Penyelesaian Sengketa Melalui Badan Penyelesaian Sengketa

Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 136 Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan, bahwa Pengadilan Negeri dalam memeriksa keberatan atas putusan BPSK tidak melakukan pemeriksaan ulang terhadap keseluruhan perkara, pemeriksaan hanya bertumpu pada dasar putusan BPSK dan terhadap berkas-berkas perkara saja, kecuali majelis hakim memandang perlu untuk mengadili sendiri sengketa konsumen yang bersangkutan.

2. Penyelesaian Sengketa Melalui Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen. Badan penyelesaian sengketa konsumen BPSK adalah badan yang memiliki kewenangan menyelesaikan sengketa konsumen diluar pengadilan. 85 Sesuai dlam amanat UUPK, BPSK akan di bentuk disetiap Daerah Tingkat II. Berdasarkan Keputusan Presiden Kepres No. 90 Tahun 2001 tentang Pembentukkan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen pada Pemerintah Kota Badan ini dibentuk sebagai alternatif bagi konsumen yang membutuhkan media penyelesaian sengketa secara cepat, mudah dan murah. Cepat, ditentukan dari 21 dua puluh satu hari kerja yang wajib menghasilkan sebuah putusan. Mudah, terletak pada prosedur administrasi dan proses pengambilan putusan yanga sangat sederhana. Murah, terletak pada biaya perkara yang terjangkau, serta dapat memberikan keputusan yang menang-menang win-win solution. Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 137 Medan, Kota Palembang, Kota Jakarta Pusat, Kota Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Yogyakarta, Kota Surabaya, Kota Malang dan Kota Makasar, dibentuk BPSK di sekitar 10 sepuluh kota yaitu : Kota Medan, Kota Palembang, Kota Jakarta Pusat, Kota Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Yogyakarta, Kota Surabaya, Kota Malang dan Kota Makasar. Selanjutnya dalam Keputusan Presiden No. 108 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen pada Pemerintah Kota Kupang, Kota Samarinda, Kota Sukabumi,Kota Bogor, Kota Kediri, Kota Mataram, Kota Palangkaraya dan pada Kabupaten Kupang, Kabupaten Belitung, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Serang, Kabupaten Ogan Komering dan Kabupaten Jeneponto. Terakhir, pada 21 Juli 2005 di tetapkan Keputusan Presiden No. 18 Tahun 2005 yang membentuk BPSK di Kota Padang, Kebupaten Indramayu, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Tangerang. Namun, pada saat ini hanya ada delapan BPSK yang telah beroperasi dan menjalankan tugasnya, yaitu BPSK di Kota Medan, Kota Palembang, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Yogyakarta, Kota Surabaya, Kota Malang dan Kota Makasar. Kasus yang sudah didaftarkan ke BPSK dapat dicabut dengan alasan akan diselesaikan secara pribadi. Hal ini tidak bertentangan dengan ketentuan UUPK, karena menurut penjelasan Pasal 45 Ayat 2 UUPK “dimungkinkan pada setiap tahap penyelesaian sengketa diusahakan untuk digunakan penyelesaian damai oleh kedua belah pihak yang bersengketa, tanpa melalui pengadilan atau BPSK”. Penyelesaian sengketa konsumen sebagaimana dimaksud dalam ayat ini tidak 85 Shidarta “Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia”, Jakarta : PT Gramedia Widia Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 138 menutup kemungkinan penyelesaikan damai oleh para pihak yang bersengketa. Pada setiap tahap diusahakan untuk mengusahakan penyelesaian damai oleh kedua belah pihak yang bersengketa. Yang dimaksud dengan penyelesaian secara damai adalah penyelesaian yang dilakukan kedua belah pihak yang bersengketa pelaku usaha dan konsumen tanpa melalui Pengadilan atau Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dan tidak bertentangan dengan Undang-Undang. Tetapi sebaiknya upaya-upaya penyelesaian sengketa secara damai hendaknya terlebih dahulu diselesaikan sebelum kasus itu diadukan ke Pengadilan atau BPSK, dan apabila tidak ditemukan jalan damai barulah kasus tersebut diselesaikan melalui Pengadilan atau BPSK. Sarana Indonesia,2006 hal.138. Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 139

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikana pada bab-bab terdahulu maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut : 1. Peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan konsumen ternyata belum cukup memberikan perlindungan terhadap konsumen dari penayangan iklan menyesatkan, oleh karena itu kegiatan periklanan harus diatur dengan pembuatan peraturan setingkat dengan Undang-Undang yang secara khusus mengatur kegiatan periklanan. Saat ini , peraturan kegiatan periklanan dilaksanakan melalui berbagai ketentuan yang bersifat umum, seperti Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUH Perdata, seperti Kitab Undang- Undang Hukum Pidana KUHP, Undang-Undang Perlindungan Konsumen UUPK No. 8 Tahun 1999 serta berbagai peraturan administratif baik di pusat maupun di daerah terutama di bidang kesehatan. Dengan adanya self