Unsur-unsur Goal Programming Model Goal Programming

Ridha Vera Hartati : Pendekatan Model Fuzzy Goal Programming Dalam Penetapan Pembobotan Prioritas Dari Metode Analytical Hierarchy Process AHP, 2009. USU Repository © 2009 Sistem urutan itu menempatkan tujuan-tujuan dalam susunan dengan hubungan sebagai berikut : P 1 P 2 P k P 1 merupakan tujuan yang paling penting P 2 merupakan tujuan yang kurang penting dan seterusnya Deviational variables variabel simpangan merupakan variabel-variabel yang menunjukkan kemungkinan penyimpangan negatif dari suatu nilai RHS kendala tujuan dalam model Linier Goal Programming dilambangkan dengan − i d , dimana i = 1,2,...,m dan m adalah banyaknya kendala tujuan dalam model atau penyimpangan positif dari suatu nilai RHS dilambangkan dengan + i d . Variabel-variabel ini serupa dengan slack variable dalam Linier Programming. Differential weight bobot merupakan timbangan matematika yang diekspresikan dengan angka kardinal dilambangkan dengan w ki dimana k = 1,2,...,k; i = 1,2,...,m dan digunakan untuk membedakan variabel simpangan i didalam suatu tingkat prioritas k. Technological coefficient koefisien teknologi merupakan nilai-nilai numerik dilambangkan dengan a ij yang menunjukkan penggunaan nilai b i per unit untuk menciptakan x j .

2.2.2 Unsur-unsur Goal Programming

Setiap model Linier Goal Programming paling sedikit terdiri dari tiga komponen, yaitu : sebuah fungsi tujuan, kendala-kendala tujuan, dan kendala non negatif. 1. Fungsi Tujuan Ada tiga jenis fungsi tujuan dalam Linier Goal Programming yaitu: Ridha Vera Hartati : Pendekatan Model Fuzzy Goal Programming Dalam Penetapan Pembobotan Prioritas Dari Metode Analytical Hierarchy Process AHP, 2009. USU Repository © 2009 1. Minimumkan ∑ = + − + = m i i i d d Z 1 Fungsi tujuan yang pertama digunakan jika variabel simpangan dalam suatu masalah tidak dibedakan menurut prioritas atau bobot. 2. Minimumkan K k untuk d d P Z i i m i k ..., 2 , 1 1 = + = + − = ∑ Fungsi tujuan yang kedua digunakan dalam suatu masalah dimana urutan tujuan diperlukan, tetapi variabel simapangan di dalam setiap tingkat prioritas memiliki kepentingan yang sama. 3. Minimumkan K k untuk d d P w Z i i m i k ki ..., 2 , 1 1 = + = + − = ∑ Dalam fungsi tujuan ketiga, tujuan-tujuan diurutkan dan variabel simpangan pada setiap tingkat prioritas dibedakan dengan menggunakan bobot yang berlainan w ki . Jadi, fungsi tujuan yang digunakan akan tergantung pada situasi masalahnya.Perlu diperhatikan bahwa dalam model Linier Goal Programming tidak ditemukan variabel keputusan pada fungsi tujuan. Penulis masih mencari, seperti yang dilakukan model Linier Programming, nilai x j yang tidak diketahui, tetapi akan melakukannya secara tidak langsung melalui minimisasi simpangan negatif dan positif dari nilai RHS kendala tujuan. Linier Programming mencari nilai solusi x j secara langsung melalui minimisasi penyimpangan-penyimpangan dari nilai RHSnya. 2. Kendala Tujuan Ada enam jenis kendala tujuan yang berlainan. Maksud setiap jenis kendala itu ditentukan oleh hubungannya dengan fungsi tujuan. Ridha Vera Hartati : Pendekatan Model Fuzzy Goal Programming Dalam Penetapan Pembobotan Prioritas Dari Metode Analytical Hierarchy Process AHP, 2009. USU Repository © 2009 Tabel 2.5 Jenis-jenis Kendala Tujuan Kendala Tujuan Variabel Simpangan Dalam Fungsi Tujuan Kemungkinan Simpangan Penggunaan Nilai RHS yang diinginkan i i j ij b d x a = + − − i d Negatif = b i i i j ij b d x a = − + + i d Positif = b i i i i j ij b d d x a = − + + − − i d Negatif dan positif b i atau lebih i i i j ij b d d x a = − + + − − i d Negatif dan positif b i atau kurang i i i j ij b d d x a = − + + − − i d dan + i d Negatif dan positif = b i i i j ij b d x a = − + + i d artf. Tidak ada Pas = b i Terlihat bahwa setiap jenis kendala tujuan harus punya satu atau dua variabel simpangan yang ditempatkan pada fungsi tujuan. Dimungkinkan adanya kendala- kendala yang tidak memiliki variabel simpangan. Kendala-kendala ini sama seperti kendala-kendala persamaan linier. Persamaan pertama pada tabel 2.5 maknanya serupa dengan kendala pertidaksamaan ≤ dalam masalah program linier maksimisasi. Persamaan kedua maknanya serupa dengan kendala pertidaksamaan ≥ pada masalah program linier minimisasi. Persamaan ketiga, keempat dan kelima semuanya memperbolehkan penyimpangan dua arah, tetapi persamaan kelima mencari penggunaan sumber daya yang diinginkan sama dengan b i . Ridha Vera Hartati : Pendekatan Model Fuzzy Goal Programming Dalam Penetapan Pembobotan Prioritas Dari Metode Analytical Hierarchy Process AHP, 2009. USU Repository © 2009 Ini serupa dengan kendala persamaan dalam Linier Programming, tetapi tidak menempel pada solusi karena dimungkinkan adanya penyimpangan negatif dan positif. Jika kendala persamaan dianggap perlu dalam perumusan model Linier Goal Programming, ia dapat dimasukkan dengan menempatkan sebuah artificial variabel + i d , seperti pada persamaan keenam. Persamaan ketiga dan keempat memperbolehkan adanya penyimpangan positif dan negatif dari nilai RHSnya. Dalam kendala Linier Programming tak ada pembanding untuk persamaan ketiga dan keempat. 3. Kendala Non Negatif Seperti dalam Linier Programming, variabel-variabel model Linier Programming biasanya bernilai lebih besar atau sama dengan nol. Semua model Linier Goal Programming terdiri dari variabel simpangan dan variabel keputusan, sehingga pernyataan non negatif dilambangkan sebagai x j, − i d , + i d ≥ 0

2.2.3 Kendala Struktural

Dokumen yang terkait

Analisis Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Fahp) Dalam Menentukan Posisi Jabatan

12 131 82

Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Metode Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation (PROMETHEE) untuk Pemilihan Hardisk Eksternal

19 131 147

Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Weighted Sum Model Pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sepeda

11 131 80

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

16 91 137

Analisis Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Berdasarkan Nilai Consistency Ratio

2 46 123

Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Pertanian Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

18 117 72

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Analisis Pemilihan Supplier Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) di PT. Indo CafCo

12 57 78

Studi Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dan Metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) Untuk Peningkatan Kualitas Layanan Di Rumah Sakit Bina Kasih Medan-Sunggal

4 41 149

Eksposisi Analytic Hierarchy Process Dalam Riset Operasi: Cara Efektif untuk Pengambilan Keputusan

1 66 38