13
BAB II KAJIAN TEORI TENTANG PENENTUAN AWAL BULAN
A. Pengertian dan Landasan Hukum Hisab Rukyat
1. Pengertian Hisab
a. Secara Etimologi
Hisab berasal dari tata bahasa Arab yaitu hasaba, yakhsibu, hisaaban yang memiliki arti “menghitung atau membilang”
1
. Dengan demikian definisi ilmu hisab jika dikaitkan dengan perhitungan rotasi bulan dalam bahasa yang
sederhana merupakan ilmu untuk menghitung kedudukan bulan terhadap bumi.
b. Secara Terminologi
Ilmu hisab dalam kamus-kamus istilah disamakan artinya dengan aritmatic, yang memiliki pengertian suatu ilmu pengetahuan yang membahas
tentang perhitungan dalam menentukan awal bulan Qomariyah yang didasarkan kepada peredaran bulan mengelilingi bumi
2
. Selain itu dalam kitab Fath al-lathiif Al-Rahiim yang ditulis oleh Abdul Muhaimin bin Abdul
Lathiif dikatakan bahwa ilmu hisab memiliki makna yang sama dengan ilmu
1
Abd. Bin Nuh dan Oemar Bakry, Kamus Indonesia-Arab-Inggris, Jakarta, PT MUTIARA Sumber Widya, 1998, Cet. Ke-11, h. 104.
2
Departemen Agama, Almanak Hisab Rukyat, Jakarta, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Cet. Ke-I, 1990, h. 3.
14
Irshad penelitian, ilmu falak, ilmu miiqaat ilmu untuk mengetahui waktu- waktu, ilmu Hai’ah ilmu untuk mengetahui tingkah laku seseorang, ilmu
astronomi dan perbintangan
3
. Berkaitan dengan dengan istilah hisab ini, dalam Islam tidak hanya berkaitan dengan perbintangan saja, melainkan juga
terdapat ilmu menghitung lain, yakni dikenal dengan sebutan “ilmu mawaris atau faraidh”. Ilmu faraidh ini termasuk dalam ilmu hisab dikarenakan
adanya persamaan substansi, dimana kedua ilmu tersebut secara prinsip menggunakan perhitungan-perhitungan dan proses perumusan secara pasti
4
. Di Indonesia, pada umumnya umat Islam hanya mengenal ilmu falak
sebagai ilmu hisab, dalam konteks inipun ilmu hisab yang dimaksud adalah ilmu falak yang digunakan umat Islam untuk melaksanakan praktek-praktek
ibadah dengan cara mengetahui dan mempelajari benda-benda langit tentang fisik, gerak, ukuran, dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya.
Benda langit yang dipergunakan oleh umat Islam untuk kepentingan hisab adalah matahari, bulan, dan bumi, itupun terbatas kepada status
posisinya saja sebagai akibat oleh adanya pergerakan benda-benda langit
3
Abd. Al-Muhaimin Bin Abd. Lathiif, Fath Al-Lathiif Al-Rahiim Fi Al-Falq Bijadwaali Al- Lughortiimiyyah Libni Lathiif, Cibeber-Banten, Mathbah Tsaniyah, 1986, h. 1.
4
Ilmanudin, Penentuan Awal Bulan Dalam Perspektif NU dan Muhammadiyah Suatu Komparasi, Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, t.p., 2003, h. 11.
15
yang disebut Astromekanika
5
. Dalam perkembangan ilmu hisab, selanjutnya menggunakan perhitungan modern yang mempunyai tingkat akurasi lebih
tinggi dan dapat dipertanggung jawabkan, ilmu tersebut adalah ilmu ukur segitiga bola Special Trigonometri
6
. Sebagai pendukung yang lain, ilmu hisab juga menggunakan informasi data yang dikontrol observasi setiap saat.
2. Pengertian Rukyat