Dasar Hukum Syaikh Burhanuddin dalam Menetapkan Awal Bulan

65 c. Jika sudah diketahui ke-duanya, jumlahkan angka tahun dan angka bulan AT+AB. d. Hasil dari penjumlahan itulah dapat diketahui jatuhnya tanggal 1 bulan hijriyah pada hari apa, dengan syarat hasil penjumlahan tersebut diurutkan yang dimulai dari hari kamis. Contoh: Kita akan menentukan awal bulan Ramadhan Tahun 1450 H. Langkahya adalah 1450 H. jatuh pada urutrumusan huruf ج ja yang mempunyai angka 3 tiga. Sedangkan Ramadhan mempunyai rumusan huruf ه Ha yang memiliki angka 5 lima. 3 + 5 = 8. Dari hasil ini, kita hitung 8delapan hari ke depan yang dimulai dari hari kamis. Yaitu, Kamis1, Jum’at2, Sabtu3, Ahad4, Senin5, Selasa6, Rabu7, Kamis8. Jadi kita sudah dapat mengetahui bahwa jatuh awal bulan Ramadhan pada tanggal 1satu bulan Ramadhan 1450 H. adalah hari kamis.

B. Dasar Hukum Syaikh Burhanuddin dalam Menetapkan Awal Bulan

Ramadhan Penetapan awal bulan Ramadhan yang dilakukan oleh Syaikh Burhanuddin didasarkan pada dalil-dalil Qath’i dan kitabkitab berikut ini: 1. Al-Qur’an 66 Diantara ayat-ayat Al-Dur’an yang dijadikan dasar dalam menetapkan awal bulan oleh Syaikh Burhanuddin diantaranya surat Yasin ayat 39-40 sebagai berikut:         Artinya: Dan Telah kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga Setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.QS. Yasin : 39                  Artinya: Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.QS. Yasin : 40 Berdasarkan ayat al-Qur’an di atas, Syaikh Burhanuddin memandang bahwa bulan beredar dari satu manzilah ke manzilah yang lain. Satu manzilah membutuhkan waktu sehari semalam dengan besar derajat sebanyak 13 derajat. 8 8 Diakses pada 27 Desember 2010 dari www.muchrojimahmad.blogspot.com Rabu, 03 September 2008. 67 2. Hadis ﻦﺑا ﻮھو ﺪﻤﺤﻣ ﻦﻋ ﻢﻠﺴﻣ ﻦﺑا ﻰﻨﻌﯾ ﻊﯿﺑﺮﻟا ﺎﻨﻨﺛﺪﺣ ﻲﺤﻤﺠﻟا مﻼﺳ ﻦﺑ ﻦﻤﺣﺮﻟا ﺪﺒﻋ ﺎﻨﺛﺪﺣ ﻰﺒﻨﻟا نا ﮫﻨﻋ ﷲا ﻲﺿر ةﺮﯾﺮھ ﻰﺑا ﻦﻋ دﺎﯾز ﮫﺘﯾؤﺮﻟ اﻮﻣﻮﺻ لﺎﻗ ﻢﻠﺳو ﮫﯿﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ دﺪﻌﻟا اﻮﻠﻤﻛﺎﻓ ﻢﻤﻜﯿﻠﻋ ﻰﻤﻏ نﺎﻓ ﮫﺘﯾؤﺮﻟ اوﺮﻄﻓاو ﻢﻠﺴﻣ هاور 9 Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bib Sallam al- Jumahiy, telah menceritakan kepada kami al-Rabii’ Ibn Muslim, dari Muhammad Ibn Jiyad, dari Abu Hurairah, semoga Allah meridhoinya, sesungguhnya Nabi