musafir, peminta-peminta dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji dan
orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”
Q.S Al-Baqarah02:177
22
C. FUNGSI DAN TUJUAN KEBIJAKAN MONETER DALAM ISLAM
Kebijakan moneter bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi terdapat interdependensi terhadap berbagai variabel dalam perekonomian. Di satu sisi, kebijakan
moneter banyak mempengaruhi oleh berbagai faktor dalam perekonomian, di sisi lain kebijakan moneter secara langsung juga mempengaruhi kondisi moneter dan keuangan
yang pada gilirannya akan membawa pengaruh terhadap kondisi sektor riil atau sektor nyata.
Implementasi kebijakan moneter tidak dapat dilakukan secara terpisah dari kebijakan ekonomi makro lainnya, seperti kebijakan fiskal, kebijakan sektoral dan
kebijakan lainnya. Semuanya mengarah pada pencapaian suatu tujuan akhir yaitu kesejahteraan sosial masyarakat. Secara keseluruhan, kebijakan fiskal yang merupakan
suatu kebijakan yang terkait dengan anggaran pemerintah bersama-sama dengan kebijakan moneter mempengaruhi sisi permintaan dalam perekonomian, kebijakan
sektoral seperti kebijakan dibidang perdagangan, perindustrian, pertambangan,
22
Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, Jakarta
pertanian, tenaga kerja dan lain-lain, mempengaruhi sisi penawaran dari perekonomian.
23
Pembangunan ekonomi pada dasarnya berhubungan dengan setiap upaya untuk mengatasi masalah keterbatasan sumber daya. Di negara-negara sedang berkembang,
keterbatasan sumber daya ini terutama berupa keterbatasan sumber dana untuk investasi dan keterbatasan devisa, di samping tentunya keterbatasan sumber daya manusia yang
berkualitas.
Dalam rangka mengatasi keterbatasan sumber daya tersebut, pilihan kebijakan yang diambil pada umumnya berfokus kepada dua aspek, yaitu aspek penciptaan iklim
berusaha yang kondusif, terutama berupa kestabilan ekonomi makro, dan aspek pengembangan infrastruktur perekonomian yang mendukung kegiatan ekonomi.
Kestabilan ekonomi makro tercermin pada harga barang dan jasa yang stabil serta nilai tukar dan suku bunga yang berada pada tingkat yang memungkinkan pertumbuhan
ekonomi yang berkesinambungan dengan kondisi neraca pembayaran internasional yang sehat.
Seperti telah disebutkan di atas bahwa keberhasilan dari kebijakan moneter di antaranya dapat menciptakan peningkatan kesempatan kerja dan semakin meningkatnya
23
Aulia Pohan, Kerangka Kebijakan Moneter…, h. 10
iklim usaha yang bergairah. Dengan demikian apabila kita rinci lebih lanjut maka fungsi kebijakan moneter adalah sebagai berikut:
24
a Menjaga Stabilitas Ekonomi
Stabilitas ekonomi akan tercapai apabila tercipta keadaan ekonomi yang stabil, untuk mewujudkan hal ini maka harus terwujud arus perputaran barang dan arus
perputaran uang yang berjalan secara seimbang dan terkendali. Dengan demikian perlu adanya pengatyuran jumlah uang yang beredar sesuai dengan kebutuhan oleh bank
sentral.
b Menjaga Kestabilan Harga
Jumlah uang yang beredar di masyarakat sangat mempengaruhi tingkat harga- harga yang berlaku. Dengan adanya pengaturan jumlah uang yang beredar oleh bank
sentral, maka tingkat harga dari waktu ke waktu relativf akan terkendali. Jika keadaan harga stabil, masyarakat akan percaya bahwa membeli barang sekarang akan sama
dengan membeli barang pada masa yang akan datang.
c Meningkatkan Kesempatan Kerja
Stabilitas ekonomi yang baik akan mendorong peningkatan jumlah investor untuk mengembangkan investasi-investasi baru, yang akan membuka lapangan kerja
baru sehingga terjadi peningkatan kesempatan kerja. Stabilitas ekonomi tercapai apabila pengaturan jumlah uang yang beredar dapat dikendalikan dengan baik oleh bank sentral.
d Memperbaiki Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran
24
Nurmawan, Kebijakan Moneter, artikel diakses pada 14 Juni 2008 dari http:www.dikmenum.go.idbahankelas2imagesKEBIJAKAN20MONETER,20KEUANGAN20
NEGARA20DAN20PAJAK.pdf
Melalui kebijakan moneter, pemerintah dapat memperbaiki neraca perdagangan luar negeri menjadi surplus ekspor lebih besar daripada impor atau minimal
berimbang. Bentuk kebijakan moneter pada permasalahan ini seperti pemerintah melakukan devaluasi menurunkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang
asing. Dengan adanya devaluasi, diharapkan nilai ekspor kita meningkat dan berpengaruh pada neraca perdagangan dan neraca pembayaran ke arah yang lebih baik.
Tujuan-tujuan Kebijakan Moneter Islam:
25
a. Menurut Iqbal dan khan
i. Kesejahteraan ekonomi yang dengan kesempatan kerja penuh dan laju
pertumbuhan yang optimal ii.
Keadilan sosio-ekonomi dan distribusi pendapatan dan kekayaan yang merata iii.
Stabilitas nilai uang b.
Menurut Umer Chapra i.
Kelayakan ekonomi yang luas berlandaskan full employment dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimum
ii. Keadilan sosio-ekonomi dengan pemerataan distribusi pendapatan dan
kesejahteraan iii.
Stabilitas dalam nilai uang sehingga memungkinkan medium of exchange dapat dipergunakan sebagai satuan perhitungan, patokan yang adil dalam
penangguhan pembayaran, dan nilai tukar yang stabil
25
Luqman, Tujuan Kebijakan Moneter dalam Islam, artikel diakses pada 20 Sept 2008 dari http:luqmannomic.wordpress.com20080531
sistem-moneter-dalam-islam
iv. Penagihan yang efektif dari semua jasa biasanya diharapkan dari sistem
perbankan Dari fungsi dan tujuan di atas sekilas hampir sama dengan sistem kapitalis, akan
tetapi kalau dikaji lebih dalam, ada perbedaan penekanan dan komitmen yaitu tentang nilai-nilai spritual, keadilan sosio ekonomi dan persaudaraan manusia.
Sesebuah negara tidak boleh menjalankan otoritasnya secara semena-mena. Justeru negara harus menggunakan kekuasaannya untuk memungkinkan pasar berfungsi
dengan baik dan menciptakan suatu lingkungan yang tepat bagi realisasi pembangunan dan keadilan. Negara hendaknya merupakan lembaga yang berorientasikan kepada
kesejahteraan, moderat dalam berbelanja, menghormati hak milik orang lain dan menghindari perpajakan yang membebani. Sebagai pemerintah juga hendaknya
berfungsi sebagai penolong dan membantu rakyat dalam menjalankan usaha mereka secara lebih efisien, mencegah mereka dari melakukan hal-hal yang berbahya dan
menghapuskan segala bentuk ketidakadilan. Dengan demikian, maka sebuah pemerintahan itu akan menjamin berlakunya syariah, dan berperan sebagai fasilitator
pembangunan manusia dan kesejahteraan.
26
D. INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER DALAM ISLAM