Uji Sentrifugasi dari Emulsi Minyak Biji Jinten Hitam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 4.16 Hasil Rendemen Ekstraksi Emulsi Minyak Biji Jinten Hitam Sampel Fase Etil Hari ke- Hasil Rendemen Ekstraksi Emulsi Minyak Biji Jinten Hitam Fase Etil Emulsi Sampel 1 Emulsi Sampel 2 Rata-Rata 0,73 0,81 0,77 2 0,24 0,49 0,36 7 0,24 0,39 0,32 14 0,19 0,38 0,29 21 0,15 0,12 0,14 0,2 0,4 0,6 0,8 1 2 7 14 21 Hari ke - Perolehan Kembali Kontrol Sampel Gambar 4.6 Grafik Nilai Perolehan Kembali Rendemen Ekstrak Fase Etil Rata-Rata Kontrol Dan Sampel Emulsi Minyak Biji Jinten Hitam Dari tabel 4.13, 4.14, 4.15, dan 4.16 terlihat bahwa rendemen ekstraksi emulsi minyak biji jinten hitam pada kontrol dan sampel mengalami penurunan selama penyimpanan 21 hari. Persen perolehan kembali rendemen ekstraksi emulsi minyak biji jinten hitam diperoleh dari jumlah ekstrak yang diperoleh dari hasil evaporasi dibagi dengan jumlah awal sampel yang diekstraksi lalu dikalikan 100 persen. Ekstraksi dari emulsi kontrol dan emulsi sampel dilakukan pada hari ke 0, 2, 7, 14, dan 21. Masing- masing dari emulsi tersebut telah diberi label untuk mengetahui hari keberapa emulsi tersebut dilakukan evaluasi kimia pada tahap ekstraksi cair-cair yang menghasilkan perolehan kembali ekstrak minyak biji jinten hitam. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Penurunan rendemen hasil ekstraksi pada kontrol fase heksan sebesar 1,13 dan penurunan rendemen hasil ekstraksi pada sampel fase heksan sebesar 0,35 Selisih dari rendemen fase heksan kontrol dan sampel sebesar 0,78. Hal ini menandakan bahwa pengemasan emulsi menggunakan botol gelap menyebabkan penurunan rendemen hasil ekstraksi fase heksan lebih kecil dibandingkan dengan emulsi yang dikemas menggunakan botol bening. Penurunan rendemen hasil ekstraksi emulsi kontrol fase etil sebesar 0,66 dan penurunan rendemen hasil ekstraksi emulsi sampel fase etil sebesar 0,66. Dari hasil rendemen fase etil kontrol dan fase etil sampel mendapatkan hasil yang sama yaitu 0,66 yang menandakan tidak ada perbedaan rendemen hasil ekstraksi antara fase etil kontrol dan fase etil kontrol. Penurunan rendemen yang terjadi pada emulsi kontrol dan emulsi sampel disebabkan karena semakin lama waktu penyimpanan maka semakin tinggi proses oksidasi yang terjadi didalam sediaan dan terjadinya proses penguapan minyak biji jinten hitam sehingga persen perolehan kembali rendemen minyak didalam sediaan emulsi menjadi berkurang. 2. Analisis Komponen Kimia Emulsi Minyak Biji Jinten Hitam Obat mengandung banyak gugus fungsional, maka dari itu dapat mengalami degradasi melalui berbagai reaksi seperti oksidasi, hidrolisis, isomerisasi, serta fotolisis Fathima, et al., 2012 . Stabilitas dari sediaan farmasi merupakan hal yang penting. Uji stabilitas pada sediaan emulsi minyak biji jinten hitam yang telah dibuat meliputi uji stabilitas fisik dan komponen kimia menggunakan GCMS dengan melihat kandungan dari minyak biji jinten hitam setelah diformulasikan menjadi emulsi selama penyimpanan 21 hari. Uji kandungan komponen kimia dilakukan pada hari ke 0, 2, 7, 14, dan 21. Uji komponen kimia menggunakan GCMS dilakukan dengan melihat komponen yang terkandung dan stabilitas dari persen area komponen yang tersebut. Dari data kromatogram GCMS dapat dilihat komponen utama dari minyak biji jinten hitam yang diformulasikan menjadi emulsi adalah thymoquinon.

Dokumen yang terkait

Penetapan kadar dan analisis profil protein dan asam amino ekstrak ampas biji jinten hitam (Nigella sativa Linn.) dengan metode SDS-Page dan KCKT

6 49 77

Uji Stabilitas Fisik dan Komponen Kimia Pada Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella sativa L.) Dalam Bentuk Emulsi Tipe Minyak Dalam Air Menggunakan GCMS

13 130 104

Uji Stabilitas Fisik dan Komponen Kimia Emulsi Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella Sativa L.) Tipe Minyak dalam Air dengan Penambahan Antioksidan Butylated Hydroxytoluene (BHT)

9 65 133

Uji Stabilitas Fisik dan Komponen Kimia Emulsi Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella Sativa L.) Tipe Minyak dalam Air dengan Penambahan Antioksidan Butylated Hydroxytoluene (BHT)

0 11 133

Pengaruh Variasi Jumlah Minyak Jinten Hitam (Nigella sativa L.) pada Mikrokapsul Terhadap Uji PelepasanIn Vitro

4 30 82

Validasi Metode Analisis Timokuinon serta Penetapan Kadar Timokuinon dalam Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella sativa L.) secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

4 41 76

Penetapan Kadar dan Analisis Profil Protein dan Asam Amino Ekstrak Ampas Biji Jinten Hitam (Nigella sativa Linn.) dengan Metode SDS-PAGE dan KCKT

7 52 77

Formulasi Emulsi Tipe M/A Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella sativa L.)

5 41 83

PERBANDINGAN PROFIL KROMATOGRAM MINYAK ATSIRI JINTEN HITAM (Nigella Sativa L.) YANG BERASAL Perbandingan Profil Kromatogram Minyak Atsiri Jinten Hitam (Nigella Sativa L.) Yang Berasal Dari Habasyah, India, Dan Indonesia Dengan Menggunakan Metode Kromat

0 1 14

FORMULASI SEDIAAN EMULSI TIPE M/A MINYAK BIJI JINTEN HITAM (Nigella sativa L.) DENGAN EMULGATOR KOMBINASI SPAN 80 DAN TWEEN 80.

2 5 1