saw. bersabda: Berpuasalah kamu karena melihat hilal, dan berbukalah kamu karena melihat hilal.Bila kamu tertutupi oleh mendung, maka sempurnakanlah bilangan menjadi tiga puluh hari. HR. Muslim ﻦﻋ ﺎﻤﮭﻨﻋ ﷲا ﻲﺿر ﺮﻤﻋ ﻦﺑا ﻦﻋ ﻊﻓﺎﻧ ﻦﻋ ﻚﻟﺎﻣ ﻰﻠﻋ تاﺮﻗ لﺎﻗ ﻲﺤﯾ ﻦﺑ ﻲﺤﯾ ﺎﻨﺛﺪﺣ ﷲا ﻰﻠﺻ ﻰﺒﻨﻟا ﺮﺗ ﻰﺘﺣ اﻮﻣﻮﺼﺗ ﻻ لﺎﻘﻓ نﺎﻀﻣر ﺮﻛذ ﮫﻧا ﻢﻠﺳو ﮫﯿﻠﻋ ﻻو لﻼﮭﻟاو ﮫﻟاورﺪﻗﺎﻓ ﻢﻜﯿﻠﻋ ﻰﻤﻏا نﺎﻓ هوﺮﺗ ﻰﺘﺣ اوﺮﺘﻔﺗ ﻢﻠﺴﻣ هاور 10 Artinya : Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya berkata saya telah membacakan kepada Malik dari Nafi’ dari Ibnu Umar semoga Allah meridloi ke-duanya dari Nabi saw. bahwasannya Beliau telah menuturkan Ramadhan, maka Beliau bersabda: “Janganlah kamu berpuasa sebelum kamu melihat hilal Ramadhan dan janganlah kamu berbuka sebelum kamu melihat hilal Syawal. Jika tertutup atas kalian maka taqdirkanlah HR. Muslim dari Ibnu Umar. ﺪﻤﺤﻣ ﺎﻧﺮﺒﺧا ﷲاﺪﺒﻋ ﻦﺑ ﻦﺑ ﺪﻤﺤﻣ ﻦﻋ رﺎﻨﯾد ﻦﺑ وﺮﻤﻋ ﻦﻋ نﺎﯿﻔﺳ ﺎﻨﺛﺪﺣ لﺎﻗ ﺪﯾﺰﯾ ﻦﺑ ﻦﯿﻨﺣ ﮫﯿﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ﷲا لﻮﺳر لﺎﻗ ﺪﻗو ﺮﮭﺸﻟا مﺪﻘﺘﯾ ﻦﻤﻣ ﺖﺒﺠﻋ لﺎﻗ سﺎﺒﻋ ﻦﺑا ﻦﻋ 9 Imam Ibnu al-Husen Muslim Ibn al-Hajaj Ibn Muslim al-Qusyairy al-Nisaaburi, Al-Jami’ al- Shahih al-Musamma Shahih Muslim Juz II, Semarang : Toha Putera, t. Th, h. 124. 10 Ibid, h. 122. Dalam Buku kumpulan Hadis Shahih “al-Jami’u al-Shahih” karangan Husein Bahreisj dikatakan bahwa hadis ini merupakan riwayat Bukhari dan Muslim. 68 ةﺪﻌﻟا اﻮﻠﻤﻛﺎﻓ ﻢﻜﯿﻠﻋ ﻢﻏ نﺎﻓ اوﺮﻄﻓﺎﻓ هﻮﻤﺘﯾار اذاو اﻮﻣﻮﺼﻓ لﻼﮭﻟا ﻢﺘﯾار اذا ﻢﻠﺳو ﻦﯿﺛﻼﺛ . 11 Artinya : Telah mengabarkan kepada kami Muhammad Ibn Abdillah Ibn Yazid berkata telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Amru Ibn Dinar dari Muhammad Ibn Hunain dari Ibnu Abbas berkata aku heran akan orang yang memulai puasa, lalu telah Bersabda Rasulullah saw. apabila kamu sekalian melihat hilal, maka berpuasalah, dan apabila kamu sekalian melihat hilal, maka berbukalah. Jika tertutup awan atas kamu sekalian, maka genapkanlah menjadi tiga puluh hari. HR. Jalaludin As-Suyuti. Berdasarkan hadis-hadis di atas telah jelas bahwa ibadah puasa dan ‘Idul Fitri akan dilakukan setelah hilal dapat dilihat. Jika hilal tersebut tidak dapat dilihat atau tertutup awan, maka bulan sebelumnya Sya’ban dan Ramadhan digenapkan menjadi tiga puluh hari.

C. Perbandingan Penentuan Awal Bulan Antara Syaikh Burhanuddin