Kesenjangan antara Ketentuan dan Pelaksanaan

99 Risyad akar Lubis : Proses Penyelenggaraan Ibadah Haj Ditinjau Dari Sudut Hukum Administrasi Negara Studi Kasus Pada Bandara Embarkasi Polonia Medan, 2008. USU Repository © 2008 pemondokan j uga sering bervariasi dan t idak st andar, sehingga ada yang diunt ungkan dan ada yang dirugikan. Permasalahan j uga dit emukan dalam soal t ransport asi. Pengadaan t ransport asi pada saat pemberangkat an, penyelenggaraan dan pemulangan j amaah haj i ada yang t idak berj alan semest inya, sehingga t erj adi penundaan ant ara 18 hingga 36 j am. Ini t ent u membuat j amaah haj i sepert i t erkat ung-kat ung sert a harus menunggu dal am kondisi yang t idak kondusif t anpa mendapat kan informasi yang j elas t ent ang apa yang sedang t erj adi.

B. Kesenjangan antara Ketentuan dan Pelaksanaan

Walaupun hasil pengamat an menunj ukkan bahwa secara umum operasional pemberangkat an dan pemulangan Jamaah Haj i embarkasi debarkasi Medan berj alan dengan baik, ini bukan berart i t idak ada t erj adi kesenj angan ant ara ket ent uan dan pelaksanaannya. Dari mendengar wawancara dan membaca laporan yang ada, penulis mendapat i beberapa hal berikut ini: 1. Masih t erdapat rombongan calon Jamaah Haj i kabupat en kot a, baik asal Sumat era Ut ara sendiri, maupun yang dari luar provinsi, masuk asrama haj i t idak sesuai dengan j adwal yang t elah dit et apkan oleh Panit ia Penyelenggara Ibadah Haj i PPIH Embarkasi Medan sehingga menimbulkan kesulit an bagi PPIH dalam pengat uran kamar dan mengganggu j adwal kegiat an yang t elah disusun di Asrama 100 Risyad akar Lubis : Proses Penyelenggaraan Ibadah Haj Ditinjau Dari Sudut Hukum Administrasi Negara Studi Kasus Pada Bandara Embarkasi Polonia Medan, 2008. USU Repository © 2008 Embarkasi. Hal ini t erj adi ant ara lain karena lemahnya koordinasi dan minimnya komunikasi ant ara PPIH dengan pej abat dan panit ia penyelenggara di kabupat en kot a. 2. Kapasit as kamar di Asrama Haj i Embarkasi relat if t erbat as, sehingga kamar yang idealnya dihuni sebanyak 10-15 orang, sering harus diisi hingga 20 orang j amaah haj i, ant ara lain dengan merapat kan t empat t idur bert ingkat . Ramainya penghuni per kamar membuat suasana kamar menj adi t idak nyaman dan mengganggu ist irahat para j amaah haj i yang akan melakukan perj alanan panj ang yang melelahkan. Ket erbat asan j uga t erj adi pada fasilit as kamar mandi, hingga pada j am-j am t ert ent u, sepert i menj elang sholat , para j amaah haj i harus ant ri panj ang. 3. Ket ent uan yang ideal adalah set iap kelompok t erbang t erdiri dari j amaah haj i sesuai dengan kapasit as pesawat t erbang yang akan mengangkut mereka. Namun kenyat aannya, beberapa kelompok t erbang t idak dapat t erpenuhi j umlah calon j amaah haj i yang masuk pada Asrama Embarkasi sesuai dengan j umlah seat t empat duduk yang ada di pesawat t erbang. Ini berart i ada seat yang t idak t erisi, hingga ini t ent unya merugikan maskapai penerbangan dan penyelenggara ibadah haj i. Adanya seat yang kosong ini umumnya disebabkan oleh adanya calon j amaah haj i yang bat al keberangkat annya karena sat u dan lain hal, sepert i wafat , sakit , 101 Risyad akar Lubis : Proses Penyelenggaraan Ibadah Haj Ditinjau Dari Sudut Hukum Administrasi Negara Studi Kasus Pada Bandara Embarkasi Polonia Medan, 2008. USU Repository © 2008 hamil, yang t idak dikonfirmasi segera oleh panit ia kabupat en kot a ke PPIH. Upaya unt uk menunj uk calon j amaah haj i lain unt uk mengisi seat t ersebut t idak memungkinkan karena wakt u yang sangat sedikit . 