Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kerangka Berpikir

kearah pemecahan masalah yang disebut dengan strategi “Heuristik”. Strategi ini bertumpu pada usaha-usaha seperti pemahaman atas apa yang diminta soal dari siswa, apa-apa yang sudah diketahui siswa serta bagaimana pengetahuan itu dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan dari apa-apa yang tidak diketahui oleh siswa. Belajar mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar merupakan pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek yang menerima pelajaran sasaran didik sedangkan mengajar merujuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Di dalam pembelajaran aktivitas siswa sangat diharapkan untuk menghadapi pembelajaran yang sedang berlangsung. Karena tanpa aktivitas siswa yang baik dalam pembelajaran, tujuan pembelajaran sulit untuk dicapai. Maka agar aktivitas siswa yang muncul sesuai dengan yang diharapkan, guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif menyenangkan. Dari uraian yang telah diungkapkan di atas, penulis mencoba melakukan pengkajian lebih luas lagi dalam sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul: ”Strategi Heuristik pada Pendekatan Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis mengidentifikasikan masalah yang timbul adalah: 1. Apakah dengan menggunakan strategi heuristik dalam pendekatan pemecahan masalah dapat mempengaruhi hasil belajar matematika siswa? 2. Apakah pembelajaran pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan strategi heuristik ketuntasan belajar siswa dapat tercapai? 3. Apakah hasil belajar dengan menggunakan strategi heuristik pada pendekatan pemecahan masalah berbeda dengan hasil belajar yang menggunakan pembejaran konvensional? 4. Apakah strategi heuristik pada pendekatan pemecahan masalah dapat membantu meningkatkan hasil belajar matematika siswa?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.

Pembatasan Masalah: Agar penelitian lebih terarah dan mengingat permasalahan yang cukup luas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah. Masalah akan dibatasi pada: a. Kemampuan pemecahan masalah siswa yang dimaksud adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika yang memperhatikan proses menemukan jawaban berdasarkan langkah- langkah pemecahan masalah menuirut polya b. Strategi heuristik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu strategi dalam pembelajaran dengan memberikan tuntunan petunjuk dalam bentuk pertanyaan atau perintah yang mengarahkan pemecahan masalah dalam menyelesaikan dan menemukan jawaban. c. Pokok bahasan yang di jadikan penelitian adalah sistem persamaan linear dua variabel SPLDV

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah: “Apakah strategi heuristik pada pendekatan pemecahan masalah dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 19 pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel?”.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka kegiatan penelitian bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar dengan menggunakan strategi heuristik pada pendekatan pemecahan masalah

E. Manfaat Penelitian

Adapun maanfaat penelitian ini diantaranya adalah: 1. Manfaat bagi penulis adalah dari hasil penelitian ini penulis dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan dapat memberikan sumbangsih terhadap khanazah ilmu perngetahuan. 2. Manfaat bagi guru adalah dapat merepormasi proses pembelajaran yang selama ini masih menerapkan metode dan strategi pembelajaran matematika yang konvensional menjadi proses menyenangkan dan mengasikkan yang membuat siswa aktif dan kreatif.

BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN

HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori 1. Hakekat Matematika

Kata “matematika” berasal dari kata mathema dalam bahasa yunani yang diartikan sebagai ”sains, ilmu pengetahuan atau belajar” juga mathematikos yang di artikan sebagai “suka belajar”. 3 Dalam kamus besar bahasa Indonesia matematika diartikan sebagai ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. 4 Beberapa pengertian matematika menurut para tokoh antara lain: 5 a. James dan James 1976 mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya yang terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri. b. Johnson dan Rising 1972 mengatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa simbol mengenai ide dari pada bunyi. c. Rey, dkk 1984 mengatakan bahwa matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat. Matematika timbul sebagai hasil dari pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran, sehingga dalam mempelajari matematika diperlukan adanya pemikiran, pengertian dan penalaran yang tidak 3 http:id.wikipediaorgwikimatematika Ikhtisar dan Sejarah Matematika, 24 Desember 2005, 5.47 PM 4 Ismail, et.al, Kapita Selekta Pembelajaran Mateamatika, Jakarta: Universitas Terbuka, 2000, h. 1.3 5 Erman Suherman, et.al, Strategi Pembelajaran Matematika Komteporer, Bandung: Jica, 2003, h. 16 cukup dengan hapalan saja. Mempelajari matematika juga membutuhkan pemikiran yang bersifat logik, sehingga matematika mer upakan sarana berpikir yang baik bagi setiap ilmu pengetahuan dan dengan matematika ilmu lainnya bisa berkembang dengan cepat. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang di dalamnya terdapat ilmu tentang logika, ilmu tentang bilangan-bilangan serta terdapat konsep-konsep yang saling berhubungan dan dipresentasikan dengan bahasa simbol. Obyek penelaahan matematika tidak sekedar kuantitas, tetapi lebih dititik beratkan kepada hubungan, pola, bentuk dan struktur serta konsepnya. Dengan demikian matematika itu dapat dikatakan bahwa matematika itu berkenaan dengan gagasan yang berstruktur yang hubungannya diatur secara logis.

2. Strategi Pembelajaran

Secara harfiah, kata “strategi” dapat diartikan sebagai seni art melaksanakan stratagem yakni siasat atau rencana McLeod dalam Muhibbinsyah. 6 Dalam perspektif psikologi, kata strategi yang berasal dari bahasa yunani yang berarti rencana tindakan yang terdiri atas seperangkat langkah untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan. 7 Strategi dalam arti yang umum adalah suatu taktik, rencana yang dilakukan dalam situasi khusus untuk mencapai suatu tujuan. Begitu pula dengan proses pembelajaran, kata pembelajaran adalah bentuk dari kata belajar, dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar adalah proses yang menjadikan orang belajar. sedangkan belajar menurut Fontana dalam Erman Suherman adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman. 8 6 Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosdakarya, 2002, cet.7, h.214 7 Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan …, cet.7, h.214 8 Erman suherman.,et.al., Strategi Pembelajaran …, h.7 Belajar adalah suatu proses yang harus dialami seseorang atau sekelompok orang untuk memperoleh penguasaan suatu kemampuan tertentu, yang sudah ditetapkan terlebih dahulu. Sedangkan mengajar adalah kegiatan pengajar untuk membantu seseorang untuk belajar, dengan mengikuti pengalaman belajar tertentu agar tujuan tercapai. Dan pembelajaran merupakan upaya penetapan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. jadi antara belajar dan pembelajaran ada hal yang berbeda yaitu belajar bersifat internal dan unik dalam individu siswa, sedang proses pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku. Dengan demikian dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan strategi pembelajaran adalah siasat atau kiat yang direncanakan oleh guru, berkenaan dengan segala persiapan pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuan yang berupa hasil belajar bisa tercapai secara optimal.

