Hukum Haji TINJAUAN UMUM TENTANG IBADAH HAJI

24 Risyad akar Lubis : Proses Penyelenggaraan Ibadah Haj Ditinjau Dari Sudut Hukum Administrasi Negara Studi Kasus Pada Bandara Embarkasi Polonia Medan, 2008. USU Repository © 2008 Muhammad SAW. pada periode Madinah, art inya set elah beliau pindah dan bermukim di Madinah. Namun para ahli sej arah berbeda pendapat t ent ang t ahun persisnya kewaj iban haj i t ersebut diawali. Sebagian besar mencat at haj i secara resmi diwaj ibkan pada t ahun ke-6. Namun sebagian ada yang menyat akan bahwa kewaj iban haj i baru diwaj ibkan Nabi Muhammad SAW. pada t ahun ke-9 set elah Hij rah. Perint ah melaksanakan ibadah haj i t ercant um di dalam al-Qur’ an: ’ Padanya t erdapat t anda-t anda yang nyat a, diant aranya maqam Ibrahim; barangsi apa memasukinya bait ul l ah menj adi amanl ah dia; mengerj akan haj i adal ah kewaj iban manusi a t erhadap Al l ah, yait u bagi orang yang sanggup mel akukan perj al anan ke Bait ul l ah. Barangsiapa mengi ngkari kewaj iban haj i, maka sesungguhnya Al l ah Maha Kaya t idak memerl ukan sesuat u apapun dari semest a al am’ Ali ’ Imran, 3:97. 19

B. Hukum Haji

Haj i adalah ibadah yang diwaj ibkan hanya kepada muslim yang mampu sekali dalam seumur hidupnya. Seorang muslim yang t idak mampu t idak akan dikenakan sanksi at au t unt ut an apapun apabila ia t idak melaksanakan ibadah haj i t ersebut . Adalah t idak fair, kalau seorang at au sekelompok orang diberikan fasilit as-fasilit as khusus dan ist imewa melebihi dari haknya, lebih t idak fair lagi kal au f asilit as-f asilit as t ersebut dibebankan dari dana j amaah haj i. 19 Departemen Agama. Al-Qur’an dan Terjemahannya Bandung: Gema Risalah, 1992, hal. 92. 25 Risyad akar Lubis : Proses Penyelenggaraan Ibadah Haj Ditinjau Dari Sudut Hukum Administrasi Negara Studi Kasus Pada Bandara Embarkasi Polonia Medan, 2008. USU Repository © 2008 Ibadah haj i merupakan salah sat u rukun Islam. Ini berart i bahwa haj i adalah salah sat u t iang ut ama t egaknya keislaman seseorang. Meskipun t elah melaksanakan rukun Islam yang lain, yait u syahadat , shalat , puasa dan zakat , seorang Muslim baru merasa melengkapi rukun Islam set elah menunaikan ibadah haj i, mengunj ungi t anah suci dan mengerj akan rangkaian ibadah haj i. Oleh karenanya ibadah haj i hukumnya waj ib bagi seluruh umat Islam yang sudah memenuhi persyarat an yang dit et apkan. Waj ib dalam pengert ian hukum Islam adal ah sesuat u yang mest i dilaksanakan dan t idak boleh dit inggalkan, dan yang melaksanakan mendapat pahala dan yang meninggalkan menerima dosa. Waj ib dan pent ingnya menunaikan ibadah haj i didasarkan at as firman Allah SWT. dalam al-Qur’ an dan sabda Nabi Muhammad SAW. yang t erhimpun dalam kit ab-kit ab hadit s. Salah sat u hadit s Nabi Muhammad SAW yang mewaj ibkan ibadah haj i adalah yang diriwayat kan oleh Muslim, Ahmad dan Nasa’ i sebagai berikut : ’ .Dari Abu Hurairah: Rasul ul ul l ah SAW t el ah berkat a dal am pidat o bel iau: ’ Hai manusia Sesungguhnya Al l ah t el ah mewaj ibkan at as kamu mengerj akan ibadat haj i, maka hendakl ah kamu kerj akan. Seorang sahabat bert anya: ’ Apakah t iap t ahun, ya Rasul ul l ah?’ Bel iau diam t idak menj awab dan yang ber t anya mendesak sampai t iga kal i . Kemudian Rasul ul l ah SAW berkat a: ’ Kal au saya j awab ’ ya’ , sudah t ent u menj adi waj ib t iap t ahun, sedang kamu t idak akan kuasa mengerj akannya. ’ 20 20 Sebagaimana dikutip oleh H. Sulaiman Rasyid. Al-Fiqh al-Islami: Fiqh Islam Jakarta: Penerbit At-Tahiriyah, 1954, hal. 240-241. 26 Risyad akar Lubis : Proses Penyelenggaraan Ibadah Haj Ditinjau Dari Sudut Hukum Administrasi Negara Studi Kasus Pada Bandara Embarkasi Polonia Medan, 2008. USU Repository © 2008 Selanj ut nya Nabi Muhammad SAW. dalam sebuah hadit snya sahih yang lain menyat akan bahwa ibadah haj i merupakan salah sat u dari lima rukun at au t iang ut ama agama Islam, sebagaimana sabdanya: Isl am dibangun di at as l ima dasar: Bersaksi bahwa t iada Tuhan sel ain Al l ah dan bahwa Muhammad adal ah Ut usan Al l ah, mendirikan shal at , menunaikan zakat , mel aksanakan haj i ke Rumah Tuhan dan menj al ankan puasa Ramadhan. 21 Kewaj iban haj i it u sat u kal i dan orang yang mel akukannya l ebih dari sat u kal i maka it u adal ah sunnah. Kewaj iban melaksanakan ibadah haj i it u hanya sekali dalam hidup seorang Muslim. Melakukan perj alanan haj i unt uk kedua dan set erusnya t idak lagi merupakan kewaj iban, hukumnya bisa sunnah, dalam art ian j ika dilakukan berpahala dan j ika t idak dilakukan t idak apa-apa. Ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW. yang art inya: 22 Namun demikian, ada ulama yang berpendapat bahwa melakukan ibadah haj i unt uk yang kedua kali dan set erusnya bisa saj a hukumnya menj adi makruh j ika kepergiannya it u membuat ada orang lain yang menj adi t erhalang melaksanakan ibadah haj i dan orang t ersebut masih memiliki kewaj iban-kewaj iban lain yang belum dilaksanakan, t ermasuk 21 Hadits shahih yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, dan dikutip dari Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi. Pedoman Hidup Seorang Muslim Madinah: Maktabat al- ’Ulum wa al-Hikam, 1419 H. hal. 475. 22 Hadits yan diriwayatkan oleh Abu Daud dan dikutip dari dari Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi. Pedoman Hidup Seorang Muslim Madinah: Maktabat al-’Ulum wa al- Hikam, 1419 H. hal. 475. 