4. Idealnya susunan ket ua rombongan, ket ua regu sert a nama-nama j amaah haj i pada masing-masing rombongan dan regu pada set iap kelompok t erbang harus sudah t et ap sebel um keberangkat an dari kabupat en kot a. Secara administ rasi, susunan rombongan dan regu ini t elah dit et apkan oleh Kant or Depart emen Agama kabupat en kot a t ersebut . Namun yang sering t erj adi adalah masih t erj adinya bongkar pasang ket ua rombongan dan ket ua regu sert a anggot a- anggot anya ket ika masuk ke Asrama Haj i, bahkan ada yang mengalami perobahan ket ika proses pemberangkat an ke pelabuhan udara. 5. Menurut ket ent uan set iap j amaah haj i berhak membawa bagasi 1 buah koper yang t idak melebihi bat as maksimal, yait u 35 kg. Namun kenyat aannya, banyak j amaah haj i yang kopernya melebihi berat maksimal. Di samping it u, koper yang diberikan kepada set iap j amaah haj i, sering digant i dengan koper lain yang ukurannya lebih besar, at au masih mengikat kan sesuat u pada koper t ersebut . 6. Sudah ada ket ent uan bahwa set iap j amaah haj i hanya diperbolehkan membawa sat u t as t angan sebagai barangan t ent engan hand 102 Risyad akar Lubis : Proses Penyelenggaraan Ibadah Haj Ditinjau Dari Sudut Hukum Administrasi Negara Studi Kasus Pada Bandara Embarkasi Polonia Medan, 2008. USU Repository © 2008 baggage. Namun banyak j amaah haj i yang membawa barang bawaan yang melebihi ket ent uan, bahkan melampaui kemampuannya sendiri hingga menyusahkan dirinya dan t erkadang j uga orang lain. Di samping it u, sering t erj adi j amaah haj i yang membawa benda-benda yang seharusnya dimasukkan ke koper bagasi, at au bahkan bahan- bahan yang t idak boleh at au riskan unt uk dibawa, sepert i rempah- rempah dan bahan makanan. 7. Terselenggaranya dengan baik pelayanan t erhadap j amaah haj i, baik ket ika pemberangkat an maupun pemulangan, ant ara lain karena adanya j adwal yang t epat . Ket ika j adwal yang disusun mengal ami perubahan maka proses dan kualit as pelayanan menj adi t erganggu. Inilah yang t erj adi ket ika j adwal kedat angan dan keberangkat an pesawat pengangkut j emaah haj i mengal ami perubahan, baik pengunduran maupun percepat an. Informasi t ent ang perubahan j adwal ini sering t idak menyebar luas dan bergant i-gant i sehingga menimbulkan kebingungan, bahkan kekacauan. 8. Proses pengawasan dan kont rol kualit as banyak t ergant ung pada sist em pelaporan. Oleh karenanya set iap pet ugas harus mengisi buku laporan dengan benar dan melaporkannya sesuai j adwal yang t elah dit ent ukan. Akibat volume dan suasana kerj a yang t erlalu sibuk pada wakt u-wakt u t ert ent u, sering pet ugas lupa at au t erlambat mengisi dan memberikan laporannya. Sering laporan diisi set elah beberapa 103 Risyad akar Lubis : Proses Penyelenggaraan Ibadah Haj Ditinjau Dari Sudut Hukum Administrasi Negara Studi Kasus Pada Bandara Embarkasi Polonia Medan, 2008. USU Repository © 2008 wakt u, hingga dat anya sering t idak akurat dan cenderung direka- reka. 78

C. Kendala dan Rintangan yang Dihadapi

Dokumen yang terkait

Prosedur Pendelegasian Wewenang Ditinjau dari Persepektif Hukum Administrasi Negara (Studi di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Medan)

1 53 87

Perolehan Izin Praktik Dokter Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara

16 156 73

Implementasi Pendaftaran Penduduk Sebagai Upaya Tertib Administrasi Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara (Studi Pemko Medan)

10 127 104

Karakteristik Penderita Hipertensi Pada Jemaah Haji Asal Kota Medan Di Embarkasi Polonia Medan Tahun 2010

1 35 105

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pendapatan Kota Medan)

0 53 81

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pendapatan Kota Medan)

0 0 7

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pendapatan Kota Medan)

0 0 1

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pendapatan Kota Medan)

0 0 22

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pendapatan Kota Medan)

0 0 11

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pendapatan Kota Medan)

0 0 2