Beratnya tingkat kehati-hatian. Beratnya tingkat kelalaian. Perbuatan kecerobohan

Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 42 a. Kelalaian ringan b. Kelalaian biasa c. Kelalaian berat Akan halnya mengenai kelalaian berat, terdapat pembedaan sebagai berikut :

a. Beratnya tingkat kehati-hatian.

Agar sesorang lepas dari tuduhan kelalaian, di haruslah melakukan kegiatannya dalam tingkat kehati-hatian yang wajar. Ada beberapa kelompok pekerjaan yang dituntut untuk memiliki kepedulian dan kehati-hatian yang lebih tinggi dari yang lain misalnya, pengangkut publik seperti supir, masinis, pilot dan sebagainya, lebih tinggi tingkat kehati-hatiannya daripada pengangkut beras. Contoh lain, seorang dokter yang melakukan bedah saraf, lebih tinggi tingkat kehati-hatiannya daripada pemotong hewan. Konsekuensinya hukumnya adalah bahwa bisa saja tindakan bagi orang biasa belum merupakan kelalaian, tetapi bagi kelompok super hati-hati ini sudah merupakan perbuatan kelalaian bahkan dapat merupakan kelalaian berat karena menyangkut nyawa seseorang.

b. Beratnya tingkat kelalaian.

Beratnya tingkat kelalaian ini bila ditelusuri dari sejarah hukum Eropa Kontinental terkhusus pada hukum yang berkenaan dengan pengurusan harta milik orang lain, atau yang disebut dengan bailment. Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 43 Tentang pengurusan harta orang lain ini, terdapat 3 tiga macam kelalaian dengan konsekuensi hukum yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut : 31

c. Perbuatan kecerobohan

“1. Kelalaian ringan Diberlakukan terhadap kelalaian mengurus harta benda dalam sistem kepengurusan harta untuk kepentingan pihak yang mengurus. 2. Kelalaian biasa diberlakukan terhadap kelalaian mengurus harta benda dalam sistem kepengurusan harta untuk kepentingan pihak yang mengurus maupun untuk kepentingan pihak yang diurus. 3. Kelalaian berat Dilakukan terhadap kelalaian mengurus harta benda dalam kepengurusan harta secara gratis semata-mata untuk kepentingan pihak yang diurus”. Perbuatan kecerobohan merupakan kelalaian yang paling tinggi derajatnya. Perbuatan kecerobohan ini sering disebut dengan “Kuasi Kesengajaan”. Karena itu, tidak mengherankan jika sanksi yang dikenakan terhadap pelaku tindakan kecerobohan lebih berat daripada yang lain. Misalnya sanksi berupa ganti rugi penghukuman. Perbuatan kecerobohan memang sangat besar unsur kelalaiannya bahkan tempatnya sebenarnya sudah berada ditengah antara perbuatan kesengajaan dengan perbuatan kelalaian. Seseorang dikatakan melakukan tindakan kecerobohan jika memenuhi kriteria umum seperti berikut : 32 31 Ibid, hal.85 32 Ibid, hal.86 “1 Perbuatan tersebut mengakibatkan resiko yang tidak layak berupa bahaya bagi tubuh seseorang, Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 44 2 Resiko yang sangat besar, baik ditinjau dari segi bahayanya maupun dari besarnya kemungkinan akan terjadi resiko tersebut”. Disamping perbedaan mengenai tingkat kelalaiannya, antara tindakan kelalaian dengan tindakan kecerobohan terdapat juga perbedaan dari jenis masing-masing perbuatan melawan hukum tersebut. Jadi, kesadaran mental pelaku juga berbeda. Jika pada kelalaian, pelakunya dalam melakukan perbuatan tersebut dalam keadaan hanya kurang perhatian, tidak kompeten atau kurang hati-hati. Tetapi dalam tindak kecerobohan, pelaku sadar sepenuhnya atau di presumsi adanya kesadaran akan terjadi kerugian bagi korban, tetapi tetap saja dilakukan perbuatan tersebut. Akan tetapi, tindakan kecerobohan ini berbeda dengan perbuatan melawan hukum karena kesengajaan, sebab dalam tindakan kecerobohan, si pelaku tidak pernah berniat untuk dengan sengaja menimbulkan kerugian bagi oranh lain, tetapi dia melakukan sesuatu yang dia sadar bahwa akibat tertentu yang merugikan orang lain akan terjadi, dimana dia tidak memperdulikan tentang akaibat tersebut dan tetap memilih untuk melakukannya. Dalam periklanan ada suatu contoh kasus kelalaian yaitu kasus papan iklan Lux. Wanita yang dijadikan model dalam iklan tersebut menuntut kepada Lux untuk mencabut semua iklan yang memuat foto dirinya baik itu selebaran, spanduk, papan poster dan lain-lain. Hal ini dikarenakan kontrak sebagai model iklan sabun Lux tersebut sudah habis. Lux pun menyanggupi dan mencabut semua iklan produk sabun Lux dimana wanita itu sebagai modelnya. Namun setelah beberapa waktu wanita mantan model Lux Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 45 itu menemukan satu papan poster yang masih dipasang dengan dia sebagai modelnya, disuatu daerah di Jawa Tengah. Ia akhirnya menggugat Lux atas kelalaian Lux yang ternyata belum mencabut semua poster yang bergambar dirinya. Ia merasa dirugikan dan meminta Lux untuk membayar ganti rugi kepadanya. Lux dapat dikatakan melakukan suatu kelalaian karena belum mencabut semua selebaran, spanduk dan papan poster yang merupakan kesepakatan kontak Lux dengan wanita itu. Karena sepanjang poster-poster itu masih dipajang maka Lux melanggar ketentuan kontrak dan membayar wanita itu seolah-olah wanita itu masih merupakan model iklan sabun Lux. 33 33 www.kompas.com Perbuatan melawan hukum dengan unsur kelalaian berbeda dengan perbuatan melawan hukum dengan unsur kesengajaan. Dengan kesengajaan, ada niat dari hati pihak pelaku untuk menimbulkan kerugian tertentu bagi korban, atau paling tidak mengertahui secara pasti bahwa akibat dari perbuatannya tersebut akan terjadi. Akan tetapi dalam kesengajaan tidak ada niat dari dalam hati pihak pelaku untuk mrnimbulkan kerugian, bahkan mungkin ada keinginan untuk mencegah tejadinya kerugian tersebut. Dengan demikian, dalam perbuatan hukum dengan unsur kesengajaan, niat atau sikap mental menjadi faktor dominan. Tetapi pada kelalaian, niat atau sikap mental tersebut tidak menjadi penting, yang penting dalam kelalaian ialah sikap lahiriah dan perbuatan yang dilakuakan tanpa terlalu mempertimbangkan apa yang ada dalam pikirannya. Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 46

4. Adanya Hubungan Sebab Akibat Antara Perbuatan Melawan Hukum Itu