Latar Belakang Pendekatan Model Fuzzy Goal Programming Dalam Penetapan Pembobotan Prioritas Dari Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

Ridha Vera Hartati : Pendekatan Model Fuzzy Goal Programming Dalam Penetapan Pembobotan Prioritas Dari Metode Analytical Hierarchy Process AHP, 2009. USU Repository © 2009 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses analisis kebijakan membutuhkan adanya kriteria sebelum memutuskan pilihan dari berbagai alternatif yang ada. Kriteria menunjukkan definisi masalah dalam bentuk yang konkret dan kadang-kadang dianggap sebagai sasaran yang akan dicapai. Setiap orang, tidak harus pimpinan dapat membuat keputusan akan tetapi dampak keputusan yang ditimbulkan berbeda-beda. Pada umumnya suatu keputusan dibuat dalam rangka untuk memecahkan permasalahan atau persoalan problem solving, setiap keputusan yang dibuat pasti ada tujuan yang akan dicapai. Adapun tujuan dari keputusan yang dibuat adalah untuk memuaskan atau memenuhi target atau paling tidak mendekati target yang telah ditentukan menurut skala prioritasnya masing-masing. Dalam keadaan dimana seorang pengambil keputusan dihadapkan kepada suatu persoalan yang mengandung beberapa tujuan di dalamnya, maka program linier tidak dapat membantunya untuk memberikan pertimbangan yang rasional. Karena program linier hanya terbatas pada analisis tujuan tunggal.Oleh karena itu, maka diperlukan suatu bantuan program tujuan ganda yang dikenal sebagai goal programming atau multiple objective programming yang merupakan modifikasi atau variasi khusus dari program linier selain itu diperlukan metode analytical hierarchy processAHP untuk menyelesaikan problem pengambilan keputusan multikriteria multicriteria decision making. Ridha Vera Hartati : Pendekatan Model Fuzzy Goal Programming Dalam Penetapan Pembobotan Prioritas Dari Metode Analytical Hierarchy Process AHP, 2009. USU Repository © 2009 AHP dikembangkan oleh Saaty pada pertengahan tahun 1970 Saaty 1977. Pengembangannya mendasarkan pada kemampuan judgment pertimbanganmanusia untuk mengkonstruksi persepsi secara hirarkis dari suatu persoalan keputusan multikriteria, juga untuk membuat perbandingan baik yang bersifat tangible terukur atau intangibletak terukur dari suatu kriteria, atribut atau sifat dari masing-masing elemen keputusan. Untuk bisa memperoleh penetapan bobot prioritas relatif dari setiap elemen keputusan, pendekatan AHP perlu mensintesis judgment pada setiap level hirarki keputusan. Kemudian pada setiap level tersebut, keseluruhan elemen keputusan dikonversikan menjadi keputusan tunggal dimana terjadi hubungan ketergantungan antar elemennya. Karenanya penetapan estimasi bobot prioritas relatif elemen keputusan pada setiap level hirarki menjadi langkah yang terpenting dan menentukan dalam metode AHP. Umumnya saat pengambil keputusan menetapkan pembobotan relatif antar elemen keputusan dalam metode AHP dilakukan dalam evaluasi lingkungan keputusan yang samar dan subyektif. Misalnya saat harus menetapkan intensitas pembobotan kualitatif kriteria seperti ”sama” penting, ”cukup” penting, ”lebih” penting dan ”sangat ” penting. Dalam kondisi seperti itu tampaknya diperlukan suatu model keputusan yang mempertimbangkan fuzzyness ketidakpastian untuk memungkinkan menampung faktor imprecise tidak jelas dalam proses penetapan prioritas kriteria. Penggunaan goal programming sendiri untuk menyelesaikan problem ini memerlukan penetapan tingkat aspirasi subyektif untuk mencapai suatu goal. Karenanya model dalam penelitian ini menggunakan konsep fuzzy hanya pada penetapan tingkat pencapaian suatu goal yang menjadi aspirasi pengambil keputusan. Penetapan preferensi berdasarkan judgment manusia untuk memberikan pembobotan, Ridha Vera Hartati : Pendekatan Model Fuzzy Goal Programming Dalam Penetapan Pembobotan Prioritas Dari Metode Analytical Hierarchy Process AHP, 2009. USU Repository © 2009 level aspirasi dan prioritas goal pada suatu elemen keputusan sangat berkaitan dengan konsep fuzzy. Dalam situasi keputusan seperti itu, validitas pendekatan goal programming untuk estimasi pembobotan relatif pada metode AHP dapat ditingkatkan kualitasnya dengan mengembangkannya menjadi tingkat model fuzzy goal programming. Maka penulis berkeinginan untuk menguraikan penyelesaian model fuzzy goal programming dalam penetapan pembobotan prioritas dari metode AHP.

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Fahp) Dalam Menentukan Posisi Jabatan

12 131 82

Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Metode Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation (PROMETHEE) untuk Pemilihan Hardisk Eksternal

19 131 147

Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Weighted Sum Model Pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sepeda

11 131 80

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

16 91 137

Analisis Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Berdasarkan Nilai Consistency Ratio

2 46 123

Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Pertanian Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

18 117 72

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Analisis Pemilihan Supplier Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) di PT. Indo CafCo

12 57 78

Studi Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dan Metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) Untuk Peningkatan Kualitas Layanan Di Rumah Sakit Bina Kasih Medan-Sunggal

4 41 149

Eksposisi Analytic Hierarchy Process Dalam Riset Operasi: Cara Efektif untuk Pengambilan Keputusan

1 66 38