Pengertian Haji TINJAUAN UMUM TENTANG IBADAH HAJI

22 Risyad akar Lubis : Proses Penyelenggaraan Ibadah Haj Ditinjau Dari Sudut Hukum Administrasi Negara Studi Kasus Pada Bandara Embarkasi Polonia Medan, 2008. USU Repository © 2008 Bab ini akan menguraikan berbagai hal pent ing t erkait dengan ibadah haj i dalam t unt unan agama Islam, dengan meruj uk ke sumber- sumber di at as.

A. Pengertian Haji

Kat a ‘ haj i’ berasal dari bahasa Arab yang awalnya berart i ’ maksud’ at au ’ keinginan’ dan sinonim dengan kat a ‘ al -qashd’ . Dalam bent uk kat a kerj a verb fi’ il, kat a ’ haj j a’ , mengandung art i menyengaj a sesuat u, memaknai, melaksanakan, dan berdoa. 14 Dari sinilah t imbul makna t urunannya, yait u bermaksud unt uk mengunj ungi t empat t ert ent u unt uk melaksanakan rit ual di dalamnya. Di samping it u kat a ini mengandung makna berkunj ung dan berziarah yang memiliki makna, nilai dan signifikansi t ert ent u. 15 Syari’ at Islam kemudian mempergunakan kat a ini unt uk ibadah mengunj ungi t empat suci di wilayah Makkah dan melaksanakan serangkaian ibadah di dalamnya pada wakt u-wakt u t ert ent u. 16 Undang-undang nomor 17 t ahun 1999 t ent ang Penyelenggaraan Ibadah Haj i mendefinisikan ’ ibadah haj i’ sebagai ’ rukun Islam kelima yang 14 H. Sulaiman Rasyid. Al-Fiqh al-Islami: Fiqh Islam Jakarta: Penerbit At- Tahiriyah, 1954, hal. 240. 15 H. S. Sutar dkk. Tuntutan Praktis Ibadah Haji dan Umroh Surabaya: Penerbit Indah, 2006, hal. 66. 16 Persyaratan bahwa ibadah haji mesti dilakukan pada waktu-waktu tertentu, pertengahan bulan haji, Dzulhijjah, setiap tahunnya adalah sesuatu yang mutlak. Jika dilakukan di luar musim haji, ibadah sejenis disebut ’umrah. 23 Risyad akar Lubis : Proses Penyelenggaraan Ibadah Haj Ditinjau Dari Sudut Hukum Administrasi Negara Studi Kasus Pada Bandara Embarkasi Polonia Medan, 2008. USU Repository © 2008 merupakan kewaj iban bagi set iap orang Islam yang mampu menunaikannya.’ 17 Di samping ist ilah haj i, umat Islam j uga mengenal kat a ’ umrah’ yang sering j uga dij uluki ’ haj i kecil’ . Disebut demikian, karena ibadah ini memang lebih ringan di banding haj i. ’ Umrah bisa dikerj akan kapan saj a, t idak harus pada musim haj i. Rukun ’ umrah j uga lebih sedikit dibanding haj i, hanya meliput i ihram, t awaf , sa’ i dan t ahallul, t idak ada wukuf at au melempar j umrah. Dengan demikian, seseorang melaksanakan ’ umrah, t idak berart i ia t elah melaksanakan haj i. Sebaliknya pelaksanaan haj i selalu disert ai dengan ’ umrah, baik dilakukan secara bersamaan at aupun t erpisah. 18 Secara resmi para sej arawan Muslim menyepakat i bahwa kewaj iban unt uk melaksanakan ibadah haj i barulah secara formal dit egaskan oleh Nabi Tradisi mengunj ungi t empat suci dan melakukan ibadah di t empat suci t ersebut t elah menj adi bagian dari keberagamaan umat -umat t erdahulu sebelum kerasulan Nabi Muhammad SAW. Bahkan sej arah mencat at bahwa ibadah haj i yang disyari’ at kan dalam agama Islam merupakan lanj ut an dan penyempurnaan dari apa yang t elah dirint is dan dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim AS. 17 Lihat Ayat 3 Pasal 1 Bab I Undang-Undang nomor 17 tahun 1999. 18 Prof. Dr. Nurcholish Madjid ed. Ensiklopedi Islam untuk Pelajar Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002, jilid 2, hal. 72. 24 Risyad akar Lubis : Proses Penyelenggaraan Ibadah Haj Ditinjau Dari Sudut Hukum Administrasi Negara Studi Kasus Pada Bandara Embarkasi Polonia Medan, 2008. USU Repository © 2008 Muhammad SAW. pada periode Madinah, art inya set elah beliau pindah dan bermukim di Madinah. Namun para ahli sej arah berbeda pendapat t ent ang t ahun persisnya kewaj iban haj i t ersebut diawali. Sebagian besar mencat at haj i secara resmi diwaj ibkan pada t ahun ke-6. Namun sebagian ada yang menyat akan bahwa kewaj iban haj i baru diwaj ibkan Nabi Muhammad SAW. pada t ahun ke-9 set elah Hij rah. Perint ah melaksanakan ibadah haj i t ercant um di dalam al-Qur’ an: ’ Padanya t erdapat t anda-t anda yang nyat a, diant aranya maqam Ibrahim; barangsi apa memasukinya bait ul l ah menj adi amanl ah dia; mengerj akan haj i adal ah kewaj iban manusi a t erhadap Al l ah, yait u bagi orang yang sanggup mel akukan perj al anan ke Bait ul l ah. Barangsiapa mengi ngkari kewaj iban haj i, maka sesungguhnya Al l ah Maha Kaya t idak memerl ukan sesuat u apapun dari semest a al am’ Ali ’ Imran, 3:97. 19

B. Hukum Haji

Dokumen yang terkait

Prosedur Pendelegasian Wewenang Ditinjau dari Persepektif Hukum Administrasi Negara (Studi di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Medan)

1 53 87

Perolehan Izin Praktik Dokter Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara

16 156 73

Implementasi Pendaftaran Penduduk Sebagai Upaya Tertib Administrasi Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara (Studi Pemko Medan)

10 127 104

Karakteristik Penderita Hipertensi Pada Jemaah Haji Asal Kota Medan Di Embarkasi Polonia Medan Tahun 2010

1 35 105

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pendapatan Kota Medan)

0 53 81

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pendapatan Kota Medan)

0 0 7

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pendapatan Kota Medan)

0 0 1

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pendapatan Kota Medan)

0 0 22

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pendapatan Kota Medan)

0 0 11

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pendapatan Kota Medan)

0 0 2