasikmalaya 05 Mei 2003, ayahnya bernama Jodhi dan ibunya bernama Yeti, Dia Abil merupakan salah satu dari sekian banyak korban dari hancurnya sebuah keluarga karena kedua orang tua mereka bercerai. Jika perceraian kedua orang tua mereka dilakukan di Pengadilan. Begitu juga dengan Dian, lahir Tasikmalaya 26 Juni 1998. ayahnya bernama Kusnadi dan ibunya bernama Andang. Dari mulai usia 1 tahun, sampai sekarang belum pernah merasakan kasih sayang dari seorang ayah kandung sendiri. Bahkan nafkah lahir pun dari ayahnya bisa di katakan minim, Sampai sekarang usia sembilan tahun. Sudah ke jenjang dunia pendidikan di SD. Tapi dia bersyukur masih mendapatkan kasih sayang seorang ibu. Tetapi mengenai nafkah sehari-hari Dian di tanggung sama ibunya sendiri, dan saudara dari ibunya.

E. Analisa Penulis

Di Negara Indonesia ini sangat jelas bahwa pada dasarnya perkara perceraian merupakan perkara yang kewenangannya dimiliki oleh Pengadilan baik Pengadilan Negeri maupun Pengadilan Agama. Selain lembaga Pengadilan yang sah, keputusannya dianggap tidak sah dan tidak mengikat serta tidak memiliki kekuatan hukum. Hal ini merujuk kepada pasal 115 Kompilasi Hukum Islam yang menyatakan bahwa: “Putusnya perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang Pengadilan Agama, setelah Pengadilan Agama tersebut berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak.” Akan tetapi tidak selamanya suatu hukum selalu dipatuhi oleh masyarakat, seperti halnya yang terjadi pada masyarakat kecamatan Sodonghilir yang mempunyai kesadaran hukum yang sangat minim, walaupun pada dasarnya masyarakat kecamatan Sodonghilir sebagian sudah mengetahui peraturan mengenai perceraian. Hal ini berdasarkan pada pernyataan kepala Kantor Urusan Agama kecamatan Sodonghilir, yang sudah dijelaskan di muka. Dalam hal seperti ini banyak sekali faktor yang melatar belakangi masyarakat kecamatan Sodonghilir melakukan perceraian di luar Pengadilan, salah satu faktor yang sangat mendasar yaitu perceraian yang dilakukan di luar Pengadilan sudah menjadi adat kebiasaan dan masyarakat menganggap bahwa perceraian seperti itupun sudah sah, selain faktor kebiasaan adat faktor ekonomi menjadi salah satu penyebab utama perceraian di luar Pengadilan. Walaupun lembaga yang berwenang tidak memberikan sangsi pidana secara langsung, akan tetapi banyak sekali dampak negatif yang masyarakat akan merasakan. Status perceraian mereka yang tidak mempunyai kekuatan hukum karena tidak diputuskan di depan sidang Pengadilan Agama, yang menyebabkan tidak dapat menikah kembali di Kantor Urusan Agama karena tidak memiliki surat keputusan dari Pengadilan Agama. Dampak negatif dari perceraian di luar Pengadilan tidak hanya berdampak terhadap suami istri saja tetapi terhadap anak pun mempunyai dampak negatif. Si anak tidak mendapatkan nafkah secara teratur karena tidak ada suatu putusan yang memiliki kekuatan hukum sehingga tidak dapat memaksa pihak ayah untuk