Pembelaan Diri Noodweer. Keadaan Yang Dapat Menghapuskan Sifat Perbuatan Melawan Hukum

Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 66 Berkaitan dengan Hak Servituut, misalnya seseorang yang tanahnya berbatasan dengan tanah orang lain. Seseorang tanahnya berbatasan dengan tanah orang lain sehingga pada saat ia membuka jendela, jendelanya berada di atas tanah orang maka dalam hal ini ia tidak dapat dikatakan melakukan perbuatan melawan hukum.

2. Pembelaan Diri Noodweer.

Pembelaan diri adalah bahwa setiap orang yang diserang oleh orang lain adalah berhak membela diri. Apabila seseorang dengan maksud membela diri, terdorong melakukan perbuatan yang pada umumnya merupakan perbuatan melawan hukum dapat dikatakan bahwa sifat melawan hukum tersebut terhapus. Dalam hal ini harus diperhatikan, bahwa untuk dapat menentukan harus benar-benar ada keadaan yang memerlukan seseorang membela diri, jadi harus benar-benar ada suatu serangan dari seseorang lain yang ditujukan kepadanya. Dan lagi harus diperhatikan, bahwa pembelaan diri jangan sampai melampaui batas, yaitu tidak menjelma sebagai serangan baru terhadap yang menyerang semula. Ini terjadi, apabila yang menyerang semula itu, sudah terang berhenti dari serangannya, sedang yang semula diserang, masih terus bertindak seolah-olah masih membela diri. Sebagai suatu contoh : pada umumnya seorang dapat dikatakan melanggar hukum apabila ia melukai orang lain. Tetapi kalau A diserang oleh B dengan satu pisau belati dan A yang kebetulan memegang tongkat, lantas memukul tangan si Margaretha E. P. Napitupulu : Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Perusahaan Pemasang Iklan Berkaitan Dengan Perbuatan Melawan Hukum Yang Merugikan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 67 B hingga pisau belati jatuh, tetapi juga tangan B terluka, maka dikatakan A berhak berbuat memukul itu dan tiada suatu perbuatan melanggar hukum dari pihak A. Kalau setelah pisau balati B jatuh, A melanjutkan pukulannya dan mangenai kepala B sehingga terluka, maka pukulan yang kedua ini tidak lagi masuk hal membela diri. Dalam hal diatas, pukulan A ke B untuk yang kedua kalinya masih dapat dipersoalkan apakah perbuatan A tersebut dapat dikatakan membela diri atau tidak. Jelas berbeda halnya apabila perbuatan A tidak dipacu sama sekali oleh adanya serangan dari B dimana A begitu saja langsung memukul kepala B. Harus dicermati kembali keadaan saat kejadian tersebut berlangsung. Kalau A sama sekali tidak memberi alasan kepada B untuk melakukan serangan dengan pisau belati itu, maka mudah dapat dimengerti, bahwa A sebagai akibat dari serangan itu, menjadi sangat marah, sehingga ia tidak dapat menahan nafsu untuk membalas dendam kepada B. Selain itu ada kemungkinan B akan menyerang lagi sehinnga A merasa khawatir lalu memukul B untuk yang kedua kali. Dalam kedua hal tersebut mesalnya, maka boleh jadi perbuatan A tidak termasuk perbuatan melanggar hukum. Ini semua tergantung keadaan in concreto yang tertentu.

3. Keadaan Terpaksa Overmacht.