Komunikasi Analisis Model GC Edward

77 Tabel 5.3 Pelatihan K3 Umum No K3 Umum Kepada Semua Pekerja 1 Sarana keluar masuk dengan aman 2 Kebersihan dan kerapihan 3 Alat kerja dan bahan material tidak dilempar dan dijatuhkan 4 Orang yang boleh masuk ke tempat kerja 5 Arti rambu peringatan 6 Menggunakan APD helm, sepatu, safety belt, sarung tangan 7 Menggunakan APAR 8 Memberikan pertolongan pertama first aid 9 Evakuasi tanggap darurat Sedangkan pelatihan yang khusus diberikan kepada pekerja sesuai dengan jenis pekerjaannya tidak dilakukan oleh kontraktor. Namun untuk pekerja yang berasal dari subkontraktor seperti operator tower crane dan operator alimak, mereka mendapatkan edukasi K3 dari subkontraktornya mengenai pemasangan alat pengaman pada mesin yang digunakannya. “ Dapatnya tentang alat pengaman dan beban jadi kalau kelebihan beban ada bunyinya.” alimak “ Dari mandor dikasih tahu alat pengaman dan beban maksimal jadi supaya tahu kalau kelebihan beban.” tower crane 78 Tabel 5.4 Pelatihan K3 Khusus No K3 Spesifik Sesuai Dengan Jenis Pekerjaan 1 Hasil identifikasi resiko 2 Usaha pencegahan kecelakaan 3 Menggunakan bahan material, mesin, dan peralatan dengan benar 4 Syarat bahan material, mesin, dan peralatan yang aman Lalu pada karyawan kontraktor, pelatihan mengenai K3 konstruksi wajib dilakukan oleh semua karyawan. Materi mengenai isi dari Permenakertrans No.1 1980 tentang K3 pada konstruksi bangunan juga dibahas dalam pelatihan. Quality control dan HSE pusat sebagai informan menjelaskan mengenai pelatihan K3 konstruksi kepada karyawan kontraktor. “ Ini kan perusahaan konstruksi, semua karyawan termasuk saya juga dikasih pelatihan K3 konstruksi. Tapi kalo orang HSE mungkin porsinya lebih banyak kan ini tugas mereka yang paling utama.” quality control “ Semua karyawan disini wajib ikut training K3 konstruksi. Terutama untuk staf HSE porsinya lebih banyak dari yang lain. ” HSE pusat Permasalahan utama terkait dengan penyampaian isi dari Permenakertrans No.1 1980 tentang K3 pada konstruksi bangunan adalah 79 tidak semua isi dari peraturan tersebut disampaikan kepada pekerja, hanya bab - bab tertentu yang sifatnya umum saja seperti tempat kerja dan APD. Untuk media pelatihan kepada pekerja, peneliti tidak dapat melakukan observasi karena sudah dilakukan sebelum peneliti turun lapangan namun peneliti mendapatkan data dokumentasi pelaksanaannya. Untuk media pelatihan kepada karyawan kontraktor peneliti tidak dapat melakukan observasi dan juga tidak mendapat dokumentasinya namun menurut sumber dari HSE pusat, HSE proyek, dan quality control yang memberikan jawaban yang seragam, semua karyawan kontraktor mendapat pelatihan K3 dimana isi dari Permenakertrans No.1 1980 tentang K3 pada konstruksi bangunan merupakan bagian dari materi pelatihan.

5.3.1.2 Kejelasan

Komunikasi harus jelas dan tidak membingungkan supaya peraturan bisa dilaksanakan dengan baik oleh semua pekerja. Dalam kejelasan informasi biasanya terdapat cara mengintrepetasikan informasi berdasarkan pemahaman sendiri - sendiri sehingga dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan antara satu dengan yang lain. Bagi karyawan kontraktor yang sudah mendapat pelatihan mengenai K3 konstruksi dimana Permenakertrans No.1 1980 merupakan salah satu materi yang harus dimengerti sebelum mulai bekerja di proyek. 80 HSE pusat dan HSE proyek sebagai informan menjelaskan tentang kejelasan isi Permenakertans No.1 1980 tentang K3 pada konstruksi bangunan di lokasi proyek bagi karyawan kontraktor. “ Orang HSE pasti mengerti isi dari peraturan tersebut karena sebelum diangkat jadi HSE mereka wajib ikut training dan ada tesnya kalo mau lulus training. ” HSE pusat “ Kalau mau kerja jadi HSE disini harus lulus pelatihan. Kalau gak ngerti peraturan itu gak mungkin kerja disini sekarang.” HSE proyek Informan quality control juga ikut menambahkan pernyataan dari informan HSE pusat dan HSE proyek mengenai kejelasan Permenakertrans No.1 1980 tentang K3 konstruksi yang ia ketahui. “ Saya dan karyawan kontraktor lainnya sudah tahu Permenakertans No.1 1980. Tugas saya disini memastikan bahwa semua mesin, alat, bahan sudah layak pakai sebelum dipake. Tapi gak semua isi dari peraturan itu bisa diterapin disini karena itu kan isinya campur juga ama konstruksi jalan raya juga.” Namun bagi para pekerja, tidak ada yang mengetahui tentang Permenakertrans No.1 1980 tentang K3 pada konstruksi bangunan. Jangankan isinya, nama peraturannya saja tidak pernah mendengar. Semua pekerja memberikan jawaban yang sama ketika disinggung mengenai isi dari Permenakertrans No.1 1980 tentang K3 konstruksi konstruksi bangunan. 81 “ Saya gak ngerti peraturan kayak gitu.” kayu “ Gak ngerti gak pernah dibilangin.” house keeping “ Gak tahu. Gak ngerti” besi Pernyataan pekerja tersebut juga diperkuat oleh pernyataan HSE pusat. “ Pekerja disini mana ngerti peraturan kayak gitu. Yang penting dari pihak kontraktor sudah berusaha memberikan edukasi K3 ke semua pekerja dengan baik. Kami berusaha mengkomunikasikan K3 dengan bahasa yang gampang dimengerti karena tingkat pendidikan pekerja bangunan biasanya memang rendah. ” Lalu mengenai transmisi informasi K3 yang telah dilakukan yaitu SHE talk, ada sebagian pekerja yang kurang memahami dan ada juga sebagian lain yang mengerti. “ Ada yang ngerti ada yang nggak ngerti.” besi “ Iya, ngerti.” house keeping Untuk mempertegas pernyataan yang dikeluarkan para informan tersebut, peneliti memberikan pertanyaan - pertanyaan seputar isi dari Permenakertans No.1 1980 tentang K3 pada konstruksi bangunan kepada semua informan. Pertanyaan yang diajukan kepada informan hanya yang berkaitan dengan pekerjaan di proyek. Jenis pekerjaan yang tidak dilakukan, 82 mesin dan peralatan yang tidak disediakan karena tidak diperlukan tidak ditanyakan kepada informan. Hasilnya informan HSE proyek, HSE pusat, dan quality control dapat menjawab semua pertanyaan dengan tepat namun untuk pekerja house keeping, besi, cor, kayu, operator alimak, dan operator tower crane tidak bisa menjawab semua pertanyaan dengan tepat, masih ada beberapa pertanyaan yang jawabannya tidak sesuai dengan isi dari Permenakertans No.1 1980 tentang K3 pada konstruksi bangunan. Tabel 5.5 Kompetensi Informan No Informan Pertanyaan Sesuai Pertanyaan Diajukan Kesesuaian 1 HSE Proyek 52 52 100 2 HSE Pusat 52 52 100 3 Quality Control 52 52 100 4 House Keeping 15 19 79 5 Besi 21 30 70 6 Cor 21 30 70 7 Kayu 27 35 77 8 Operator Alimak 26 31 84 9 Operator Tower Crane 27 33 82 Pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh informan pekerja yaitu struktur P2KL di proyek, identifikasi resiko dari pekerjaannya, kebisingan dan getaran, pemeriksaan berkala dan pengujian mesin dan peralatan yang dipakai 83 dalam pekerjaannya, perlakuan terhadap ujung besi yang mencuat, dan APD untuk pengunjung proyek.

