Hak Pribadi Keadaan Yang Dapat Menghapuskan Sifat Perbuatan Melawan Hukum

Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 64 Selain tuntutan ganti rugi yang dapat dinikmati oleh penderita perbuatan melawan hukum, ada juga tuntutan yang lainnya misalnya agar pengadilan menyatakan bahwa perbuatan yang dipersalahkan pada pelaku merupakan perbuatan melawan hukum atau menjatuhkan putusan yang melarang pelaku untuk melakukan perbuatan melawan hukum di kemudian hari.

D. Keadaan Yang Dapat Menghapuskan Sifat Perbuatan Melawan Hukum

Kewajiban mengganti kerugian oleh pelaku perbuatan melawan hukum dapat tidak dibebankan kepada pelaku perbuatan melawan hukum tersebut, jika dalam diri pelaku terdapat keadaan-keadaan atau hal-hal yang menghapus sifat melawan hukum. Menurut R.Wirjono Prodjodikoro, hal-hal yang menghilangkan sifat perbuatan melawan hukum dari suatu perbuatan tertentu antara lain, yaitu : 43

1. Hak Pribadi

Salah satu hal semacam ini ada, apabila si pelaku perbuatan melawan hukum itu dapat menunjukkan suatu hak pribadi yang menjadi dasar perbuatan itu. Misalnya seorang A tidak diperbolehkan membuat suatu perjanjian atas nama orang lain, si B perihal barang milik si B, misalnya barang itu kepada orang ketiga. Kalau A melakukan perjanji dengan orang ketiga tersebut, ia melakukan perbuatan hukum. Tetapi A berhak melakukan perbuatan itu apabila pada suatu waktu barang milik si B berada dalam keadaan yang 43 Wirjono Prodjodikoro, op.cit., hal.46 Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 65 tidak diurus sama sekali, dan keberadaan si B tidak diketahui sama sekali, maka agar barang-barang tersebut tidak terlantar, A mengurus barang-barang tersebut untuk kepentingan B. Menurut Pasal 1357 KUH Perdata A berhak membuat perjanjian mengenai barang milik B, yang mengikat B juga, meskipun A tidak menerima kuasa dari B. Sekali ditetapkan ada hak seseorang untuk melakukan suatu tindakan, namun tetap ada batasnya yaitu tidak boleh ada “misbruik van recht” yang berarti mempergunakan suatu hak tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang tidak dimaksudkan dengan pemberian itu. Berkaitan dengan Hak Servituut, yaitu pengabdian tanah 44 44 Sudarsono, “Kamus Hukum”, Jakarta : Rineka Cipta, 2007, hal. 437. pasal 674 dan 678 KUH Perdata. Pasal 674 KUH Perdata mengatakan : “Pengabdian pekarangan adalah suatu beban, yang diberikan kepada pekarangan milik orang yang satu, untuk digunakan bagi dan demi kemanfaatan pekarangan milik orang lain. Baik sebagai beban, maupun sebagai kemanfaatan, pengabdian itu tak boleh diikat hubungkan dengan diri seseorang”. Pasal 678 KUH Perdata mengatakan : “Tiap-tiap pengabdian adalah tampak atau tak tampak. Ia adalah tampak manalaka ditandai dengan suatu perbuatan manusia seperti misalnya, sebuh pintu, jendela, pipa air dan sebagainya. Tak tampaklah ia, manakala tak ada terlihat barang sesuatupun menandainya; demikianpun mesalnya, larangan mendirikan bangunan disebuah pekarangan, atau larangan mendirikan bangunan disebuah pekarangan, atau larangan mendirikannya lebih tinggi dari pada ketinggian tertentu, hak mengembala ternak dan lain-lainnya yang memerlukan suatu perbuatan manusia”. Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 66 Berkaitan dengan Hak Servituut, misalnya seseorang yang tanahnya berbatasan dengan tanah orang lain. Seseorang tanahnya berbatasan dengan tanah orang lain sehingga pada saat ia membuka jendela, jendelanya berada di atas tanah orang maka dalam hal ini ia tidak dapat dikatakan melakukan perbuatan melawan hukum.

2. Pembelaan Diri Noodweer.