3. Pendekatan Pemecahan Masalah Matematika a. Pengertian Masalah dalam Matematika

Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon. Mereka juga menyatakan bahwa tidak semua pertanyaan otomatis akan menjadi masalah. Menurut Laily-Hasbullah dalam Bambang menyatakan bahwa sesuatu pertanyaan juga merupakan masalah apabila pertanyaan itu menantang untuk dijawab dan menjawabnya tidak dapat dilakukan dengan menggunakan prosedur yang rutin. 9 Suatu masalah biasanya memuat suatu situasi yang mendorong sesorang untuk menyelesaikannya akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya. Jika suatu masalah diberikan kepada seseorang anak dan ternyata anak tersebut mengetahui cara 9 Bambang Aryan Soekisno, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa dengan strategi Heuristik,Tesis, Bandung : Pascasarjana UPI, h.11 menyelesaikannya dengan benar maka masalah tersebut tidak dapat dikatakan sebagai masalah. 10 Berbagai masalah dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi tidak semua persoalan yang dihadapi dikatakan masalah. Dengan demikian timbul pertanyaan kapan kita menghadapi masalah?.menurut Hayes dan Mayer kita menghadapi masalah ketika ada suatu kesenjangan antara dimana kita sekarang dan kemana kita inginkan tetapi kita tidak tahu bagaimana menjembatani kesenjangan itu. 11 Dan masalah juga timbul dari situasi yang tidak diharapkan terjadi. Menurut Sukirman Suatu situasi dianggap sebagai suatu masalah bagi seseorang apabila dipenuhi kondisi-kondisi: 12 1 Seseorang tidak siap dengan prosedur untuk mencari penyelesaiannya. 2 Seseorang menerimanya sebagai tantangan dan menyusun suatu tindakan untuk menemukan penyelesaiannya. Pada kenyataannya setiap manusia tidak akan bebas dari masalah maka manusia harus berani menghadapi masalah dan selalu berusaha memecahkan masalah yang dihadapinya dengan sungguh-sungguh. Sedangkan masalah bagi siswa adalah bagaimana cara menyelesaikan soal. Allah berfirman dalam surat 94 Alam Nasyrah ayat 7: ﺖﻏﺮﻓادﺎﻓ ﺎ ﻓ ﺐ ﺼ ﻧ ٧ ﴾ Artinya: maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh sungguh urusan yang lain Demikianlah firman Allah SWT telah menjelaskan kepada hambanya bahwa dalam melaksanakan suatu urusan atau masalah hendak menyelesaikan 10 Erman suherman.,et.al., Strategi Pembelajaran …, h.92 11 Nani Ratna Ningsih., Mengembangkan Kemampuan Berpikir Matematika SMU Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Tesis, Bandung: Perpusatakaan Pascasarjana UPI, 2003 h. 10. td 12 Sukirman, Materi Pokok PGSD22044 SKSModul 7-12 Matematika, Jakarta: Universitas Terbuka ,2003, cet-8, h.10.6 terlebih dahulu masalah tersebut kemudian janganlah berpindah ke masalah lain sebelum masalah itu telah selesai. Berdasarkan uraian di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa, masalah matematika bagi siswa adalah pertanyaan yang diajukan untuk diselesaikan yang berupa soal, dan menyelesaikannya tidak dapat digunakan prosedur yang rutin yang telah diketahui siswa.

