29
Sudah  33  tahun  berlalu  namun  peraturan  ini  masih  dipakai  sebagai bagian  dari  persyaratan  legal  yang  harus  dipenuhi  perusahaan  konstruksi
dalam menjalankan kegiatannya dan belum direvisi hingga saat ini. Peraturan ini juga lebih bersifat aplikatif di lapangan dibandingkan peraturan pemerintah
lainnya di bidang konstruksi. Secara regulator pembuatan peraturan ini berada di bawah Departemen
Tenaga  Kerja  dan  Transmigrasi  RI.  Peraturan  ini  wajib  dilaksanakan  oleh perusahaan  konstruksi  sebagai  operator  dalam  menjalankan  proyeknya
termasuk juga sub kontraktor  yang ikut bekerja pada proyek tersebut  dengan tujuan  agar  seluruh    pekerja  dan  pengunjung  yang    berada  di  lokasi  proyek
dapat terhindar dari resiko terkena kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
2.2  Implementasi Kebijakan
Menurut  Grindle  dalam  Zaeni  2006 “Implementasi  kebijakan  pada
dasarnya  ditentukan  oleh  isi  kebijakan  dan  konteks  kebijakan”.  Isi  kebijakan menunjukkan kedudukan pembuat kebijakan sehingga posisi kedudukan ini akan
mempengaruhi  proses  implementasi  kebijakan.  Konteks  kebijakan  ini  meliputi kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor - aktor yang telibat.
Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya tidak lebih dan tidak kurang Nugroho, 2008. Untuk
mengimplementasikan kebijakan publik maka ada dua pilihan langkah yang ada
30
yaitu  langsung  mengimplementasikan  dalam  bentuk  program  -  program  atau melalui formulasi kebijakan atau turunan dari kebijakan publik tersebut.
Kebijakan  publik  selalu  mengandung  setidak  -  tidaknya  tiga  komponen dasar  yaitu tujuan yang jelas, sasaran  yang spesifik, dan cara mencapai sasaran
tersebut.  Komponen  yang  ketiga  biasanya  belum  dijelaskan  secara  rinci  dan birokrasi  yang  harus  menerjemahkannya  sebagai  program  aksi  dan  proyek.
Komponen cara berkaitan siapa pelaksananya, berapa besar dan dari mana dana diperoleh,  siapa  kelompok  sasarannya,  bagaimana  program  dilaksanakan  atau
bagaimana  sistem  manajemennya  dan  bagaimana  keberhasilan  atau  kinerja kebijakan diukur. Komponen inilah yang disebut dengan implementasi Wibawa,
1994. Menurut  Irfan  Islamy  1997  kebijakan  adalah  serangkaian  tindakan  yang
mempunyai  tujuan  tertentu  yang  diikuti  dan  dilaksanakan  olehseorang  pelaku atau  sekelompok  pelaku  guna  memecahkan  suatu  masalah  tertentu.  Untuk
melihat keberhasilan suatu kebijakan, amat sangat bergantung pada implementasi kebijakan itu sendiri. Dimana implementasi menyangkut tindakan seberapa jauh
arah  yang  telah  diprogramkan  itu  benar  -  benar  memuaskan.  Akhirnya  pada tingakatan  abstraksi  tertinggi  implementasi  sebagai  akibat  ada  beberapa
perubahan  yang  dapat  diukur  dalam  masalah  -  masalah  besar  yang  menjadi sasaran program.
Suatu program kebijakan akan hanya menjadi catatan - catatan elit saja jika program  tersebut  tidak  diimplementasikan.  Artinya,  implementasi  kebijakan
merupakan  tindak  lanjut  dari  sebuah  program  atau  kebijakan,  karena  itu  suatu
31
program  kebijakan  yang  telah  diambil  sebagai  alternatif  pemecahan  masalah harus  diimplementasikan,  yakni  dilaksanakan  oleh  badan  -  badan  administrasi
maupun agen - agen pemerintah di tingkat bawah Winarno, 2005. Namun  sebaik  apapun  program  tanpa  ada  implementasi  mustahil  sasaran
dan  tujuan  yang  dikehendaki  dapat  tercapai.  Implementasi  berarti  penerapan pelaksanaan  karena  itu  implementasi  kebijakan  berupa  program  merupakan
aspek  yang  penting  dari  keseluruhan  proses  kebijakan.  Dalam  pelaksanakan program,  implementasi  kebijakan  sesungguhnya  bukanlah  sekedar  berhubungan
dengan mekanisme penjabaran keputusan - keputusan politik ke dalam prosedur - prosedur  rutin  lewat  saluran  birokrasi,  melainkan  lebih  menyangkut  masalah
konflik, keputusan dan siapa yang memperoleh apa dari suatu kebijakan Grindle dalam Hadi, 2012.
Dalam konteks kebijakan publik, selain pemerintah selaku decision maker, juga  terdapat  para  stakeholder  kebijakan.  Pemangku  kepentingan  di  sini  adalah
individu,  kelompok,  atau  lembaga  yang  memiliki  kepentingan  terhadap  suatu kebijakan.  Stakeholder  kebijakan  ini  bisa  berupa  aktor  yang  terlibat  dalam
perumusan  dan  implementasi  kebijakan,  para  penerima  manfaat  maupun  para korban  yang  dirugikan  oleh  suatu  kebijakan  publik    Suharto  dalam  Anshori,
2011. Implementasi  kebijakan  merupakan  suatu  analisis  yang  bersifat  evaluatif,
dengan  konsekuensi  lebih  melakukan  retrospeksi  dari  pada  prospeksi  dengan tujuan  ganda,  yaitu  memberikan  informasi  kepada  pembuat  kebijakan  tentang
bagaimana  program  -  program  mereka  dilaksanakan  dan  menunjukkan  faktor  -
32
faktor  yang  dapat  diubah  supaya  diperoleh  pencapaian  hasil  secara  lebih  baik, utnuk  kemudian  memberikan  alternatif  kebijakan  baru  atau  sekedar  cara
implementasi lain Wibawa dalam Zaeny, 2006. Implementasi  sebagai  sebuah  output  berorientasi  pada  penyelesaian
masalah langsung dengan mewaspadai kemungkinan terjadinya dampak berantai dari pilihan pelaksanaan satu kebijakan Henry dalam Wahyudi, 2011. Ini terjadi
karena  pilihan  terhadap  satu  kebijakan  tidak  didasari  oleh  satu  rasionalitas tunggal. Pilihan ini bersifat jamak yg meliputi :
1.  Rasionalitas teknis Berhubungan dengan efektivitas dalam memecahkan masalah.
2.  Rasionalitas ekonomi Berhubungan dengan efisiensi pencapaian tujuan yg ditetapkan.
3.  Rasionalitas legal Berhubungan  dengan  kesesuaian  perundang
–  undangan  dan  pertimbangan hukum.
4.  Rasionalitas sosial Berhubungan  dengan  kapasitas  meningkatkan  institusi  sosial  yg  penting
seperti menumbuhkan masyarakat madani. 5.  Rasionalitas substanstif
Berusaha  untuk  mensinergikan  seluruh  rasionalitas  yg  disebutkan sebelumnya.