27 Risyad akar Lubis : Proses Penyelenggaraan Ibadah Haj Ditinjau Dari Sudut Hukum Administrasi Negara Studi Kasus Pada Bandara Embarkasi Polonia Medan, 2008. USU Repository © 2008 kewaj ibannya menolong warga masyarakat yang membut uhkan pert olongannya. Terkait dengan permasalahan ini, Maj elis Ulama Indonesia MUI t elah pernah mengeluarkan f at wa bahwa ibadah haj i hanya sekali seumur hidup. Dalam fat wa t ersebut , Komisi Fat wa MUI menyat akan: Umat Islam hendaknya memahami bet apa besar dan luas masalah yang dihadapi pemerint ah Arab Saudi dan Pemerint ah RI dalam usaha melayani dan menyediakan kemudahan bagi kepent ingan j emaah haj i yang j umlahnya t iap t ahun semakin besar yang harus dij alani dalam wakt u yang bersamaan dan dalam lingkup alimah yang sangat t erbat as. 23 Selanj ut nya adalah sunnah haj i. Dalam perspekt if hukum Islam, sunnah t erkadang j uga disebut sunat adal ah perbuat an yang dianj urkan dan j ika dilaksanakan akan berpahala, namun j ika dit inggalkan t idak berdosa. Di ant ara sunnah haj i adalah: Sej alan dengan konsideran di at as, Komisi Fat wa Maj elis Ulama berkesimpulan bahwa ’ memberi kesempat an pada mereka yang belum menunaikan ibadah haj i’ menj adi sesuat u yang sangat dianj urkan sunat . Selanj ut nya fat wa t ersebut menghimbau kepada umat Islam yang sudah beberapa kali melaksanakan ibadah haj i akan lebih bermanfaat bila dana yang t ersedia it u, disalurkan unt uk amal j ariyah yang dapat dirasakan manfaat nya oleh umum, sehingga mendapat pahala yang t erus mengalir bagi yang melaksanakannya. 23 Lihat buku Kumpulan Fatwa MUI Jakarta: Majelis Ulama Indonesia, 2000 atau akses dari http:www.mui.or.idmui_infatwa.php?id=22 28 Risyad akar Lubis : Proses Penyelenggaraan Ibadah Haj Ditinjau Dari Sudut Hukum Administrasi Negara Studi Kasus Pada Bandara Embarkasi Polonia Medan, 2008. USU Repository © 2008 1. Melaksanakan haj i ifrad, yait u ihram unt uk haj i saj a. Kemudian set elah pekerj aan haj i selesai semuanya, ia berihram lagi unt uk ’ umrah dan t erus mengerj akan rangkaian pekerj aan ’ umrah sampai selesai. 2. Membaca t albiyah dengan suara yang keras bagi laki-l aki, dan bagi perempuan hendaklah dibacanya sekedar t erdengar oleh t elinganya sendiri. Masa membaca t albiyah selama dal am ihram smapai selesai melont ar j umrah ’ aqabah pada hari raya Qurban. 3. Berdoa set elah membaca t albiyah. 4. Berdzikir at au berdoa sewakt u melakukan t hawaf . 5. Sholat dua raka’ at set elah t hawaf di maqam Ibrahim. 6. Masuk ke Ka’ bah dan shalat di dalamnya. 7. Meminum air Zamzam. 8. Berdoa di Mult azam. 9. Berj alan cepat t iga kali put aran pert ama, dan berj alan biasa pada empat put aran t erakhir ket ika melaksanakan t hawaf. Namun bagi perempuan dianj urkan unt uk berj alan biasa saj a seluruhnya. 10. Berlari-lari kecil di ant ara dua t iang yang berwarna hij au di wakt u sa’ i dan berj alan biasa pada lainnya. 11. Naik ke bukit Saf a dan Marwah sert a berdoa di sana sambil menghadap Ka’ bah. 29 Risyad akar Lubis : Proses Penyelenggaraan Ibadah Haj Ditinjau Dari Sudut Hukum Administrasi Negara Studi Kasus Pada Bandara Embarkasi Polonia Medan, 2008. USU Repository © 2008 12. Berdoa di ant ara Saf a dan Marwah. 13. Wukuf dan berdoa set elah melempar j umrah kecuali j umrah ’ Aqabah pada hari-hari t asyrik. Hari-hari t asyrik adalah t anggal 11, 12 dan 13 Dzulhij j ah, j adi t iga hari set elah ’ Idul Adha at au hari raya Haj i. 14. Berdoa dan membaca t akbir set iap melempar j umrah. 24

C. Syarat dan Rukun Haji

Dokumen yang terkait

Prosedur Pendelegasian Wewenang Ditinjau dari Persepektif Hukum Administrasi Negara (Studi di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Medan)

1 53 87

Perolehan Izin Praktik Dokter Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara

16 156 73

Implementasi Pendaftaran Penduduk Sebagai Upaya Tertib Administrasi Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara (Studi Pemko Medan)

10 127 104

Karakteristik Penderita Hipertensi Pada Jemaah Haji Asal Kota Medan Di Embarkasi Polonia Medan Tahun 2010

1 35 105

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pendapatan Kota Medan)

0 53 81

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pendapatan Kota Medan)

0 0 7

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pendapatan Kota Medan)

0 0 1

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pendapatan Kota Medan)

0 0 22

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pendapatan Kota Medan)

0 0 11

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pendapatan Kota Medan)

0 0 2