b. Pemecahan Masalah dalam Matematika

Pemecahan masalah dapat dipandang sebagai proses, sebab pemecahan masalah dalam matematika akan menemukan dan menggunakan kombinasi serta aturan-aturan yang telah diketahui untuk digunakan dalam pemecahan masalah itu. Dalam kehidupan manusia pemecahan masalah merupakan aktivitas sehari- hari, karena pada kenyataannya setiap manusia tidak akan bebas dari masalah, karenanya manusia harus berani menghadapi dan selalu berusaha untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan bagaimananapun harus dicari jalan penyelesaiannya dengan sedikit atau banyak pengetahuan untuk menyelesaikannya. oleh karena itupula, belajar memecahkan masalah perlu diajarkan kepada siswa. Sumarno dalam Baso Intang menyatakan bahwa pengajaran pendekatan pemecahan masalah matematika menekankan pada tiga hal, yaitu meningkatkan sikap positif siswa terhadap matematika, mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dan mengahadapkan siswa pada keterampilan yang menantang agar siswa berlatih melakukan pemecahan masalah dan berpikir analitik. 13 Hal ini sesuai dengan pendapat Soedjadi dalam Baso intang yang menyatakan bahwa batapapun tepat dan baik bahan ajaran matematika yang ditetapkan belum menjamin akan tercapai tujuan pendidikan matematika yang diinginkan. 14 Salah 13 Baso Intang Sapaillee, Pengaruh Metode Mengajar dan Ragam Tes Terhadap Hasil Belajar Matematika Dengan Mengontrol Sikap Siswa, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, no. 056 Tahun ke-II, September 2005, h. 672 14 Baso Intang Sapaillee, Pengaruh Metode…,H. 672 satu faktor yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan adalah proses belajar mengajar yang dilaksanakan. Membelajarkan masalah matematika dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah akan memungkinkan siswa lebih kritis dan analitis, yang aplikasinya menjadi lebih baik dalam menanggapi suatu permasalahan yang muncul baik dalam permasalahan matematika, pelajaran lain atau pelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Dalam memecahkan suatu masalah perlu dilalui berbagai langkah, seperti mengenal setiap unsur dalam masalah itu, mencari aturan-aturan yang berkenaan dengan masalah itu, dalam setiap langkah perlu berpikir. Nasution mengemukakan bahwa pemecahan masalah memerlukan pemikiran dengan menggunakan dan menghubungkan berbagai aturan-aturan yang telah dikenal menurut kombinasi berlainan. 15 Karena itu belajar pendekatan pemecahan masalah merupakan pendekatan yang sangat efektif untuk mengajarkan proses-proses berpikir, membantu siswa memperoleh informasi yang telah dimilikinya dan membangun sendiri pengetahuannya. Pada tingkat ini anak didik belajar merumuskan dan memecahkan masalah, memberikan respon terhadap rangsangan yang menggambarkan atau membangkitkan situasi probematik, yang mempergunakan berbagai kaidah yang telah dikuasainya. Adapun menurut Muhibbin Syah dalam bukunya belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berrpikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti. 16 Menurut Jhon Dewey belajar memecahkan masalah itu berlangsung sebagai berikut: individu menyadari masalah bila ia dihadapkan kepada situasi keraguan dan kekaburan sehingga adanya semacam kesulitan. Dan langkah- langkah untuk memecahkan masalah adalah a merumuskan dan menegaskan 15 Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta:Bumi Aksara, 2005, h 139 16 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan…,h. 123 masalah, b mencari fakta pendukung dan merumuskan hipotesis, 3 mengevalusi alternative pemecahan yang dikembangkan, 4 mengadakan pengujian dan verifikasi 17 . Polya mengembangkan empat langkah penting dalam strategi pemecahan masalah, yaitu sebagai berikut: 18 Bagan 1. Langkah – langkah pemecahan masalah menurut polya Menurut Polya solusi soal penyelesaian memuat empat langkah fase penyelesaian, yaitu fase pertama adalah memahami masalah. Tanpa adanya pemahaman terhadap masalah yang diberikan, siswa tidak mungkin mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan benar. Selanjutnya mereka harus mampu menyusun rencana penyelesaian masalah. Kemampuan melakukan fase kedua ini sangat tegantung pada pengalaman siswa dalam menyelesaikan masalah. Pada umumnya, semakin bervariasi pengalaman mereka, ada kecenderungan siswa lebih kreatif dalam menyusun rencana penyelesaian suatu masalah. Jika rencana penyelesaian suatu masalah sesuai dengan rencana yang 17 Syaiful Bahri Djamaro, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Renika Cipta, 2002, h.20 18 Polya, G., How to Solve It, Precenton: Precenton University Press, 1990 h.1 Pemecahan masalah menurut Polya Memahami masalah Merencanakan penyelesaian Menyelesaikan masalah sesuai rencana Melakukan pengecekan kembali dianggap paling tepat. Dan langkah terakhir dari proses penyelesaian suatu masalah menurut Polya adalah melakukan pengecekkan atas apa yang dilakukan mulai dari fase pertama sampai fase penyelesaian ketiga. Dengan cara seperti ini maka berbagi kesalahan yang tidak perlu dapat dikoreksi kembali sehingga siswa dapat sampai pada jawaban yang benar sesuai jawaban yang diberikan. Pemecahan masalah matematika memuat masalah sebagai perilaku kognitif dan matematika sebagai obyek yang dipelajari. Proses berpikir dalam pemecahan masalah matematika memerlukan intelek tertentu yang akan mengorganisasi strategi yang ditempuh sesuai dengan data dan permasalahan yang dihadapi. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa penguasaan pemecahan masalah matematika terlebih dahulu dituntut penguasaan aspek kognitif yang lebih rendah, yaitu ingatan, pemahaman, dan aplikasi Berdasarkan uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa pendekatan pemecahan masalah matematika adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu masalah soal yang tidak diharapkan menjadi situasi yang diharapkan tetapi diperlukan pula masalah penemuan dan pembuktian.

