20
2.1.4 Elemen Kebijakan
Kebijakan publik dapat dilihat sebagai suatu sistem yg terdiri dari input, konversi, dan output. Dalam konteks ini ada dua variabel makro yg
mempengaruhi kebijakan publik yakni lingkungan domestik dan lingkungan internasional. Kedua lingkungan tersebut dapat memberikan input yang berupa
dukungan dan tuntutan terhadap sebuah sistem politik. Kemudian para aktor dalam sistem politik memproses atau mengonversi input tersebut menjadi
output yg berwujud peraturan atau kebijakan. Peraturan tersebut akan diterima oleh masyarakat dan masyarakat akan memberikan umpan balik dalam bentuk
input baru kepada sistem politik tersebut. Apabila kebijakan tersebut memberikan insentif maka masyarakat akan mendukungnya. Sebaliknya jika
kebijakan tersebut bersifat disinsentif maka masyarakat akan menolaknya David Easton dalam Wahyudi, 2011.
Gambar 2.3 Sistem Politik
Lingkungan kebijakan seperti gejolak politik pada suatu negara akan mempengaruhi pelaku atau aktor kebijakan untuk meresponnya, yakni
21
memasukkannya kedalam agenda pemerintah dan selanjutnya melahirkan kebijakan publik untuk memecahkan masalah - masalah yg bersangkutan.
Gambar 2.4 Elemen Kebijakan
2.1.5 Hirarki Perundang - Undangan
UU No.12 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang - undangan pasal 7 mengatur jenis dan hirarki perundang - undangan sebagai berikut :
A. UUD 45 B. TAP MPR
C. UU PP pengganti UU D. PP
E. PERPRES F. PERDA provinsi
G. PERDA kabupaten kota
22
Kesemuanya merupakan bentuk kebijakan publik yang terkodifikasi secara legal. Di samping itu, kekuatan hukum Peraturan Perundang - undangan
sesuai dengan hirarki tersebut. Artinya peraturan di bawah tidak boleh bertentangan dengan peraturan pada hirarki di atasnya.
Dalam pemahaman kontinentalis, dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Kebijakan publik yang bersifat makro atau umum atau mendasar yaitu
ketujuh peraturan di atas. 2. Kebijakan publik yang bersifat messo atau menengah. Kebijakan ini dapat
berbentuk peraturan menteri, surat edaran menteri, peraturan gubernur, peraturan bupati, ataupun surat keputusan bersama SKB antar menteri.
3. Kebijakan publik yang bersifat mikro adalah yang mengatur pelaksanaan kebijakan di atasnya. Bentuk kebijakannya berupa peraturan yang
dikeluarkan oleh aparat publik di bawah menteri, gubernur, atau walikota.
Namun ada beberapa kebijakan yang sifatnya messo atau makro dapat diimplementasikan langsung dan itu bukan merupakan kekeliruan.
2.1.6 Kebijakan Kesehatan
Kebijakan kesehatan didefinisikan sebagai suatu cara atau tindakan yang berpengaruh terhadap perangkat institusi, organisasi, pelayanan kesehatan, dan
pengaturan keuangan dari sistem kesehatan Walt dalam Massie, 2009.
23
Kebijakan - kebijakan kesehatan dibuat oleh pemerintah dan swasta. Kebijakan merupakan produk pemerintah walaupun pelayanan kesehatan cenderung
dilakukan oleh swasta, dikontrakkan atau melalui kemitraan, kebijakannya disiapkan oleh pemerintah dimana keputusannya mempertimbangkan aspek
politik. Walt dalam Massie, 2009. Kebijakan kesehatan berpihak pada hal - hal yang dianggap penting dalam
suatu institusi dan masyarakat, bertujuan jangka panjang untuk mencapai sasaran, menyediakan rekomendasi yang praktis untuk keputusan - keputusan
penting WHO dalam Massie, 2009. Kebijakan kesehatan terefleksi dalam beberapa bentuk hukum tertulis
misalnya undang - undang, peraturan pemerintah, rencana strategis, program kesehatan, dan sebagainya.
2.1.7 Jasa Konstruksi
Menurut Undang - undang tentang Jasa konstruksi, Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan
jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa konsultansi pengawasan
pekerjaan konstruksi.
Pekerjaan Konstruksi
adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan atau
pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal,
elektrikal dan
tata lingkungan
masing-masing beserta
kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain.