Pengukuran Nilai pH dari Emulsi Minyak Biji Jinten Hitam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.1.4 Pengukuran Nilai Diameter Globul dari Emulsi Minyak Biji Jinten Hitam

Pengukuran diameter globul emulsi minyak biji jinten dilakukan menggunakan mikroskop Olympus DX 1 x 71 dengan perbesaran 10 x 10. Hasil dari diameter globul dapat dilihat ditabel 4.9 dan 4.10. Tabel 4.9 Hasil Pengukuran Nilai Diameter Globul Emulsi Minyak Biji Jinten Hitam Emulsi Kontrol Tabel 4.10 Hasil Pengukuran Nilai Diameter Globul Emulsi Minyak Biji Jinten Hitam Emulsi Sampel 5 10 15 20 2 7 14 21 Hari ke- Ukuran Globul µm Kontrol Sampel Gambar 4.3 Grafik Nilai Diameter Globul Rata-Rata Emulsi Minyak Biji Jinten Hitam Kontrol Dan Sampel Hari ke - Nilai Diameter Globul Emulsi Minyak Jinten µm Emulsi 1 Emulsi 2 Rata-rata 13,56 13,20 13,38 2 14,13 13,16 13,65 7 15,69 14,88 15,29 14 15,77 15,71 15,74 21 16,61 15,96 16,28 Hari ke - Nilai Diameter Globul Emulsi Minyak Jinten µm Emulsi 1 Emulsi 2 Rata-rata 14,29 12,64 13,47 2 14,52 13,07 13,79 7 14,76 13,49 14,13 14 16,26 13,50 14,88 21 16,82 15,65 16,23 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan grafik pada gambar 4.9 dan 4.10 terlihat nilai rata-rata diameter globul dari emulsi minyak biji jinten hitam kontrol dan sampel selama penyimpanan 21 hari mengalami kenaikan ukuran globul. Peningkatan nilai diameter globul pada emulsi kontrol sebesar 2,90 µm dan pada emulsi sampel sebesar 2,76 µm. Hal ini menandakan bahwa peningkatan ukuran globul pada emulsi sampel lebih kecil dibandingkan dengan emulsi kontrol selama penyimpanan 21 hari. Ukuran globul merupakan indikator utama untuk kecenderungan terjadinya pemisahan emulsi creaming atau pemisahan dua fase tersendiri breaking. Peningkatan ukuran globul menandakan bahwa kestabilan emulsi menjadi berkurang. Sesuai hukum Stoke, semakin besar ukuran globul maka akan semakin cepat laju sedimentasinya sehingga akan menurunkan viskositasnya Dzuhro, 2011.

4.1.5 Uji Tipe Emulsi dari Emulsi Minyak Biji Jinten Hitam

Pengujian tipe emulsi dilakukan dengan cara pengenceran menggunakan aquades. Hasil dari uji tipe emulsi dapat dilihat pada tabel 4.11 dibawah ini. Tabel 4.11 Hasil Pengujian Tipe Emulsi dari Emulsi Minyak Biji Jinten Hitam Hari ke- Uji Tipe Emulsi Kontrol 1 Kontrol 2 Sampel 1 Sampel 2 Minyak dalam air Minyak dalam air Minyak dalam air Minyak dalam air 2 Minyak dalam air Minyak dalam air Minyak dalam air Minyak dalam air 7 Minyak dalam air Minyak dalam air Minyak dalam air Minyak dalam air 14 Minyak dalam air Minyak dalam air Minyak dalam air Minyak dalam air 21 Minyak dalam air Minyak dalam air Minyak dalam air Minyak dalam air Dari tabel 4.11 terlihat bahwa hasil dari uji tipe emulsi minyak biji jinten hitam kontrol dan sampel menunjukan tipe minyak dalam air. Dimana emulsi kontrol dan emulsi sampel ketika ditambahkan aquades, emulsi tersebut menjadi homogen yang menandakan bahwa tipe dari emulsi kontrol dan emulsi sampel adalah tipe minyak dalam air. Selama penyimpanan 21 hari tipe emulsi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta emulsi kontrol dan emulsi sampel tetap minyak dalam air yang menandakan emulsi tersebut stabil.