4. Strategi Heuristik a. Pengertian Heuristik

Heuristik berasal dari kata yunani yaitu heuriskein artinya ”to discover” yang berarti menemukan. Heuristik adalah sebuah teknik yang memperbaiki hasil efisiensi dari sebuah proses penelusuran pencarian, kemungkinan dengan klaim-klaim korban dari kesempurnaan. 19 Menurut bambang Heuristik adalah suatu penuntun yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu masalah yang dapat mengarahkan pemecahan masalah untuk menemukan peneyelesaian soal yang diberikan. 20 Polya 19 http:www. bl.ac.iddosenharikuliahbuku AI.PDF 9januari 2007; jam 13.50 20 Bambang Aryan Soekisno, Kemampuan Pemecahan...Tesis Pasca sarjana UPI, Bandung: Pascasarjana UPI, h.18, td menyatakan heuristik dapat diartikan sebagai cara yang membantu untuk menemukan jalan pemecahan. 21 Dari definisi heuristik yang talah diuraikan, pengertian heuristik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu penuntun petunjuk dalam bentuk pertanyaan atau perintah yang berfungsi mengarahkan pemecahan masalah dalam menyelesaikan dan menemukan jawaban dari masalah yang diberikan.

b. Pemecahan Masalah dengan Strategi Heuristik

Pembelajaran melalui pemecahan masalah pada hakikatnya adalah membelajarkan siswa untuk mampu memperdayakan pikirannya, mampu menggunakan berbagai pengetahuan dan menggunakan keterampilan yang pernah dipelajari untuk memecahkan masalah baru yang belum pernah dijumpai sebelumnya. oleh karena itu membelajarkan pemecahan masalah memerlukan strategi khusus yang harus digunakan. Berdasarkan pengertian strategi mengajar dan definisi heuristik yang telah diuraikan, maka pemecahan masalah matematika dengan strategi heuristik adalah suatu prosedur khusus untuk membelajarkan penyelesaian masalah matematika, dengan memberikan penuntunpetunjuk dalam bentuk pertanyaan atau perintah pada setiap langkah-langkah yang dikembangkan. Nasution menyatakan tiga hal yang dapat membantu siswa memecahkan masalah: 1 cara yang tidak efektif memperlihatkan cara memecahkan masalah itu, 2 cara yang lebih baik, memberikan instruksi kepada siswa secara verbal untuk membantu siswa memecahkan masalah, 3 cara yang terbaik, memecahkan masalah itu langkah demi langkah dengan menggunakan aturan tertentu, tanpa merumuskan aturan itu secara verbal. 22 Berdasarkan pengertian strategi pembelajaran dan definisi heuristik yang telah diuraikan, maka pemecahan masalah matematika dengan strategi heuristik adalah suatu prosedur khusus untuk membelajarkan menyelesaikan masalah 21 Polya, G., How to …, h.113 22 Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, h.171 matematika, dengan memberikan penuntunperintah dalam bentuk pertanyaan atau perintah pada setiap langkah-langkah pemecahan masalah yang dikembangkan oleh polya. Heuristik dalam pemecahan masalah matematika menurut polya untuk keempat tahap pemecahan masalah, diuraikan sebagai berikut: 1 Tahap memahami masalah a Apa yang tidak diketahui? Data apa yang diberikan? Apa yang ditanyakan? b Bagaimana kondisi soal? Mungkinkah kondisi dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan atau hubungan lainnya? Apakah kondisi yang diberikan cukup untuk mencari yang ditanyakan ? apakah kondisi itu tidak berlebihan, atau kondisi itu saling bertentangan? c Tulislah gambar jika diperlukan, dan tulis notasi yang sesuai. 