Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009
58
menyesatkan atau mengandung pernyataan yang salah adalah pelaku usaha pemesan iklan.
Pada akhirnya, peran dari Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK dan pengadilan yang akan menentukan beban pertanggungjawaban
masing-masing pihak berkaitan dengan penyampaian informasi iklan menyesatkan, serta dengan melihat paraftanda tangan perusahaan mana yang
terdapat dalam draft akhir iklan yang kemudian disiarkan melalui media massa. Pihak yang membubuhkan tanda tangan tersebut dianggap yang paling
bertanggungj jawab terhadap informasi iklan menyesatkan tersebut. Sekalipun demikian, tergantung bagaimana penilaian hakim dalam perkara yang dihadapkan
kepadanya atas suatu perbuatan periklanan yang menimbulkan kerugian.
C. Bentuk-Bentuk Ganti Rugi Yang Dapat Diajukan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum
Akibat dari adanya perbuatan melawan hukum adalah timbulnya kerugian bagi korban. Kerugian tersebut harus diganti oleh orang-orang yang
dibebankan oleh hukum untuk mengganti kerugian tersebut. Menurut Wirjono Prodjodikoro perbuatan melawan hukum mengakibatkan
suatu keganjilan dalam masyarakat berupa adanya ketidakseimbangan dalam tubuh masyarakat.
39
39
Wirjono Prodjodikoro, op.cit., hal.10
Adanya ketidakseimbangan dalam tubuh masyarakat ini dapat diluruskan kembali, apabila pelaku perbuatan melawan hukum yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan mengorbankan sesuatu untuk mengembalikan
Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009
59
keseimbangan penderita. Pengorbanan ini dapat diwujudkan sebagai suatu kerugian yang dapat dinilai dengan uang.
Dengan demikian apabila semua unsur dari Pasal 1365 KUH Perdata sudah terpenuhi dan tidak terdapat hal-hal yang menghapus sifat melawan
hukum, maka bagi si penderita dapat menuntut ganti rugi kepada si pelaku dan si pelaku mempunyai kewajiban untuk mengganti kerugian.
Dari segi yuridis, konsep ganti rugi dalam hukum dikenal dalam 2 dua bidang hukum, yaitu sebagai berikut :
40
1. Konsep ganti rugi karena wan prestasi kontrak.
2. Konsep ganti rugi karena perikatan berdasarkan undang-undang termasuk ganti
rugi karena perbuatan melawan hukum. Bentuk ganti rugi terhadap perbuatan melawan hukum yang dikenal
oleh hukum adalah sebagai berikut :
41
1. Ganti rugi nominal.
Jika adanya perbuatan melawan hukum yang serius, seperti perbuatan yang mengandung unsur kesengajaan, tetapi tidak menimbulkan kerugian
yang nyata bagi korban, maka kepada korban dapat diberikan sejumlah uang tertentu sesuai dengan rasa keadilan tanpa menghitung berapa sebenarnya
kerugian tersebut. 2. Ganti rugi kompensasi.
Ganti rugi kompensasi merupakan ganti rugi yang merupakan
40
Munir Fuady, op.cit., hal.134
41
Ibid, hal.135
Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009
60
pembayaran kepada korban sebenar-benarnya telah dialami oleh pihak korban dari suatu perbuatan melawan hukum. Misalnya, ganti rugi atas
segala biaya yang dikeluarkan oleh korban, kehilangan keuntungan atau gaji, sakit dan penderitaan, termasuk penderitaan mental sepertti malu, jatuh
nama baik. 3. Ganti rugi penghukuman.
Bentuk ganti rugi ini merupakan suatu ganti rugi dalam jumlah besar yang melebihi dari jumlah kerugian yang sebenarnya. Besarnya ganti rugi
tersebut dimaksudkan sebagai hukuman bagi si pelaku ganti rugi penghukuman ini layak diterapkan pada kasus-kasus kesengajaan yang berat.
Misalnya diterapkan terhadap penganiayaan berat terhadap seseorang tanpa rasa perikemanusiaan.
Pengaturan kerugian dan ganti rugi menurut KUH Perdata dalam hubungan dengan perbuatan melawan hukum dengan ayat 2 dua pendekatan,
yaitu ganti rugi umum adalah ganti rugi yang berlaku untuk semua kasus, dan ganti rugi khusus adalah ganti rugi khusus terhadap kerugian yang timbul
dari perikatan-perikatan tertentu. Ketentuan tentang ganti rugi yang umum ini oleh KUH Perdata
diatur dalam bagian keempat dari buku ketiga, mulai dari pasal 1243 KUH Perdata sampai dengan pasal 1252 KUHPerdata.
Dalam hubungan ganti rugi yang terbit dari suatu perbuatan melawan hukum, selain dari ganti rugi dalam bentuk yang umum, KUH Perdata
Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009
61
juga menyebutkan pemberian ganti rugi dalam hal-hal sebagai berikut : 1.
