Reaksi Oksidasi Penguraian dan Penstabilan Bahan Obat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta emulsi dan menjaga stabilitas dari emulsi tersebut agar mecapai shelf life dari produk Ansel, 2008 Bahan pengemulsi yang digunakan dalam penelitian adalah tragakan. Dimana tragakan 1,5 dipilih karena merupakan emulgator alam dan berdasarkan penelitian sebelumnya dihasilkan sediaan emulsi dengan viskositas yang paling baik Indayanti, 2014. Tragakan tidak larut dalam air, etanol 95, dan pelarut organik lain. Meskipun tidak larut dalam air namun tragakan dapat mengembang 10 kali dari beratnya baik di dalam air panas ataupun air dingin Rowey, Sheskey dan Owen, 2006. Data praformulasi dari tragakan yaitu : HOPE, 6th Edition Sinonim : gum tragacanth, tragacantha. Organoleptis : serbuk, berwarna putih hingga kekuningan, tidak berbau, membentuk lapisan transparan. Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, ethanol 95, dan pelarut organik lain. Bisa mengembang dengan cepat dengan sepuluh kali beratnya dalam air baik air panas atau dingin. Keasaman-kebasaan : pH 5-6 pada larutan terdispersi 1 wv Nilai keasaman : 2-5 Kandungan air : 15 ww Manfaat penggunaan : agen pensuspensi, agen peningkat viskositas. Stabilitas dan penyimpanan : stabil pada pH 4-8 dan pada wadah tertutup rapat dengan kondisi sejuk dan kering. Inkompatibilitas : menurunkan efek sebagai pengawet pada benzal konium klorida, klorbutanol, dan metil paraben. Selain emulgator tragakan, zat lain yang digunakan sebagai emulgator dan penstabil untuk sistem emulsi farmasi adalah sebagai berikut: Ansel, 2008 . 1. Bahan-bahan karbohidrat : akasia, agar, kondrus, dan pektin. 2. Zat – zat protein : gelatin, kuning telur, dan kasein. 3. Alkohol dengan BM tinggi : streil alkohol, setil alkohol, dan gliserin monosearat. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4. Zat –zat pembasah : anionik  natrium laurilsulfat bersifat kationik ,anionik kationik  benzalkonium klorida dan nonionik nonionik  ester-ester sorbitan dan turunan poli etilen. 5. Zat terbagi halus : tanah liat koloid termasuk bentonit, magnesium hidroksida, dan alumunium hidroksida. d. Pengawet Pengawet yang digunakan disini adalah Natrium benzoat dengan konsentrasi 0,1. Natrium benzoat dipilih sebagai pengawet karena cocok dengan tragakan. Natrium benzoat larut dalam etanol 95 1:75, etanol 90 1:50, dan air pada suhu 20 °C 1:1,8 dan pada suhu 100 °C 1:1,4. Natrium benzoat memiliki aktivitas sebagai bakteriostatik dan anti jamur yang optimal pada pH 2-5 serta pada kondisi basa hampir tidak memiliki efek Rowey, Sheskey and Owen, 2006. Data praformulasi dari natrium benzoat adalah : Sinonim : sodium benzoic acid, benzoic acid sodium salt. Organoleptis : berupa serbuk, granul, atau kristal yang sedikit higroskopis,berwarna putih, tidak berbau. Kelarutan : ethanol 95 1 dalam75, ethanol 90 1 dalam 50, air 1 dalam 1,8 ; 1 dalam 1,4 pada suhu 100 o C Keasaman-kebasaan : pH 8 Densitas : 1,497-1,527 gcm3 at 24 o C Manfaat penggunaan : pengawet, lubrikan tablet dan kapsul Stabilitas dan penyimpanan : penyimpanan pada wadah tertutup rapat dengan kondisi sejuk dan kering. Inkompatibilitas : inkompatibel dengan senyawa kuartener, gelatin, garam Fe,garam kalsium, logam berat seperti merkuri dan perak. e. Pemanis Pemanis yang digunakan dalam formula ini yaitu sukrosa. Sukrosa merupakan pemanis yang umum digunakan dalam pembuatan sediaan oral.

Dokumen yang terkait

Penetapan kadar dan analisis profil protein dan asam amino ekstrak ampas biji jinten hitam (Nigella sativa Linn.) dengan metode SDS-Page dan KCKT

6 49 77

Uji Stabilitas Fisik dan Komponen Kimia Pada Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella sativa L.) Dalam Bentuk Emulsi Tipe Minyak Dalam Air Menggunakan GCMS

13 130 104

Uji Stabilitas Fisik dan Komponen Kimia Emulsi Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella Sativa L.) Tipe Minyak dalam Air dengan Penambahan Antioksidan Butylated Hydroxytoluene (BHT)

9 65 133

Uji Stabilitas Fisik dan Komponen Kimia Emulsi Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella Sativa L.) Tipe Minyak dalam Air dengan Penambahan Antioksidan Butylated Hydroxytoluene (BHT)

0 11 133

Pengaruh Variasi Jumlah Minyak Jinten Hitam (Nigella sativa L.) pada Mikrokapsul Terhadap Uji PelepasanIn Vitro

4 30 82

Validasi Metode Analisis Timokuinon serta Penetapan Kadar Timokuinon dalam Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella sativa L.) secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

4 41 76

Penetapan Kadar dan Analisis Profil Protein dan Asam Amino Ekstrak Ampas Biji Jinten Hitam (Nigella sativa Linn.) dengan Metode SDS-PAGE dan KCKT

7 52 77

Formulasi Emulsi Tipe M/A Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella sativa L.)

5 41 83

PERBANDINGAN PROFIL KROMATOGRAM MINYAK ATSIRI JINTEN HITAM (Nigella Sativa L.) YANG BERASAL Perbandingan Profil Kromatogram Minyak Atsiri Jinten Hitam (Nigella Sativa L.) Yang Berasal Dari Habasyah, India, Dan Indonesia Dengan Menggunakan Metode Kromat

0 1 14

FORMULASI SEDIAAN EMULSI TIPE M/A MINYAK BIJI JINTEN HITAM (Nigella sativa L.) DENGAN EMULGATOR KOMBINASI SPAN 80 DAN TWEEN 80.

2 5 1