Metode Demulsifikasi TINJAUAN PUSTAKA

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kekuatan, mutu atau kemurnian hingga tidak memenuhi persyaratan resmi Farmakope Indonesia Jilid IV, 1995 . Sistem wadah dan penutup harus cukup melindungi bentuk sediaan dari temperatur dan cahaya yang dapat menyebabkan penurunan mutu bentuk sediaan. Penyebab dari degradasi sediaan diantaranya adalah terpapar sinar matahari. Perlindungan terhadap paparan cahaya dilakukan pengemasan dengan wadah gelap atau wadah kuning kecoklatan amber Patrick, 2011 .

2.8.1 Macam-Macam Wadah a

Wadah Tertutup Baik Wadah tertutup baik harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat dan mencegah hilangnya isi selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan, dan pendistribusian Farmakope Indonesia Jilid IV, 1995. b Wadah Tertutup Rapat Wadah tertutup rapat harus melindungi isi terhadap masuknya bahan cair, bahan padat, atau uap dan mencegah hilangnya isi selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan, dan pendistribusian dan harus dapat ditutup rapat kembali. Wadah tertutup rapat dapat diganti dengan wadah tertutup kedap untuk bahan dosis tunggal Farmakope Indonesia Jilid IV, 1995. c Wadah Tidak Tembus Cahaya Wadah tidak tembus cahaya harus dapat melindungi isi dari pengaruh cahaya, dibuat dari bahan khusus yang mempunyai sifat menahan cahaya atau dengan melapisi wadah tersebut. Wadah yang bening dan tidak berwarna atau wadah yang tembus cahaya dapat dibuat tidak tembus cahaya dengan cara memberi pembungkus yang buram. Jika dalam monografi dinyatakan “terlindung da ri cahaya” dimaksudkan agar penyimpanan dilakukan dalam wadah tidak tembus cahaya Farmakope Indonesia Jilid IV, 1995. d Wadah Tahan Dirusak Wadah suatu bahan steril yang dimaksudkan untuk pengobatan mata atau telinga, kecuali yang disiapkan segera sebelum diserahkan atas dasar resep, harus disegel sedemikian rupa hingga isinya tidak dapat digunakan tanpa merusak segel Farmakope Indonesia Jilid IV, 1995. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta e Wadah Tertutup Kedap Wadah tertutup kedap harus dapat mencegah menembusnya udara atau gas selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan, dan distribusi Farmakope Indonesia Jilid IV, 1995. f Wadah Satuan Tunggal Wadah satuan tunggal digunakan untuk produk obat yang dimaksudkan untuk digunakan sebagai dosis tunggal yang harus digunakan segera setelah dibuka. Wadah atau pembungkus sebaiknya dirancang sedemikian rupa hingga dapat diketahui apabila wadah tersebut pernah dibuka Farmakope Indonesia Jilid IV, 1995. g Wadah Dosis Tunggal Wadah dosis tunggal adalah wadah satuan tunggal untk bahan yang hanya digunakaan secara parenteral Farmakope Indonesia Jilid IV, 1995. h Wadah Dosis Satuan Wadah dosis satuan adalah wadah satuan tunggal untuk bahan yang digunakan bukan secara parenteral dalam dosis tunggal, langsung dari wadah Farmakope Indonesia Jilid IV, 1995. i Wadah Satuan Ganda Wadah satuan ganda adalah wadah yang memungkinkan dapat diambil isinya beberapa kali tanpa mengakibatkan perubahan kekuatan mutu atau kemurnian sisa zat dalam waktu tersebut Farmakope Indonesia Jilid IV,1995 j Wadah Dosis Ganda Wadah dosis ganda adalah wadah satuan ganda untuk bahan yang digunakan hanya secara parenteral Farmakope Indonesia Jilid IV, 1995 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisa Obat dan Pangan Halal, Laboratorium Farmakognosi Fitokimia, Laboratorium Penelitian I, dan Laboratorium Penelitian II Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Di mulai dari bulan Februari sampai Mei 2015.

3.2 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GCMS Agilent Technologies 7890A, stirer homogenizer STIRER IKA, alat sentrifugasi, pH meter Horiba pH meter F-52, viskometer HAAKE Visco Tester 6R, evaporatorEyela, timbangan analitik AND GH-202, mikroskop optik Olympus, corong pisah Pyrex, gelas ukur Pyrex, beacker glass Pyrex, erlenmeyer Pyrex, botol amber 100 ml Duran, botol bening 100 ml Duran, hot plate, vial, magnetic stirer, cawan penguap, kaca arloji, pipet tetes, batang pengaduk, dan spatula.

3.3 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak biji jinten hitam Nigella sativa, L seed oil CV Cipta Anugrah, tragakan Brataco, sukrosa CV Cipta Anugrah, natrium benzoat CV Cipta Anugrah, aquades. Untuk pereaksi kimia yang digunakan adalah n-heksan pro analisis Merck, etil asetat pro analisis Merck, dan HCl pekat pro analisis Smart Lab. 3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1 Penyiapan Bahan Bahan – bahan yang akan digunakan untuk membuat emulsi minyak biji jinten hitam yang diperoleh dari CV Cipta Anugerah dan Brataco disiapkan. 24

Dokumen yang terkait

Penetapan kadar dan analisis profil protein dan asam amino ekstrak ampas biji jinten hitam (Nigella sativa Linn.) dengan metode SDS-Page dan KCKT

6 49 77

Uji Stabilitas Fisik dan Komponen Kimia Pada Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella sativa L.) Dalam Bentuk Emulsi Tipe Minyak Dalam Air Menggunakan GCMS

13 130 104

Uji Stabilitas Fisik dan Komponen Kimia Emulsi Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella Sativa L.) Tipe Minyak dalam Air dengan Penambahan Antioksidan Butylated Hydroxytoluene (BHT)

9 65 133

Uji Stabilitas Fisik dan Komponen Kimia Emulsi Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella Sativa L.) Tipe Minyak dalam Air dengan Penambahan Antioksidan Butylated Hydroxytoluene (BHT)

0 11 133

Pengaruh Variasi Jumlah Minyak Jinten Hitam (Nigella sativa L.) pada Mikrokapsul Terhadap Uji PelepasanIn Vitro

4 30 82

Validasi Metode Analisis Timokuinon serta Penetapan Kadar Timokuinon dalam Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella sativa L.) secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

4 41 76

Penetapan Kadar dan Analisis Profil Protein dan Asam Amino Ekstrak Ampas Biji Jinten Hitam (Nigella sativa Linn.) dengan Metode SDS-PAGE dan KCKT

7 52 77

Formulasi Emulsi Tipe M/A Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella sativa L.)

5 41 83

PERBANDINGAN PROFIL KROMATOGRAM MINYAK ATSIRI JINTEN HITAM (Nigella Sativa L.) YANG BERASAL Perbandingan Profil Kromatogram Minyak Atsiri Jinten Hitam (Nigella Sativa L.) Yang Berasal Dari Habasyah, India, Dan Indonesia Dengan Menggunakan Metode Kromat

0 1 14

FORMULASI SEDIAAN EMULSI TIPE M/A MINYAK BIJI JINTEN HITAM (Nigella sativa L.) DENGAN EMULGATOR KOMBINASI SPAN 80 DAN TWEEN 80.

2 5 1