2 Tahap rencana pemecahan masalah a Pernakah ada soal sebelumnya? atau pernakah ada soal yang sama atau serupa dalam bentuk lain? b Tahukah soal yang mirip denagn soal ini? teori mana yang dapat digunakan dalam masalah ini? c Perhatikan apa yang ditanyakan. Coba pikirkan soal yang pernah dikenal dengan pertanyaan yang sama atau serupa. d Misalkan ada soal yang serupa dengan soal yang pernah diselesaikan. Dapatkah pengalaman yang lama dapat digunakan dalam masalah yang sekarang? Dapatkah hasil dan metode yang lalu digunakan disini? Apakah harus dicari unsur yang lain agar dapat memanfaatkan soal semula? Dapatkah mengulang soal tadi? Dapatkah menyatakan dalam bentuk lain? Kembalilah pada definisi. e Andaikan soal baru belum dapat diselesaikan, coba pikirkan soal dan selesaikan. Bagaimana bentuk umum soal itu? Bagaimana bentuk yang lebih khusus? Soal yang analog? Dapatkah sebagian soal diselesaikan? Misalkan sebagian kondisi dibuang, sejauh mana yang ditanyakan dapat dicari? Manfaat apa yang dapat diperoleh dari data yang ada? Perlukah data lain untuk menyelesaikan soal yang dihadapi? Dapatkah yang ditanyakan atau data keduanya diubah sehingga mereka saling berkaitan satu dengan lainnya? Apakah semua data dan kondisi sudah digunakan? Sudahkah diperhitungkan ide-ide penting dalam soal tersebut? 3 Tahap melaksanakan rencana Laksanakan rencana penyelesaian, dan periksalah tiap langkahnya. Apakah bahwa tiap langkah sudah benar, bagaimana membuktikan bahwa langkah yang di pilih sudah benar? 4 Tahap memeriksa hasil a Bagaimana cara memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh? Dapatkah diperiksa sanggahannya b Dapatkah dicari hasil itu dengan cara lain? Dapatkah anda melihat secara sekilas c Dapatkah hasil dan data atau cara itu digunakan untuk soal-soal lainnya? Strategi heuristik dalam pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tahap pertama: Memahami masalah 1 Nyatakanlah masalah dengan kata-kata sendiri. 2 Apa yang ditanyakan? 3 Informasi apa yang diberikan? Apakah kondisi soal yang diberikan sudah cukup untuk mencari yang ditanyakan? Informasi tambahan apa yang diperlukan? 4 Buatlah sketsa gambar jika memungkinkan dan tulislah notasi yang sesuai. Tahap kedua: Rencana pemecahan 1 Buatlah pemisalan dari yang diketahui dan yang ditanyakan 2 Buatlah model matematikanya. Tahap ketiga: Melaksakan rencana pemecahan Laksanakan rencana pemecahan, dan periksalah tiap langkahnya. Periksalah bahwa tiap langkah sudah benar. Bagaimana cara membuktikan bahwa tiap langkah sudah benar? Tahap keempat: Memeriksa hasil 1 Periksalah langkah-langkah penyelesaian yang dilakukan. 2 Ujilah kembali hasil-hasil yang diperoleh, apakah hasilnya sudah benar? Penjelasan pembelajaran dengan strategi heuristik secara operasional pada setiap tahap dari pemecahan masalah yang akan digunakan adalah sebagai berikut: 1 Heuristik pada tahap memahami masalah Langkah pertama dalam pemecahan masalah menurut polya adalah memahami masalah. Suatu pemahaman yang jelas dari suatu masalah adalah sangat penting untuk memutuskan bagaimana penyelesaian yang sesuai dan bagaimana menemukan jawaban dari masalah tersebut. Pada tahap ini heuristik bertujuan untuk membantu siswa dapat memahami masalah. Heuristik tersebut adalah: a Menyatakan masalah dengan kata-kata sendiri. Kemampuan siswa menyatakan suatu masalah dengan kata-kata sendiri sangat diperlukan dalam memahami suatu masalah.karena bila siswa telah dapat menyatakan masalah itu dangan kata-kata sendiri maka siswa itu akan lebih mudah merencanakan bagaimana mneyelesaikan masalah tersebut. Dengan menyatakan kembali masalah tersebut siswa dapat memfokuskan masalah