5.3.1.3 Konsistensi

Konsistensi disini adalah tidak berubahnya maksud dari isi Permenakertrans No.1 1980 K3 konstruksi bangunan dari informan pada setiap penyampaian. Jika ada perubahan dalam penyampaian isi dari peraturan tersebut maka akan menimbulkan kebingungan bagi pelaksanaan di lapangan. Konsistensi dari Permenakertrans No.1 1980 tentang K3 konstruksi dengan pelatihan K3 konstruksi yang diberikan kepada karyawan kontraktor tidak berubah. Untuk membuktikannya HSE proyek dan HSE pusat sebagai informan menjelaskannya dengan mengkaitkannya dengan audit yang dilakukan kontraktor. “ Kan ada audit juga dari pusat. Salah satu yang diaudit mengenai peraturan UU. Permenaker itu juga salah satunya jadi pasti konsisten antara isi peraturan dan pelaksaan disini.” HSE proyek “ Kami ada audit buat memastikan kegiatan disini tidak melanggar UU yang berlaku salah satunya permenaker K3 konstruksi itu.” HSE pusat Quality control sebagai salah satu informan juga ikut menambahkan pernyataan dari informan HSE pusat dan HSE proyek. “ Dulu pernah ada pelatihannya buat semua karyawan, saya juga ikut. Saya sudah cek isi dari peraturan itu dan materi pelatihannya memang sama kok.” 84 Untuk pelatihan K3 yang diberikan kontraktor kepada karyawannya, peneliti tidak dapat melakukan observasi. Namun untuk media pertemuan antara karyawan kontraktor dan pekerja, peneliti beberapa kali mengikuti SHE talk dan SHE meeting dan saat pertama kali datang juga mendapat SHE induction. Materi K3 yang diberikan sudah konsisten dengan isi dari Permenakertrans No.1 1980 tentang K3 pada konstruksi bangunan biarpun tidak semua isi dari peraturan tersebut disampaikan.

5.3.2 Disposisi

5.3.2.1 Komitmen

Pelaksanaan dari kebijakan hanya bisa terjadi jika ada komitmen kuat dari para pelaksananya. Dari pihak pekerja komitmen untuk melaksanakan K3 dengan baik sepertinya masih kurang. Hal ini terlihat dari hasil wawancara dari informan HSE proyek dan HSE pusat. “ Sudah gak kehitung berapa kali harus negor pekerja. Macam - macam deh mulai dari pemakaian APD sampai gak ikut SHE talk.” HSE proyek “Selama saya inspeksi saya rasa komitmen pekerja masih kurang karena selalu saja ada pekerja yang tidak pakai APD.” HSE pusat Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh pernyataan informan pekerja. “ Banyak pekerja yang malas pake APD sama gak ikut SHE talk.” kayu “ Saya jarang datang SHE talk soalnya yang diomongin itu - itu aja.” cor “ Kalau udah kelamaan kerja helm saya copot soalnya panas.” besi 85 Hasil observasi yang dilakukan peneliti menunjukkan hal yang sama bahwa ketika SHE talk dilakukan ternyata selalu saja ada pekerja yang tidak mengikutinya. Selain itu juga masih sering terlihat pekerja yang tidak menggunakan APD saat bekerja. Namun bagi para karyawan kontraktor, mereka merasa sudah punya komitmen yang baik untuk melaksanakan peraturan K3. Berikut pernyataan dari HSE proyek dan quality control sebagai informan mengenai komitmen karyawan kontraktor. “ Dari pihak PP sendiri semuanya sudah komit dengan semua peraturan K3 yang ada. Disini kan ada evaluasi dari pusat. Saya sebagai penanggung jawab K3 disini juga ngawasin orang PP juga dan selama ini mereka semua komit den gan peraturan K3.” HSE proyek “ Kalau dari karyawan PP sendiri sudah cukup bagus. Gak pernah ada karyawan PP yang gak pake APD kalo lagi di lapangan. ” quality control Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan hal yang sama yaitu karyawan kontraktor selalu memakai APD selama di lokasi proyek.

