Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009
128
Untuk memastikan bahwa masing-masing konsumen yang mengajukan gugatan kelompok adalah konsumen yang benar-benar dirugikan akibat perbuatan
pelaku usaha, pengadilan akan menilainya berdasarkan bukti-bukti hukum yang diajukan para konsumen sebagai anggota kelompok, misalnya dengan bukti
transaksi. Sesuai dengan pasal 46 ayat 1 huruf b. UU No. 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, yaitu “gugatan atas pelaku usaha dapat dilakukan oleh sekelompok konsumen yang mempunyai kepentingan yang sama”. Lebih lanjut
dalam penjelasannya dikatakan bahwa “gugatan kelompok atau class action harus dilakukan oleh konsumen yang benar-benar dirugikan dan dapat dibuktikan
secara hukum, salah satu diantaranya adalah dengan adanya bukti transaksi”. Dalam kasus Drs. Janizar dkk v. PT. Kentanik Super Internasional, pengadilan
menilai adanya kepentingan masing-masing konsumen yang menjadi anggota gugatan kelompok berdasarkan perjanjian akad kredit yang dibuat antara
konsumen dengan pihak developer.
b. Gugatan Legal Standing konsumen periklanan.
Proses beracara dengan menggunakan Gugatan Legal Standing yang dimiliki oleh suatu lembaga tertentu dimungkinkan dalam UUPK, sebagaimana
diatur dalam Pasal 46 ayat 1 huruf c. UUPK : “Gugatan atas pelanggaran pelaku usaha dapat dilakukan oleh Lembaga
Perlindungan Konsumen Swadaya masyarakat yang memenuhi syarat, yaitu berbentuk badan hukum atau yayasan, yang dalam anggaran
dasarnya menyebutkan dengan tegas bahwa tujuan didirikannya organisasi tersebut adalah untuk kepentingan perlindungan konsumen dan telah
melaksanakan kegiatan sesuai dengan anggaran dasarnya”.
Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009
129
Hak yang dimiliki lembaga demikian dikenal dengan hak gugat organisasi non pemerintah OrnopLembaga Swadaya Masyarakat LSM. Kemungkinan
untuk menggunakan OrnopLSM dalam rangka penyelesaian sengketa konsumen ini, hanya diberikan kepada LSM yang bergerak dalam rangka perlindungan
konsumen atau dalam UUPK dikenal sebagai lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat LPKSM.
Pasal 1 angka 9 UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, yang dimaksud dengan Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat
adalah “Lembaga non Pemerintah yang terdaftar dan diakui oleh pemerintah yang mempunyai kegiatan menangani perlindungan konsumen”.
Tanpa pendaftaran dan pengakuan dari pemerintah tersebut, LPKSM tidak dapat menyandang haknya sebagai para pihak dalam proses beracara dengan
mekanisme gugatan OrnopLPKSM di pengadilan. Menurut Pasal 2 ayat 1 Peraturan Pemerintah PP No. 59 Tahun 2001 tentang Lembaga Perlindungan
Konsumen Swadaya Masyarakat, terdapat 2 dua syarat untuk mendapat pengakuan sebagai LPKSM, yaitu :
“1. Terdaftar pada Pemerintah KabupatenKota; 2. Bergerak dalam bidang perlindungan konsumen sebagaimana
tercantum dalam anggaran dasar LPKSM”.
Dalam pengajuan gugatan OrnopLSM perlu diperhatikan bahwa LPKSM yang menjadi wakil konsumen harus tidak berstatus sebagai korban dalam perkara yang
diajukan. Inilah perbedaan gugatan kelompok dengan gugatan OrnopLSM.
Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009
130
Sebagai contoh, dalam gugatan iklan rokok yang diajukan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia YLKI, Yayasan Menanggulangi Masalah Rokok,
Yayasan Jantung Indonesia, Yayasan Wanita Indonesia Tanpa Tembakau, Yayasan Kanker Indonesia v. PT. Djarum Kudus, Tbk., PT. HM. Sampoerna,
Tbk., PT. Perada Swara Production, PT. Citra Lintas Indonesia, PT. Metro Perdana Indonesia Advertising, PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia RCTI, PT.
Surya Citra Televisi SCTV, PT. Jurnalindo Aksara Grafika, PT. Era Media Informasi,
82
Contoh lain adalah kasus gugatan konsumen perumahan terhadap brosur iklan Perumahan Kota Legenda, Bekasi, Jawa Barat antara Ny. Dewi Widjajanti v. PT.
Putra Alvita Pratama. hakim telah memberikan pengakuan terhadap hak para penggugat
dalam mengajukan gugatan OrnopLSM walaupun belum terdaftar. Disamping itu, LPKSM menjadi wakil konsumen harus berstatus tidak sebagai korban dalam
perkara yang diajukan. Seperti halnya LPKSM dalam gugatan iklan rokok ini, tidak pernah menganjurkan kepada konsumen untuk merokok dan mendukung
gerakan anti merokok untuk membiasakan pola hidup sehat.
83
82
Dedi harianto 151
83
Ny. Dewi Widjajanti v. PT. Putra Alvita Pratama, Putusan M.A. No.2125KPdt1999., perkara yang sama pernah diperiksa oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
No.103Pdt.G1997PN.Jak.Sel. Tanggal 2 oKtober 1997 dan Pengadilan Tinggi Jakarta No. 132 PDT1998PT.DKI.
Berawal dari Ny. Dewi yang ingin membeli rumah berikut tanah di Kota Legenda Bekasi, Jawa Barat, tetapi karena brosur iklan yang dibuat
menimbulkan kesalahan penafsiran maka Ny. Dewi merasa dirugikan. yang menjadi permasalahan dalam kasus ini adalah adanya kalimat yang tercantum
dalam brosur iklan tersebut yakni, “ Untuk pembelian Kafling tanah, pengurusan
Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009
131
Kredit Pemilikan Rumah KPR menjadi tanggung jawab konsumen”. Kerancuan dalam kalimat inilah yang menjadi dasar Ny. Dewi untuk menggugat karena tidak
jelas apakah KPR tersebut menjadi tanggung jawab Pembeli atau Pihak Developer karena terbukti PT. Putra Alvita Pratama melakukan kelalaian dalam Surat
Perjanjian Jual Beli. Dalam surat tersebut syarat utama untuk mendapatkan KPR dari lembaga perbankan pada umumnya dan di dalam brosurpun tidak ada salah
satu isi atau keterangan yang mewajibkan bagi Ny. Dewi sebagai pembeli rumah dan tanahnya untuk mendapatkan sendiri bank selaku penanggung KPR bagi
pembelian rumah tersebut. Ny. Dewi mengajukan gugatan untuk meminta pertanggungjawaban dan
ganti rugi dari PT. Putra Alvita Pratama. Setelah kasus ini brosur yang dinyatakan salah cetak oleh pihak PT. Putra Alvita Pratama tidak pernah diedarkan lagi.
c. Pengajuan Keberatan Terhadap Keputusan Badan Penyelesaian