apa, informasi apa yang ada dan apa yang dibutuhkan untuk memperoleh jawaban. Dalam hal ini guru dapat mengarahkan siswa dengan suatu perintah seperti: coba kamu nyatakan masalah tersebut dengan kata-kata mu sendiri. b Menentukan apa yang ditanyakan Pertanyaan yang penting untuk mengarahkan siswa memahami suatu masalah adalah coba kamu pahami apa yang ditanyakan di dalam soal? Pertanyaan ini dapat membantu siswa lebih menfokuskan untuk memutuskan apa yang akan dicari. c Memahami informasi yang ada Dengan beberapa informasi yang ada dalam suatu masalah, siswa perlu memahami dan mempertimbangkan informasi apa yang ada, apakah informasi itu sudah cukup dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Pertanyaan yang diperlukan agar siswa dapat memahami informasi yang ada adalah: - informasi apa yang diberikan? - apakah informasi itu sudah cukup untuk menyelesaikan apa yang ditanyakan? d Membuat sketsa gambar Membuat sketsa gambar merupakan hal yang sangat penting untuk membantu siswa dalam memahami masalah sebenarnya, dan mampu merencanakan suatu pemecahan masalah yang ada. Heuristik yang diberikan guru seperti: Buatlah sketsa gambar dari soal bagaimana membuat sketsa gambarnya? Objek mana yang pertama digambar? 2 Heuristik pada tahap merencanakan pemecahan masalah Setelah suatu masalah dapat dipahami, selanjutnya adalah siswa memikirkan bagaimana menetukan jawaban dari suatu masalah. Pada tahap ini guru menuntun siswa sehingga dapat merencanakan suatu penyelsaian untuk menyelesaikan suatu masalah tersebut. Penuntun tersebut antara lain: a Membuat pemisalan Membuat pemisalan dengan suatu peubah dari yang diketahui dan yang ditanyakan maupun hal lain yang dianggap perlu akan mempermudah dalam merencanakan model matematika yang akan digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah. Karena itu guru dapat mengarahkan siswa seperti: buatlah pemisalan dengan suatu peubah untuk yang diketahui? yang mana perlu dimisalkan? yang dianggap perlu dimisalkan. b Membuat model matematika dari suatu masalah Tujuan utama dalam merencanakan pemecahan masalah adalah menentukan model matematika yang sesuai dengan masalah yang akan diselesaikan. Dalam hal ini guru dapat mengarahkan siswa untuk dapat membuat model matematika dari masalah tersebut dengan arahan seperti: 1 perhatikanlah sketsa gambar? 2 pikirkanlah hubungan yang diketahuai dengan yang ditanyakan? 3 bagaimana mencari yang ditanya? 4 bagaimana model matematika untuk mencari yang ditanya tersebut? 3 Heuristik untuk melaksanakan rencana penyelesaian Pada tahap ini adalah tujuan utama dari penyelesaian suatu masalah, tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari penyelesaian yang direncanakan. untuk membantu siswa dalam menyelesaikan masalah, maka guru dapat mengarahkan siswa menyelesaikan masalah dengan arahan sebagai berikut: Selesaiakankanlah model matematikanya? Bagaimana model matematikanya? Variabel mana yang sudah diketahui? variable mana yang belum diketahui? apakah variabel-variabel tersebut yang akan dicari? Gantilah variabel-variabel itu ke dalam model matematikanya dan selesaikanlah. 4 Heuristik pada tahap memeriksa kembali prosedur dan hasil yang diperoleh. Suatu penyelesaian penting diperiksa kembali, hal ini untuk mengetahui apakah langkah-langkah dalam penyelesaian itu sudah benar, apakah hasil yang diperoleh itu sesuai dengan yang diminta dalam soal. Pada tahap ini heuristik yang diperlukan adalah: a Periksa apakah sudah benar langkah-langkah penyelesaian yang dilakukan, yaitu: 1 model matematikanya? 