UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.6 Ekstraksi Cair-cair
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari suatu bahan berupa padatan ataupun berupa cairan. Ekstraksi merupakan salah satu teknik yang sangat penting
untuk isolasi dan pemurnian dari suatu bahan organik. Ekstraksi dengan pelarut adalah pemisahan antar bagian dari suatu bahan berdasarkan pada perbedaan dari
sifat melarut dari masing-masing bagian bahan terhadap pelarut yang digunakan. Pelarut organik yang biasa digunakan adalah senyawa hidrokarbon pelarut lemak
dan minyak seperti alkohol dan aseton Harborne, 1987. Ekstraksi dapat dibedakan menjadi dua cara berdasarkan wujud bahannya,
yaitu ekstraksi padat cair dan ekstraksi cair-cair. Ekstraksi padat cair biasanya digunakan untuk sampel yang berupa padatan dengan pelarutnya berupa cairan.
Ekstraksi cair-cair digunakan untuk memisahkan dua zat cair yang saling bercampur dengan menggunakan pelarut yang dapat melarutkan salah satu zat.
Metode ekstraksi pelarut menggunakan pelarut yang dapat bercampur dengan sampel untuk menarik senyawa target yang berada pada sampel. Pelarut yang
dipilih biasanya memiliki polaritas yang dekat dengan senyawa target. Pelarut mudah menguap seperti heksan, benzen, ether, etil asetat, dan dikloro metan
biasanya digunakan untuk ekstraksi senyawa yang mudah menguap. N- heksan cocok untuk ekstraksi senyawa non polar seperti hidrokarbon alifatik, benzen
cocok untuk senyawa aromatik, serta eter dan etil asetat cocok untuk senyawa yang relatif polar mengandung oksigen. Ekstraksi umumnya dilakukan dengan
mengocok sampel dan pelarut di dalam corong pisah. Metode ekstraksi ini merupakan metode yang efisien namun waktu ekstraksi dengan metode ini
panjang Handbook of Analytical Method.
2.7 Gas Chromatography - Mass Spectrometry GCMS
Kromatografi gas dan spektrometri massa dapat digunakan untuk memisahkan komponen dengan memberikan waktu retensi dan puncak elusi yang
dapat dimasukkan ke dalam spektrofotometer massa untuk memperoleh berat
molekul, karakteristik dan informasi fragmentasi Heinrich, 2004.
Kromatografi gas saat ini merupakan metode analisis yang penting dalam kimia organik untuk menentukan senyawa tunggal dalam campuran. Spektrometer
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
massa sebagai metode deteksi yang memberikan data yang bermakna, yang diperoleh dari penentuan langsung molekul zat atau fragmen Heinrich, 2004.
2.7.1 Kromatografi Gas
Kromatografi gas merupakan metode yang dinamis untuk pemisahan senyawa-senyawa organik yang mudah menguap dan senyawa-senyawa gas
anorganik dalam suatu campuran. Sampel yang mudah menguap dan stabil terhadap panas akan bermigrasi melalui kolom yang mengandung fase diam
dengan suatu kecepatan yang terantung pada rasio distribusinya. Pada umumnya
solut dari ujung kolom menghantarkan ke detektor McNair, et al., 1998.
Kromatografi gas penggunaan utamanya ialah pada pemisahan senyawa atsiri, yaitu : asam lemak, mono dan seskuiterpen, hidrokarbon dan senyawa
belerang tinggi Harborne, 1987.
2.7.2 Spektrometri Massa
Teknik ini memungkinkan untuk mengukur berat molekul dari senyawa dan ion molekular yang diidentifikasi, teknik ini memungkinkan untuk mengukur ion
secara akurat untuk memastikan jumlah dari atom hidrogen, karbon, oksigen dan atom lain yang terdapat dalam suatu molekul. Teknik ini akan memberikan hasil
data berupa rumus molekul Heinrich, 2004.
Sejumlah teknik ionisasi terdapat dalam spektrometri massa, yang mana electron impact digunakan secara luas. Teknik ini memberikan fragmentasi yang
baik dari molekul dan berguna untuk menentukan struktur dengan menetapkan fragmentasi untuk kelompok fungsional yang terdapat dalam senyawa Heinrich,
2004.
2.8 Wadah
2.8.1 Pengertian Wadah
Wadah adalah suatu tempat yang digunakan untuk penyimpanan suatu bahan yang dapat berhubungan langsung atau tidak langsung. Wadah dan
sumbatanya tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan didalamnya baik secara kimia maupun secara fisika, yang dapat mengakibatkan perubahan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kekuatan, mutu atau kemurnian hingga tidak memenuhi persyaratan resmi Farmakope Indonesia Jilid IV, 1995 .
Sistem wadah dan penutup harus cukup melindungi bentuk sediaan dari temperatur dan cahaya yang dapat menyebabkan penurunan mutu bentuk sediaan.
Penyebab dari degradasi sediaan diantaranya adalah terpapar sinar matahari. Perlindungan terhadap paparan cahaya dilakukan pengemasan dengan wadah
gelap atau wadah kuning kecoklatan amber Patrick, 2011 .
2.8.1 Macam-Macam Wadah a
Wadah Tertutup Baik
Wadah tertutup baik harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat dan mencegah hilangnya isi selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan,
dan pendistribusian Farmakope Indonesia Jilid IV, 1995.
b Wadah Tertutup Rapat
Wadah tertutup rapat harus melindungi isi terhadap masuknya bahan cair, bahan padat, atau uap dan mencegah hilangnya isi selama penanganan,
pengangkutan, penyimpanan, dan pendistribusian dan harus dapat ditutup rapat kembali. Wadah tertutup rapat dapat diganti dengan wadah tertutup kedap untuk
bahan dosis tunggal Farmakope Indonesia Jilid IV, 1995.
c Wadah Tidak Tembus Cahaya
Wadah tidak tembus cahaya harus dapat melindungi isi dari pengaruh cahaya, dibuat dari bahan khusus yang mempunyai sifat menahan cahaya atau
dengan melapisi wadah tersebut. Wadah yang bening dan tidak berwarna atau wadah yang tembus cahaya dapat dibuat tidak tembus cahaya dengan cara
memberi pembungkus yang buram. Jika dalam monografi dinyatakan “terlindung da
ri cahaya” dimaksudkan agar penyimpanan dilakukan dalam wadah tidak tembus cahaya Farmakope Indonesia Jilid IV, 1995.
d Wadah Tahan Dirusak
Wadah suatu bahan steril yang dimaksudkan untuk pengobatan mata atau telinga, kecuali yang disiapkan segera sebelum diserahkan atas dasar resep, harus
disegel sedemikian rupa hingga isinya tidak dapat digunakan tanpa merusak segel Farmakope Indonesia Jilid IV, 1995.