97
Risyad akar Lubis : Proses Penyelenggaraan Ibadah Haj Ditinjau Dari Sudut Hukum Administrasi Negara Studi Kasus Pada Bandara Embarkasi Polonia Medan, 2008.
USU Repository © 2008
BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN
A. Kesesuaian antara Ketentuan dan Pelaksanaan
Set elah mencermat i perangkat mat eri hukum yang t erkait dengan penyelenggaraan haj i, baik yang t ercant um dalam Undang-undang,
74
yang kemudian dit indaklanj ut i oleh Keput usan Ment eri Agama,
75
yang selanj ut nya dij abarkan oleh Keput usan Direkt ur Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haj i,
76
Tim Pengawas Haj i yang dari Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia DPR-RI menemukan empat permasalahan besar dalam
penyelenggaraan haj i 1427 Hij riyah. Empat masalah t ersebut adalah sert a set elah melihat
laporan t ent ang pelaksanaan t ugas PPIH Panit ia Penyelenggara Ibadah Haj i embarkasi Polonia Medan secara umum dapat dinyat akan bahwa
t erdapat kesesuaian ant ara ket ent uan perat uran perundang-undangan dengan pelaksanaan di lapangan.
74
Maksudnya Undang-undang Nomor 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
75
Yang terutama di antaranya adalah Keputusan Menteri Agama Nomor 371 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.
76
Yang terutama di antaranya adalah Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji Nomor D377 Tahun 2002 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.
98
Risyad akar Lubis : Proses Penyelenggaraan Ibadah Haj Ditinjau Dari Sudut Hukum Administrasi Negara Studi Kasus Pada Bandara Embarkasi Polonia Medan, 2008.
USU Repository © 2008
penyelenggaraan cat ering, manaj emen t ransport asi yang buruk, pemondokan yang t idak sesuai dan pelayanan kesehat an yang minim.
77
Dalam soal pemondokan, Tim mendapat i bahwa kualit as dan fasilit as sebagian pemondokan t idak memenuhi st andar. Di samping it u,
penempat an j amaah di masing-masing kamar kelihat annya t idak memiliki st andar yang j elas, sehingga lebih diserahkan kepada pet ugas yang ada. Ini
t ent u banyak merugikan j amaah. Fasilit as yang t ersedia di masing-masing Dari segi penyelenggaraan kat ering, permasalahan serius yang
dihadapi adalah t erlambat nya, at au bagi sebagian t idak ada sama sekali, kat ering kepada para j amaah haj i. Juga dit emukan ket idaksesuaian ant ara
j umlah j amaah dengan j umlah kat ering yang t ersedia. Akibat nya banyak j amaah haj i yang t idak mendapat kan j at ah makanan. Pengalihan
penyediaan kat ering yang selama ini dikelola oleh Muassasah, yang sekaligus mengat ur pemondokan kepada perusahaan lain, dinilai kurang
bij aksana, t ergesa-gesa dan t idak pro-akt if t erhadap konsekuensi dan dampaknya. Pihak Muassasah menganggap perusahaan kat ering yang
memenangkan t ender sebagai saingan hingga bukan saj a t idak membant u, malah menghalangi, pelayanan pemberian makanan kepada j amaah haj i.
77
Berita ini dimuat di hampir semua media massa, termasuk TEMPO. Lihat ’Tim Pengawas Haji DPR Temukan Empat Masalah.’ Tempointeraktif, Senin, 29 Januari 2007;
http:tempointeraktif.comhgnasional20070607.brk.20070607-101515.id.html .
99
Risyad akar Lubis : Proses Penyelenggaraan Ibadah Haj Ditinjau Dari Sudut Hukum Administrasi Negara Studi Kasus Pada Bandara Embarkasi Polonia Medan, 2008.
USU Repository © 2008
pemondokan j uga sering bervariasi dan t idak st andar, sehingga ada yang diunt ungkan dan ada yang dirugikan.
Permasalahan j uga dit emukan dalam soal t ransport asi. Pengadaan t ransport asi pada saat pemberangkat an, penyelenggaraan dan pemulangan
j amaah haj i ada yang t idak berj alan semest inya, sehingga t erj adi penundaan ant ara 18 hingga 36 j am. Ini t ent u membuat j amaah haj i sepert i
t erkat ung-kat ung sert a harus menunggu dal am kondisi yang t idak kondusif t anpa mendapat kan informasi yang j elas t ent ang apa yang sedang t erj adi.
B. Kesenjangan antara Ketentuan dan Pelaksanaan