Model Fuzzy Goal Programming Untuk Estimasi Penetapan Prioritas

Ridha Vera Hartati : Pendekatan Model Fuzzy Goal Programming Dalam Penetapan Pembobotan Prioritas Dari Metode Analytical Hierarchy Process AHP, 2009. USU Repository © 2009 s s s s i L g L X G − − = µ 24 AX ≤ b

25 1

≤ s µ 26 m s X s ,..., 2 , 1 , , = ≥ µ dimana : V = fungsi obyektif yang mengukur inkonsistensi judgment dari pengambil keputusan. AX ≤ b sebagai kendala sistem. µ = derajat keanggotaan fuzzy. G s X = fungsi goal. g s = goal yang menjadi aspirasi pengambil keputusan. X = vektor variabel keputusan. L s = batas toleransi aspirasi terendah yang ditetapkan subyektif oleh pengambil keputusan. U s = batas tingkat aspirasi toleransi tertinggi yang ditetapkan subyektif oleh pengambil keputusan.

2.3.2 Model Fuzzy Goal Programming Untuk Estimasi Penetapan Prioritas

Telah dipaparkan dari persamaan 13 sampai 17 pengembangan model goal programming untuk estimasi pembobotan prioritas relatif dari metode AHP. Kesulitan utama dari pendekatan ini adalah adanya faktor inkonsistensi penetapan judgment pembobotan elemen keputusan. Karenanya ratio perbandingan judgment Ridha Vera Hartati : Pendekatan Model Fuzzy Goal Programming Dalam Penetapan Pembobotan Prioritas Dari Metode Analytical Hierarchy Process AHP, 2009. USU Repository © 2009 yang disusun tidak selalu bisa memenuhi sifat resiprokalitas dan transitivity dari matriks. Ketidakpastian ini akan berkaitan dengan konsep fuzzy. Misalkan pengambil keputusan telah menetapkan batas level tertinggi toleransi intensitas jawab konsistensi tertinggi U s dan batas level toleransi nilai terendah g s . Nilai-nilai ini mencerminkan tingkat aspirasi subyektif. Keduanya diasumsikan berkorespodensi dengan intensitas jawab inkonsistensi yang masih bisa ditoleransi oleh pengambil keputusan. Saaty 1977,1980,1990,1994 merekomendasikan nilai rasio konsistensi CR sekitar 10. Berdasarkan alasan itu, fungsi obyektif dari model goal dalam persamaan 13 dapat dipandang sebagai fungsi aspirasi goal fungsi G s yang bersifat fuzzy. Fungsi keanggotaan fuzzy linier didapat dengan melakukan substitusi pada setiap fungsi kendala goal persamaan 13 ke dalam fungsi keanggotaan fuzzy yang relevan persamaan 21. Fungsi pencapaiannya berbentuk “additive goal programming” dengan criteria berupa maksimasi nilai keanggotaan fuzzy dengan tambahan pada kendala batas nilai maksimumnya 1 ≤ s µ . Pada setiap level hirarki dan untuk sejumlah s fungsi kendala goal diperoleh model fuzzy dalam bentuk cara linier programming biasa seperti berikut : Maximize V ∑ = s s µ µ 27 s.t Ridha Vera Hartati : Pendekatan Model Fuzzy Goal Programming Dalam Penetapan Pembobotan Prioritas Dari Metode Analytical Hierarchy Process AHP, 2009. USU Repository © 2009 s s j i ij j i ij s s g U n p U − + − = ∑ ∑ Ω ∈ Ω ∈ , , µ 28 untuk s = 1,2,…m . = − + − ij ij i j ij p n w w a 29 untuk i,j ϕ ∈ Ω ∈ j i dan , 33 , . 32 31 ,..., 2 , 1 1 30 1 Ω ∈ ≥ ∈ ≥ = ≤ ∈ = ∑ j i untuk p n i untuk w m s untuk i untuk w ij ij i s i i ϕ µ ϕ dimana : V = fungsi obyektif yang mengukur inkonsistensi judgment dari pengambil keputusan. w i dan w j = variabel keputusan untuk pembobotan relatif dari setiap elemen keputusan 1 dan j yang terkait pada suatu level hirarki tertentu. n ij ,p ij = variabel deviasi baru dalam fungsi kendala goal. ij a = elemen-elemen yang terdapat dalam matriks dengan i,j = 1,2...,n µ = derajat keanggotaan fuzzy. g s = batas toleransi aspirasi terendah yang ditetapkan subyektif oleh pengambil keputusan. U s = batas tingkat aspirasi toleransi tertinggi yang ditetapkan subyektif oleh pengambil keputusan. ϕ = elemen keputusan ϕ = {1,2,...n} Ridha Vera Hartati : Pendekatan Model Fuzzy Goal Programming Dalam Penetapan Pembobotan Prioritas Dari Metode Analytical Hierarchy Process AHP, 2009. USU Repository © 2009 Ω = sebagai himpunan perbandingan judgment yang ditetapkan secara berpasangan oleh pengambil keputusan untuk Ω ={1,2,1,3,...,1,n,2,3,...2,n,...,n-1,n}.

2.4 Pengenalan Program QM for Windows

Dokumen yang terkait

Analisis Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Fahp) Dalam Menentukan Posisi Jabatan

12 131 82

Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Metode Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation (PROMETHEE) untuk Pemilihan Hardisk Eksternal

19 131 147

Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Weighted Sum Model Pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sepeda

11 131 80

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

16 91 137

Analisis Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Berdasarkan Nilai Consistency Ratio

2 46 123

Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Pertanian Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

18 117 72

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Analisis Pemilihan Supplier Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) di PT. Indo CafCo

12 57 78

Studi Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dan Metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) Untuk Peningkatan Kualitas Layanan Di Rumah Sakit Bina Kasih Medan-Sunggal

4 41 149

Eksposisi Analytic Hierarchy Process Dalam Riset Operasi: Cara Efektif untuk Pengambilan Keputusan

1 66 38