5.3.2.2 Insentif

Insentif merupakan hal yang umum diberikan perusahaan kepada pekerja untuk memotivasi pekerja agar dapat mencapai target atau tujuan yang diharapkan perusahaan dari pekerjanya. Dalam hal ini insentif yang dimaksud 86 diluar dari pendapatan pokok pekerja dan hanya diberikan berkaitan dengan pelaksanaan K3 di proyek. Insentif dapat dibagi menjadi 2 yaitu insentif positif berupa pemberian bonus atau reward dan insentif negatif berupa sanksi atau punishment. Pemberian insentif yang ditujukan untuk karyawan kontraktor diberikan dari pusat kepada proyek yang dianggap melaksanakan program HSE dengan nilai terbaik. Berikut dijelaskan oleh informan HSE pusat mengenai pemberian insentif untuk karyawan kontraktor. “ Dari pusat selalu ada evalusi untuk setiap proyek yang ada di wilayahnya. Termasuk di Kemang ini juga sama. Setelah pusat melakukan inspeksi dan laporan dari proyek sudah masuk semua biasanya diurut menurut ranking jadi bisa dilihat mana proyek yang HSEnya terbaik dan mana yang terendah. Proyek yang HSEnya terbaik dapat reward dari pusat dan dinikmati semua karyawan PP disana. Bonusnya bisa berupa uang, makanan, atau hadiah.” HSE pusat Pernyataan dari informan HSE pusat tersebut juga dibenarkan oleh informan HSE proyek. “ Setiap bulan kami ngirim laporan dan ada inspeksi dari pusat juga. Habis itu pusat menilai mana proyek yang HSEnya terbaik. Proyek yang HSEnya dianggap paling bagus dapat reward dari pusat buat semua karyawan di proyek. Biasanya pusat ngasih hadiah, makanan, duit juga dapet.” 87 Pemberian insentif untuk pekerja di proyek diberikan kepada beberapa pekerja yang dianggap telah melaksanakan K3 dengan sangat baik. Pada saat SHE talk ada form SHE talk yang harus diisi HSE proyek untuk melihat bagaimana jalannya SHE talk. Mereka juga mencatat berapa pekerja dan siapa saja yang hadir dan tidak hadir. Tim HSE proyek juga melakukan patroli berkeliling lokasi proyek untuk melihat hasil kerja para pekerja. Saat patroli itulah staf HSE bisa melihat siapa saja pekerja yang menerapkan perilaku K3 dengan baik. Hasil dari penilaian tersebut digunakan HSE proyek untuk menentukan siapa saja pekerja yang dianggap terbaik dalam melaksanakan peraturan K3. Pekerja tersebut diberi hadiah pada saat SHE talk di depan teman - teman kerja yang lain untuk memotivasi para pekerja lain agar ke depannya bisa melaksanakan K3 dengan lebih baik. Berikut penjelasan oleh informan HSE pusat mengenai pemberian insentif untuk pekerja lapangan. “ Kalo bonus juga ada biasanya pas SHE talk pekerja yang taat K3 kami kasih duit atau kue. Tapi frekuensinya gak tentu bisa sebulan sekali, bisa 3 minggu sekali. Orangnya juga bisa 3 orang bisa lebih. ” “ HSE proyek mencatat pekerja yang tidak datang saat SHE talk dan patroli setiap hari. Waktu patroli keliatan siapa saja pekerja yang patuh dan tidak patuh dengan peraturan K3.” “ Tujuannya memotivasi pekerja agar mau menaati peraturan K3 yang sudah dibuat perusahaan. ” 88 Informan pekerja lapangan juga membenarkan pernyataan informan HSE pusat bahwa saat SHE talk terkadang ada hadiah yang diberikan kepada pekerja yang dianggap telah melaksanakan peraturan K3 dengan baik dan mereka senang dengan hadiah yang diberikan. “ Hadiah ada, biasanya dikasih pas SHE talk. Tapi gak tentu juga ngasihnya. Bisa dikasih duit atau kue.” house keeping “ Baguslah bisa memotivasi.” tower crane “ Bagus sih. Seneng juga kalau dikasih kayak gitu.” kayu Sedangkan untuk sanksi bagi pekerja berupa diberikan surat peringatan sampai 2x dan bila masih diteruskan pekerja tersebut bisa dikeluarkan. Berikut penjelasan dari informan HSE pusat. “ Kalau di proyek pekerja yang tidak taat K3 misalnya gak pake APD kami beri SP sampai 2X kalau masih diterusin bisa dikeluarkan. Dulu sih pengalaman di proyek lain pernah ada yang kami keluarkan karena bertengkar dengan pekerja yang lain. Pekerja yang dikeluarin itu juga tidak mau mematuhi peraturan K3 di proyek.” Namun keterangan berbeda disampaikan oleh informan pekerja house keeping bahwa hukuman untuk pekerja yang melanggar peraturan K3 tidak setegas dengan aturan yang sudah ditetapkan. “ Disini biasanya ditegur doang ama orang HSE. Tapi disini mending kok. Waktu di tempat kerja saya sebelumnya kalo gak pake helm aja bisa didenda gak dikasih honor kerja pas hari itu. ”