Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009
67
B hingga pisau belati jatuh, tetapi juga tangan B terluka, maka dikatakan A berhak berbuat memukul itu dan tiada suatu perbuatan melanggar hukum dari pihak A.
Kalau setelah pisau balati B jatuh, A melanjutkan pukulannya dan mangenai kepala B sehingga terluka, maka pukulan yang kedua ini tidak lagi masuk hal
membela diri. Dalam hal diatas, pukulan A ke B untuk yang kedua kalinya masih dapat
dipersoalkan apakah perbuatan A tersebut dapat dikatakan membela diri atau tidak. Jelas berbeda halnya apabila perbuatan A tidak dipacu sama sekali oleh
adanya serangan dari B dimana A begitu saja langsung memukul kepala B. Harus dicermati kembali keadaan saat kejadian tersebut berlangsung. Kalau A sama
sekali tidak memberi alasan kepada B untuk melakukan serangan dengan pisau belati itu, maka mudah dapat dimengerti, bahwa A sebagai akibat dari serangan
itu, menjadi sangat marah, sehingga ia tidak dapat menahan nafsu untuk membalas dendam kepada B. Selain itu ada kemungkinan B akan menyerang lagi
sehinnga A merasa khawatir lalu memukul B untuk yang kedua kali. Dalam kedua hal tersebut mesalnya, maka boleh jadi perbuatan A tidak termasuk perbuatan
melanggar hukum. Ini semua tergantung keadaan in concreto yang tertentu.
3. Keadaan Terpaksa Overmacht.
Yang dimaksud dengan keadaan memaksa yaitu suatu paksaan yang tidak dapat dielakkan lagi datangnya dari luar. Keadaan yang dimaksud
adalah bahwa setiap orang siapapun juga, dengan keadaan semacam itu pasti terpaksa untuk melakukan perbuatan yang pada umumnya merupakan
Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009
68
suatu perbuatan melawan hukum. Misalnya seorang pengemudi mobil, si A, sewaktu sedang mengendarai mobil dengan perlahan-lahan. Kemudian
sekonyong-konyong ada seseorang yang lebih kuat, si B, menarik tangan A dan menyuruhnya menepi karena ingin merampas mobilnya. Dalam hal ini si B
menyuruh si A untuk menepikan mobilnya disuatu tempat dimana ada sebuah mobil yang sedang parkir yang akhirnya malah menabrak dan menimbulkan
kerusakan pada mobil yang parkir tersebut. Dalam hal ini si A sama sekali tidak melanggar hukum, karena dapat dikatakan si B lah yang menyebabkan
tabrakan itu. Keadaan memaksa juga terjadi apabila dalam hal seorang melakukan
perbuatan melanggar hukum dimana orang tersebut sebenarnya dapat menghindari melakukan perbuatan tersebut ia harus melakukan pengorbanan kepentingan
dirinya sendiri. Namun demi menghindari perbuatan melanggar hukum dengan mengorbankan kepentingannya ia toh melakukan perbuatan melanggar hukum.
Dengan hal ini kewajiban seseorang untuk tidak melakukan perbuatan melanggar hukum itu, dapat dianggap lenyap. Misalnya, A sedang mengemudikan mobilnya
dimalam hari. Lalu berjumpa dengan B yang juga sedang mengendarai mobil. B tiba-tiba menjalankan mobilnya dengan sedemikian rupa sehingga membuat A
hanya mempunyai dua pilihan jalan yaitu, menabrakkan mobilnya ke pohon yang ada dipinggir jalan atau menabrakkan mobilnya ke mobil B. Dengan
pertimbangan kemungkinan kerusakan yang akan dialaminya jika menabrakkan mobilnya ke pohon atau ke mobil B maka A menabrakkan mobilnya ke mobil B.
Akibatnya mobil B mengalami kerusakan. Dalam hal inipun A tidak dapat
Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009
69
dikatakan melakukan perbuatan melawan hukum karena A terpaksa menabrak B demi keselamatannya.
Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009
70
BAB III PENGATURAN DAN PEMAMFAATAN IKLAN SEBAGAI MEDIA
PEMASARAN PRODUK
A. Pengertian Dan Hubungan Hukum Para Pihak 1. Pengertian Iklan, Iklan Menyesatkan, Dan Bentuk-Bentuk Iklan Yang
Menyesatkan Konsumen.
Pemasaran marketing sebenarnya lebih dari sekedar mendistribusian barang dari para produsen pembuat tersebut ke para konsumen pemakainya.
Pemasaran sesungguhnya meliputi semua tahapan, yakni mulai dari penciptaan produk hingga ke pelayanan purna jual setelah transaksi
penjualan itu sendiri terjadi. Salah satu tahapan dalam pemasaran iklan tersebut adalah periklanan.
Untuk memahami masalah periklanan perlu diketahui definisi yang jelas mengenai iklan, sehingga dapat diketahui batasan-batasan yang jelas
mengenai iklan. Dalam naskah Akademis Peraturan Perundang-undangan tentang
Periklanan yang dimaksud dengan iklan adalah :
45
c. Iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan
oleh suara media, dengan dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat Tata Krama dan
Tata Cara Periklanan Indonesia.
45
Badan Pembinaan Hukum Nasional
1
, op.cit, hal.9