Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

8 Risyad akar Lubis : Proses Penyelenggaraan Ibadah Haj Ditinjau Dari Sudut Hukum Administrasi Negara Studi Kasus Pada Bandara Embarkasi Polonia Medan, 2008. USU Repository © 2008

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pancasila adalah dasar filsafah Negara Republik Indonesia. Sila pert ama dari Pancasila adalah Ket uhanan Yang Maha Esa. Ini berart i bahwa Negara Republik Indonesia berkewaj iban menj amin kemerdekaan warga negaranya unt uk beragama dan beribadah menurut agamanya masing- masing. 1 Beberapa abad kemudian, agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ini t elah menyebar ke seluruh dunia, t ermasuk ke wilayah Nusant ara. Pada abad ke13, t elah t ercat at beberapa kesult anan Islam t umbuh berkembang di berbagai pelosok t anah air, diawali di uj ung Ut ara, pulau Hampir semua agama besar dunia memiliki pengikut di Indonesia, namun Islam merupakan agama yang paling besar penganut nya di negeri yang berdasarkan Pancasila ini. Indonesia bahkan t ercat at sebagai negara berpenduduk Muslim t erbesar di dunia saat ini. Agama Islam pada awalnya lahir dan berkembang pada abad ke-7 di Mekkah, kemudian menyebar ke seluruh j azirah Arab dan wilayah Timur Tengah. 1 Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945. 9 Risyad akar Lubis : Proses Penyelenggaraan Ibadah Haj Ditinjau Dari Sudut Hukum Administrasi Negara Studi Kasus Pada Bandara Embarkasi Polonia Medan, 2008. USU Repository © 2008 Sumat era, kemudian meluas hingga ke seluruh wilayah kepulauan Nusant ara. Agama Islam mengaj arkan bahwa agama ini didasarkan kepada lima dasar ut ama, at au yang dikenal dengan rukun Islam. Rukun Islam ada lima, yait u syahadat , shalat , puasa, zakat dan haj i. Jadi haj i merupakan rukun Islam yang kelima, melaksanakan ibadah haj i merupakan kewaj iban bagi set iap orang Islam yang memiliki kemampuan. 2 Sej ak zaman kesult anan Islam dahulu sudah t ercat at adanya j ama’ ah haj i dari wilayah Nusant ara ini, meskipun masih dalam j umlah yang masih kecil. Perj alanan haj i pada wakt u it u t erkait dengan t elah cukup meluasnya t ransport asi laut berupa kapal layar yang menghandalkan perput aran angin dan perubahan musim. Beberapa kot a pelabuhan di pesisir kepulauan Tidak semua umat Islam waj ib melaksanakan ibadah haj i, karena ibadah haj i memang merupakan kewaj iban yang menunt ut kesehat an j asmani yang baik dan memerlukan kemampuan f inansial yang memadai. Proses perj alanan haj i, apalagi dari negeri Indonesia, yang j auh dari t empat pelaksanaan haj i t ersebut , yait u kot a suci Makkah, memang menunt ut pengorbanan yang cukup besar. Namun demikian, hal ini t idak menyurut kan semangat orang Islam unt uk berusaha sedapat mungkin melengkapi pelaksanaan rukun Islam, paling t idak sekali seumur hidupnya. 2 Penjelasan tentang hal ini dapat dilihat antara lain dalam Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz. Tanya-Jawab tentang Rukun Islam. Edisi Bahasa Indonesia Medan: IAIN Sumatera Utara, 2003. 10 Risyad akar Lubis : Proses Penyelenggaraan Ibadah Haj Ditinjau Dari Sudut Hukum Administrasi Negara Studi Kasus Pada Bandara Embarkasi Polonia Medan, 2008. USU Repository © 2008 Nusant ara memang dikenal sebagai bandar perdagangan, bukan hanya unt uk kepent ingan penduduk pulau t ersebut , t et api j uga unt uk keperluan ant ar pulau, bahkan ant ar benua. Bandar-bandar Nusant ara memang merupakan mat a-rant ai penghubung bagi para pedagang Cina, India, Arab dan Persia. Keberangkat an umat Islam Indonesia ke t anah suci Makkah t idak t erhent i dengan dij aj ahnya negeri ini oleh kolonialis Belanda. Bahkan, j umlah j ama’ ah haj i Indonesia t ernyat a bert ambah, t erut ama dengan digunakannya kapal laut yang menggunakan mesin uap, hingga masa t empuh perj alanan menj adi lebih nyaman dan singkat . Kenyat aan ini menunt ut pemerint ahan kol onial Belanda membuat perat uran perundang-undangan unt uk mengat ur berbagai aspek pelaksanaan ibadah haj i, baik ket ika masih di t anah air, lebih t erut ama ket ika mereka berada di luar negeri. Unt uk mengurus segala urusan t ent ang j ama’ ah haj i pribumi ini, pemerint ah kolonial Belanda mendirikan Konsul di Jeddah. 