Hisab Urfi Aliran-aliran Hisab

28

2. Aliran-aliran Hisab

Pada dasarnya sejarah pemikiran Islam sejak awal pertumbuhannya adalah sejarah aliran, mazhab atau firqah. Dengan demikian, sejarah pemikiran hisab tidak bisa lepas pula dari persoalan aliran dan mazhab. Pada zaman modern, ketika umat Islam dihadapkan pada tantangan modernitas dalam segala aspek dan seginya, persoalan hisab menjadi semakin penting untuk dikaji dan ditelaah ulang. Sebagai kajian yang berkaitan dengan persoalan aliran atau pola pemikiran paradigma, terlebih dahulu perlu ditinjau aliran-aliran hisab yang ada. Sehubungan dengan hal itu, ada dua masalah besar. Pertama, nama aliran yang digunakan oleh para pengkaji cukup beragam. Pada umumnya, nama aliran yang sering digunakan ialah hisab urfi, hakiki, imkanur rukyat dan hisab astronomi 38 . Perbedaan aliran ini menimbulkan masalah kedua, yaitu perbedaan-perbedaan definisi. Akibatnya timbul perbedaan penilaian terhadap masing-masimg aliran. Untuk mengatasi dua pokok masalah tersebut, maka kajian ini membatasi pada aliran yang mewakili pemikiran hisab di Indonesia, yakni hisab Urfi dan hisab Hakiki.

a. Hisab Urfi

Hisab urfi merupakan sistem perhitungan dalam penanggalan yang didasarkan pada perhitungan rata-rata bulan mengelilingi bumi dan ditetapkan 38 Susiknan Azhari, Ilmu Falak Teori dan Praktek, Yogyakarta, Lazuardi, 2001, Cet. I, h.92. 29 secara konvensional, dimana ditentukan dengan aturannya yang tetap dan berurutan yakni dimulai dari Muharram yang mempunyai jumlah hari 30, Safar 29 dan begitu seterusnya kecuali tahun kabisat yang terjadi 11 kali dalam satu daur yakni 30 tahun, maka khusus untuk bulan Dzulhijjah 30 hari, yang seharusnya 29 hari berdasarkan perhitungan secara Urfi. Dengan demikian untuk hisab Urfi ini merupakan sistem selang seling antara 30 dan 29 hari mulai dari bulan Muharram hingga seterusnya untuk bulan ganjil 30 hari dan bulan genap 29 hari, kecuali Dzulhijjah pada tahun kabisat. Hisab Urfi dalam perhitungannya masih bersifat tradisional yakni hanya dengan membuat anggapan-anggapan dalam menentukan perhitungan, tentunya dengan mendasarkan pada beberapa prinsip 39 . Yaitu : 1 Ditetapkan awal bulan Hijriyah baik tanggal, bulan, tahun, dan persesuaiannya dengan tanggal Masehi, dalam hal ini ditentukan bahwa tanggal satu Muharrram merupakan satu Hijriyah, bertepatan dengan hari kamis tanggal 15 juli 622 M atau hari Jum’at tanggal 16 juli 622 M. 2 Ditetapkan pula bahwa satu tahun itu umumnya 354 hari sehingga dalam 30 tahun atau daur terdapat 11 tahun, panjang dan 19 tahun pendek. 39 Departemen Agama RI, Pedoman Perhitungan Awal Bulan Qomariyah, Jakarta Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, 19941995, h.14-15. 30 3 Tahun panjang ditetapkan umurnya 355 hari sedangkan tahun pendek ditetapkan 354 hari. 4 Tahun panjang terletak pada deretan tahun ke-2, 5, 7, 10, 13, 15 namun sebagian ulama menyatakan ke-16, 18, 21, 24, 26 dan ke- 29. Sedangkan deretan lainnya sebagai lainnya sebagai tahun pendek. Hal ini terkumpul dalam kalimat : ﻞﻛ ﻦﻋ ﮫﻧﺎﯾد ﮫﻔﻛ ﻞﯿﻠﺨﻟا ﻒﻛ ﮫﻧﺎﺼﻓ ﮫﺒﺣ ﻞﺧ Keterangan : Dari kalimat diatas, huruf Hijaiyyah yang ada titiknya merupakan penunjukan jatuhnya urutan dari tahun panjang, sedangkan huruf Hijaiyyah yang tidak ada titiknya merupakan jatuhnya urutan tahun pendek. 5 Bulan-bulan gasal umurnya ditetapkan 30 hari sedangkan bulan- bulan genap umumnya 29 hari dengan keterangan untuk tahun- tahun panjang bulan yang ke-12 Dzulhijjah ditetapkan 30 hari.

b. Hisab Haqiqi