Ganti rugi untuk semua perbuatan melawan hukum Pasal 1365 KUH Perdata.
2. Ganti rugi untuk perbuatan yang dilakukan oleh orang lain Pasal 1366
dan Pasal 1367 KUH Perdata. 3.
Ganti rugi untuk pemilik binatang Pasal 1368 KUH Perdata. 4.
Ganti rugi untuk pemilik gedung yang ambruk Pasal 1369 KUH Perdata. 5.
Ganti rugi untuk keluarga yang ditinggalkan oleh orang yang dibunuh Pasal 1370 KUH Perdata.
6. Ganti rugi karena orang telah luka atau cacat anggota badan Pasal 1371
KUH Perdata. 7.
Ganti rugi karena tindakan penghinaan Pasal 1372 sampai dengan Pasal 1380 KUH Perdata.
Dalam KUH Perdata tidak dengan tegas atau bahkan tidak mengatur secara rinci tentang ganti rugi tertentu, atau tentang salah satu aspek dari
ganti rugi, maka hakim mempunyai kebebasan untuk menerapkan ganti rugi tersebut sesuai dengan asas kepatutan, sejauh hal tersebut memang diminta
oleh pihak penggugat. Persyaratan-persyaratan terhadap ganti rugi menurut KUH Perdata,
khususnya ganti rugi karena perbuatan melawan hukum adalah sebagai berikut :
42
42
Ibid, hal.139
Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009
62
1. Komponen kerugian. Komponen dari suatu ganti rugi terdiri dari : biaya, rugi, dan bunga.
2. Starting point dari ganti rugi. Starting point atau saat mulainya dihitung adanya ganti rugi adalah pada
saat dinyatakan wanprestasi, debitur tetap melalaikan kewajibannya, ataupun jika prestasinya adalah sesuatu yang harus diberikan, sejak saat dilampauinya
tenggang waktu dimana sebenarnya debitur sudah dapat membuat atau memberikan prestasi tersebut.
3. Bukan karena alasan force Majeur. Ganti rugi baru dapat diberikan kepada pihak korban jika kejadian
yang menimbulkan kerugian tersebut tidak tergolong kedalam tindakan force majeur.
4. Saat terjadinya kerugian. Suatu ganti rugi hanya dapat diberikan terhadap kerugian yang telah
benar-benar dideritanya, dan terhadap kerugian karena telah kehilangan keuntungan atau pendapatan yang sedianya dapat dinikmati oleh korban.
5. Kerugiannya dapat diduga. Kerugian yang wajib diganti oleh pelaku perbuatan melawan hukum
adalah kerugian yang dapat diduga terjadinya. Maksudnya adalah bahwa kerugian yang timbul tersebut haruslah diharapkan akan terjadi, atau patut
diduga akan terjadi, dugaan mana sudah ada pada saat dilakukannya perbuatan melawan hukum tersebut.
Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009
63
Dalam UUPK dijelaskan dalam Pasal 20 bahwa pelaku usaha periklanan harus bertanggung jawab atas iklan yang diproduksi dan segala akibat yang
ditimbulkan dengan adanya iklan tersebut. Dimana tentunya pelaku usaha periklanan bertanggung jawab dengan memberikan ganti rugi kepada pihak yang
dirugikan. selain meminta ganti kerugian dari segi keperdataan, pidana ataupun administratif UUPK juga mengatur mengenai ganti kerugian yang dapat dilihat
dalam pasal 19 UUPK yang menyatakan : “1. Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas
kerusakan, pencemaran danatau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang danjasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.
2. Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berupa
pengembalian uang atau penggantian barang danjasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan danatau pemberian santunan
yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 tujuh hari
setelah tanggal transaksi. 4.
Pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 tidak menghapuskan kemungkinan adanya tuntutan pidana berdasarkan
pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur kesalahan.
5. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 tidak berlaku
apabila pelaku usaha dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut merupakan kesalahan konsumen.”
Dari Pasal 19 ayat 2 diatas dapat diketahui bahwa bentuk-bentuk ganti rugi yang diberikan dalam UUPK, yaitu :
a. Pengembalian uang atau penggantian barang danjasa yang sejenis atau setara
nilainya, b.
Perawatan kesehatan danatau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009
64
Selain tuntutan ganti rugi yang dapat dinikmati oleh penderita perbuatan melawan hukum, ada juga tuntutan yang lainnya misalnya agar
pengadilan menyatakan bahwa perbuatan yang dipersalahkan pada pelaku merupakan perbuatan melawan hukum atau menjatuhkan putusan yang
melarang pelaku untuk melakukan perbuatan melawan hukum di kemudian hari.
D. Keadaan Yang Dapat Menghapuskan Sifat Perbuatan Melawan Hukum