3 Upaya unt uk t erus memperbaiki dan menyempurnakan sist em dan manaj emen penyelenggaraan ibadah haj i ini semakin digiat kan ket ika Indonesia mencapai kemerdekaannya. Berbagai perat uran perundang- 3 Salah satu produk legislasi pemerintahan kolonial Hindia Belanda yang cukup berpengaruh adalah Pelgrims-Ordonantie Ordonansi Haji, Staatsblaad Tahun 1922 Nomor 698, yang terus berlaku dalam periode kemerdekaan, dan baru dinyatakan tidak berlaku dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Haji. 11 Risyad akar Lubis : Proses Penyelenggaraan Ibadah Haj Ditinjau Dari Sudut Hukum Administrasi Negara Studi Kasus Pada Bandara Embarkasi Polonia Medan, 2008. USU Repository © 2008 undangan disahkan dan seperangkat perat uran organik dirumuskan unt uk menj adi panduan bagi pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haj i t ersebut . Akhirnya, set elah reformasi bergulir, sebuah undang-undang baru yang lebih int egral dan komprehensif mengat ur t ent ang penyelenggaraan ibadah haj i disahkan, yait u Undang-undang No. 17 Tahun 1999 t ent ang Penyelenggaraan Ibadah Haj i. Undang-undang No. 17 1999 ini menet apkan bahwa pemerint ah berkewaj iban melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan menyediakan fasilit as, kemudahan, keamanan dan kenyamanan yang diperlukan oleh set iap warga negara yang menunaikan ibadah haj i. 4 Selanj ut nya dit egaskan bahwa penyelenggaraan ibadah haj i merupakan t ugas nasional dan menj adi t anggungj awab pemerint ah di bawah koordinasi ment eri. 5 Ment eri di sini dimaksudkan adalah ment eri yang ruang lingkup t ugas dan t anggung-j awabnya meliput i bidang agama, yakni Ment eri Agama. 6 Mengingat bahwa penyelenggaraan ibadah haj i merupakan t ugas nasional dan menj adi t anggung j awab pemerint ah, maka ini t ermasuk dalam lingkup hukum administ rasi negara. Administ rasi negara adalah keseluruhan daripada badan-badan aparat ur yang menyelenggarakan 4 Pasal 3 UU No. 17 Tahun 1999. 5 Ayat 1 Pasal 6 Bab III UU No. 17 Tahun 1999. 6 Pasal 1 UU No. 17 Tahun 1999. 12 Risyad akar Lubis : Proses Penyelenggaraan Ibadah Haj Ditinjau Dari Sudut Hukum Administrasi Negara Studi Kasus Pada Bandara Embarkasi Polonia Medan, 2008. USU Repository © 2008 t ugas at au kegiat an penyelenggaraan t ugas at au kegiat an kenegaraan di bawah pimpinan pemerint ah. 7 Namun demikian, penyelenggaraan haj i set iap t ahunnya masih t erus menimbulkan kekisruhan dan menyisakan kekesalan banyak j ama’ ah haj i. Penyelenggaraan ibadah haj i pada t ahun 2006 t ernyat a menimbulkan kekacauan, bahkan memalukan bagi negara-bangsa Indonesia, t erut ama ket ika sebagian besar j ama’ ah haj i Indonesia selama beberapa hari menderit a kelaparan. 8

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Prosedur Pendelegasian Wewenang Ditinjau dari Persepektif Hukum Administrasi Negara (Studi di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Medan)

1 53 87

Perolehan Izin Praktik Dokter Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara

16 156 73

Implementasi Pendaftaran Penduduk Sebagai Upaya Tertib Administrasi Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara (Studi Pemko Medan)

10 127 104

Karakteristik Penderita Hipertensi Pada Jemaah Haji Asal Kota Medan Di Embarkasi Polonia Medan Tahun 2010

1 35 105

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pendapatan Kota Medan)

0 53 81

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pendapatan Kota Medan)

0 0 7

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pendapatan Kota Medan)

0 0 1

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pendapatan Kota Medan)

0 0 22

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pendapatan Kota Medan)

0 0 11

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pendapatan Kota Medan)

0 0 2