56
sahabat  lain,  pendapat  seorang  atau  beberapa  sahabat,  dengan  syarat  sesuai dengan al-Quran serta sunnah, hadis mursal, dan qias, tetapi hanya dalam keadaan
terpaksa.
21
Di  Indonesia  pada  umumnya  hanya  dikenal  mazhab  Syafi’i,  begitu  juga yang  terdapat  pada  keagaman  masyarakat  Ulakan  Pariaman  yang  dikembangkan
Tuanku  hanya  bermazhabkan  Syafi’i  tetapi  di  dunia  Islam  lain  mazbab-mazhab lain  juga  dikenal  serta  dianut,  dan  keempat  mazhab  itu  hidup  berdampingan
secara damai. Disana telah terdapat toleransi bermazhab.
22
3. Pemikiran Tasawuf
Islam  Indonesia  mulai  dalam  masa  ketika  tasawuf  merupakan  corak pemikiran yang dominan di dunia Islam. Pemikiran-pemikran para sufi terkemuka
Ibn  Al-‘Arabi  dan  Abu  Hamid  Al-Ghazali  sangat  berpengaruh  terhadap pengarang-pengarang  muslim  generasi  pertama  di  Indonesia.
23
Corak  reformasi tasawuf  yang dilancarkan pada abad ke 5 H.  ialah  mengembalikan tasawuf  yang
didasarkan  kepada  al-Quran  dan  as-Sunnah  serta  bertujuan  untuk  hidupan sederhana, pelurusan jiwa, dan pembinaan moral dan melepaskan pengaruh ajaran
luar seperti filsafat dan budaya luar. Corak aliran tasawuf ini menamakan dirinya dengan  tasawuf  ahlussunnah  wal  jama’ah  sunni.  Secara  relatif,  tarekat
21
Ibid, h. 12.
22
Ibid, h. 25.
23
Martin  Van  Bruinessen,  Tarekat  Naqsyabandiyah  di  Indonesia,  Bandung  :  Mizan  1992, h.15.
57
merupakan  tahap  paling  akhir  dari  perkembangan  tasawuf,  tetapi  menjelang penghujung  abad  13,  ketika  orang  Indonesia  mulai    berpaling  kepada  Islam,
tarekat  justru  sedang  berada  di  puncak  kejayaannya.  Tarekat  yang  berkembang tersebut memiliki system dan cirikas tertentu, bisa dilihat dari adanya amal-amal
khusus dan simbol-simbol tertentu. Bagaimana  kita  mengenal  pemikiran  sufistik  dari  tuanku  yang  menganut
Tarekat  Syathariyah  di  Ulakan  Pariaman.  Dengan  cara  mengenal  pemikiran Abdurauf  Al-Sinkili.  Beliau  adalah  seorang  ulama  Tarekat  Syathariyah  yang
besar  pengaruh  di  nunsantara  dan  memiliki  sisilah  juga  dengan  ulama  besar  di Minangkabau  yaitu  Syekh  Burhanuddin  Ulakan.  Syekh  Abdurauf  Al-Sinkili
mengekspresikan pemikirannya dalam tulisan. Di antara tulisannya termuat dalam kitab  Kitab  Tarjuman  al-Mustafid  adalah  Tafsir  pertama  dalam  bahasa  melayu
yang isi mengenai tasawuf, sehingga lahir juga kitab Umdah al-Muhtajin, kifayat al-Muhtajin  dan  Daqaiq  al-Huruf.
24
Tiga  kitab  terakhir  menjadi  rujukan  utama dalam kajian Tarekat Syathariyah  yang disadur oleh Syekh Burhanuddin Ulakan
Pariaman  kemudian  diwariskan  secara  turun  temurun  sampai  sekarang  masih dalam bentuk manuskrip, yang seolah-seolah disakralkan. Kewajiban Abdur Rauf
Al-Sinkili  sebagai  mufti  juga  menjadi  modal  baginya  untuk  merendam  konflik paham  keagamaan  antara  paham  wujudiah  dengan  syehudiyah.  Diskursus
rekonsialisasi  syari’ah  dan  tasawuf  yang  dikembangkan  Al-Sinkili  kemudian
24
Duski Samad, Syekh Burhanuddin....., h. 44.
58
secara  signifikan  menjadi  tema  utama  pula  dalam  pemikiran  murid-murid dibelakangnya,  termasuk  dalamnya  Syekh  Burhanuddin  Ulakan.  Ketiga  pokok
pemikiran tersebut adalah masalah keTuhanan dan hubungan dengan alam, insan kamil dan jalan menuju Tuhan tarekat.
25
25
Ibid.
59
BAB  IV
KAJIAN PENENTUAN AWAL BULAN RAMADHAN MENURUT SYAIKH BURHANUDDIN
A. Penetapan Awal Bulan Ramadhan Menurut Syaikh Burhanuddin