Hadits Landasan Hukum Hisab Rukyat

18 At-Taubah : 36, An-Nahl : 16, Al-Hijr : 16, Al-Anbiya’ : 33, Al-An’am : 96- 97, Yasin : 39-40, Ar-Rahman : 5 dan 33, dan lain-lain.

b. Hadits

ﻊﻓﺎﻧ ﻦﻋ ﻚﻟﺎﻣ ﻰﻠﻋ تاﺮﻗ لﺎﻗ ﻲﺤﯾ ﻦﺑ ﻲﺤﯾ ﺎﻨﺛﺪﺣ ﺎﻤﮭﻨﻋ ﷲا ﻲﺿر ﺮﻤﻋ ﻦﺑا ﻦﻋ ﻦﻋ ﻟا ﻢﻠﺳو ﮫﯿﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ﻲﺒﻨ ا لﻼﮭﻟااوﺮﺗ ﻰﺘﺣ اﻮﻣﻮﺼﺗﻻ لﺎﻘﻓ نﺎﻀﻣر ﺮﻛذ ﮫﻧ ﮫﻟاورﺪﻗﺎﻓ ﻢﻜﯿﻠﻋ ﻰﻤﻏا نﺎﻓ هوﺮﺗ ﻰﺘﺣ اوﺮﻄﻔﺗﻻو . ﻢﻠﺴﻣ و يرﺎﺨﺑ هاور 14 Artinya :Telah datang menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya berkata saya telah membacakan kepada Malik dari Nafi’ dari Ibnu Umar semoga Allah midloi keduanya dari Nabi Saw., bahwasannya Nabi Saw. Telah menuturkan Ramadhanmaka Beliau Bersabda : Janganlah kamu berpuasa sebelum kamu melihat hilal Ramadhan dan janganlah kamu berbuka sebelum kamu melihat hilal Syawal. Jika tertutup atas kalian maka taqdirkanlah HR. Muslim dari Ibnu Umar. ﻮھو ﺪﻤﺤﻣ ﻦﻋ ﻢﻠﺴﻣ ﻦﺑا ﻰﻨﻌﯾ ﻊﯿﺑﺮﻟا ﺎﻨﻨﺛﺪﺣ ﻲﺤﻤﺠﻟا مﻼﺳ ﻦﺑ ﻦﻤﺣﺮﻟا ﺪﺒﻋ ﺎﻨﺛﺪﺣ اﻮﻣﻮﺻ لﺎﻗ ﻢﻠﺳو ﮫﯿﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ﻰﺒﻨﻟا نا ﮫﻨﻋ ﷲا ﻲﺿر ةﺮﯾﺮھ ﻰﺑا ﻦﻋ دﺎﯾز ﻦﺑا دﺪﻌﻟا اﻮﻠﻤﻛﺎﻓ ﻢﻤﻜﯿﻠﻋ ﻰﻤﻏ نﺎﻓ ﮫﺘﯾؤﺮﻟ اوﺮﻄﻓاو ﮫﺘﯾؤﺮﻟ ﻢﻠﺴﻣ هاور 15 Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bib Sallam al- Jumahiy, telah menceritakan kepada kami al-Rabii’ Ibn Muslim, dari Muhammad Ibn Jiyad, dari Abu Hurairah, semoga Allah meridhoinya, sesungguhnya Nabi saw. bersabda: Berpuasalah kamu karena melihat hilal, dan berbukalah kamu karena melihat hilal.Bila kamu tertutupi oleh mendung, maka sempurnakanlah bilangan menjadi tiga puluh hari. HR. Muslim 14 Imam Ibn al-Husain Muslim bin al-Hajaj Ibn Muslim al-Qusairi al-Nisaburi, al-Jami’u al- Shahih al-Musamma Shahih Muslim Juz II, Semarang, Toha Putera , t.th, h 122. 15 Imam Ibnu al-Husen Muslim Ibn al-Hajaj Ibn Muslim al-Qusyairy al-Nisaaburi, Al-Jami’ al-Shahih al-Musamma Shahih Muslim Juz II, Semarang : Toha Putera, t. Th, h. 124. 19 Berdasarkan hadits-hadits di atas, sebagian Fuqoha menetapkan bahwa melaksanakan ru’yatul hilal untuk menentukan awal bulan Ramadhan dan Syawal adalah fardlu kifayah. Sedangkan sebagian Fuqoha lainnya menetapkan bahwa perihal penetapan awal bulan tidaklah demikian 16 . Disamping itu, sebagian Fuqoha memandang bahwa rukyah merupakan salah satu cara dalam penetapan awal bulan qomariyah, yang selain itu dapat ditempuh dengan cara hisab 17 . Berkaitan dengan landasan hukum hisab rukyat ini, selain riwayat Bukhari dan Muslim, juga terdapat riwayat lainnya, seperti yang terkumpul dalam kitab Kutubu Al-Sittah Abu Daud, Ibnu Majjah, At-Tirmidzi, dan An- Nasa’i dan beberapa kitab karangan Ulama lainnya.

B. Sejarah Hisab Rukyat, Aliran-aliran, dan Perkembangannya di Indonesia

1. Sejarah Hisab Rukyat secara Umum

Sebelum Islam datang orang-orang Arab Jahiliyah telah memiliki pengetahuan pengetahuan dasar tentang astronomi. Namun pengetahuan yang mereka miliki belum berbentuk rumusan-rumusan ilmiah sehingga belum pantas untuk disebut sebagai ilmu pengetahuan. Pada masa Bani Umayyah ilmu astronomi telah muncul, namun buku-buku tentang itu belum pernah ditemukan. 16 Departemen Agama RI, Pedoman Tekhnik Rukyat , h. 6. 17 Ibid.