4.1.6 Uji Sentrifugasi dari Emulsi Minyak Biji Jinten Hitam

Pegujian sentrifugasi dilakukan menggunakan alat uji sentrifugasi. Hasil uji sentrifugasi pada emusli sampel dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini. Tabel 4.12 Hasil Uji Sentrifugasi Emulsi Minyak Jinten Hitam Emulsi Kontrol dan Sampel Sediaan Awal Akhir Emulsi kontrol 1 Homogen dan tidak ada pemisahan antara dua fase fase air dan fase minyak Terjadi pemisahan antara dua fase bagian atas : fase minyak ; bagian bawah : fase air Emulsi kontrol 2 Homogen dan tidak ada pemisahan antara dua fase fase air dan fase minyak Terjadi pemisahan antara dua fase bagian atas : fase minyak ; bagian bawah : fase air Emulsi sampel 1 Homogen dan tidak ada pemisahan antara dua fase fase air dan fase minyak Terjadi pemisahan antara dua fase bagian atas : fase minyak ; bagian bawah : fase air Emulsi sampel 2 Homogen dan tidak ada pemisahan antara dua fase fase air dan fase minyak Terjadi pemisahan antara dua fase bagian atas : fase minyak ; bagian bawah : fase air Sampel 1 Sampel 2 Kontrol 1 Kontrol 2 Gambar 4.4 Hasil Sentrifugasi Emulsi Minyak Biji Jinten Hitam Kontrol dan Sampel

Dokumen yang terkait

Penetapan kadar dan analisis profil protein dan asam amino ekstrak ampas biji jinten hitam (Nigella sativa Linn.) dengan metode SDS-Page dan KCKT

6 49 77

Uji Stabilitas Fisik dan Komponen Kimia Pada Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella sativa L.) Dalam Bentuk Emulsi Tipe Minyak Dalam Air Menggunakan GCMS

13 130 104

Uji Stabilitas Fisik dan Komponen Kimia Emulsi Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella Sativa L.) Tipe Minyak dalam Air dengan Penambahan Antioksidan Butylated Hydroxytoluene (BHT)

9 65 133

Uji Stabilitas Fisik dan Komponen Kimia Emulsi Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella Sativa L.) Tipe Minyak dalam Air dengan Penambahan Antioksidan Butylated Hydroxytoluene (BHT)

0 11 133

Pengaruh Variasi Jumlah Minyak Jinten Hitam (Nigella sativa L.) pada Mikrokapsul Terhadap Uji PelepasanIn Vitro

4 30 82

Validasi Metode Analisis Timokuinon serta Penetapan Kadar Timokuinon dalam Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella sativa L.) secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

4 41 76

Penetapan Kadar dan Analisis Profil Protein dan Asam Amino Ekstrak Ampas Biji Jinten Hitam (Nigella sativa Linn.) dengan Metode SDS-PAGE dan KCKT

7 52 77

Formulasi Emulsi Tipe M/A Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella sativa L.)

5 41 83

PERBANDINGAN PROFIL KROMATOGRAM MINYAK ATSIRI JINTEN HITAM (Nigella Sativa L.) YANG BERASAL Perbandingan Profil Kromatogram Minyak Atsiri Jinten Hitam (Nigella Sativa L.) Yang Berasal Dari Habasyah, India, Dan Indonesia Dengan Menggunakan Metode Kromat

0 1 14

FORMULASI SEDIAAN EMULSI TIPE M/A MINYAK BIJI JINTEN HITAM (Nigella sativa L.) DENGAN EMULGATOR KOMBINASI SPAN 80 DAN TWEEN 80.

2 5 1