2 langkah-langkah penyelesaian model matematikanya? 3 perhitunganya? b Ujilah hasil yang diperoleh 1 bagaqimana mengujinya? 2 apakah hasilnya sudah benar? Berikut ini disajikan contoh pembelajaran melalui pemecahan masalah dengan strategi heuristik dalam menyelesaikan masalah pada tahap memahami masalah Guru memberikan masalah sebagai berikut: Keliling kebun pak sony yang berbentuk persegi panjang adalah 50 m, sedangkan panjang 10 m lebih dari lebarnya. Berapa luas kebun pak sony? Setelah guru memperkenalkan dan menjelaskan langkah-langkah penyelesaian dengan strategi heuristik, selanjutnya guru memulai pembelajaran. Pada tahap memahami masalah 1 Menyatakan masalah dengan kata-kata sendiri Guru : nyatakanlah masalah dengan kata-kata sendiri guru meminta kepada beberapa siswa untuk menyatakan masalah dengan kata-kata sendiri Siswa : berbagai jawaban dari siswa jika ada jawaban siswa yang kurang benar guru meminta pendapat siswa yang lain, dan akhirnya guru meluruskan jawaban siswa, sehingga jawaban siswa sampai pada yang diharapkan. 2 Membuat sketsa gambar. Guru :obyek mana yang pertama ditetapkan? guru bertanya kepada beberapa siswa Siswa : berbagai jawaban dari siswa. Jika siswa masih kurang memahami, untuk menetapkan obyek mana yang pertama dibuat, guru dapat melanjutkan tuntunan selanjutnya. 3 Menentukan yang ditanya Guru : apa yang ditanyakan? guru bertanya kepada beberapa siswa Siswa : jawaban yang diharapkan sebagai berikut Ditanya: keterangan tambahan, untuk mengetahui panjang dan lebar kebun. 4 Menentukan yang diketahui Guru : apa yang diketahui? guru bertanya kepada beberapa siswa Siswa : jawaban yang diharapkan Sebagai berikut Keliling kebun pak sony yang berbentuk persegi panjang adalah 50 m, sedangkan panjang 10 m lebih dari lebarnya. 5 Memahami informasi yang ada Guru : apakah informasi sudah cukup untuk menyelasaikan masalah? guru bertanya kepada beberapa siswa Siswa : belum jawaban yang diharapkan Guru : mengapa? guru bertanya kepada beberapa siswa Siswa : jawaban yang diaharapkan Untuk mencari luas kebun, maka memerlukan panjang dan lebar kebun yang belum tercantum dalam soal. Apabila siswa belum mampu memahami informasi yang ada maka guru dapat memberikan penuntun lebih lanjut.

5. Pengertian hasil belajar

Hasil belajar merupakan salah satu yang dijadikan pusat perhatian dalam dunia pendidikan. Khususnya untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan yang berbeda sejalan dengan falsafatnya. Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional dapat tercapai. 23 Adapun menurut dimyati dalam bukunya menyatakan bahwa hasil belajar adalah merupakan proses untuk menetukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar. 24 Menurut Romiszowski 1981 seperti yang dikutif oleh Abdurrahman, ia mengatakan bahwa hasil belajar merupakan keluaran output dari suatu system pemrosesan masukaninput, masukan dari system tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarnnya adalah perbuatan atau kinerja perforcemens. Seperti halnya juga Romiszowski, jhon M. Keller memandang hasil belajar sebagai dari keluaran suatu system pemrosesan berbagai masukan yang berupa informasi masukan tersebut menurut Keller dapat dikelompokan menjadi dua macam, yaitu kelompok masukan pribadi personal infuts, seperti motivasi, nilai-nilai, harapan untuk berhasil, inteligensi dan evaluasi kognitif terhadap kewajaran atau kedalian konsekuensi. Klompok masukan lingkungan, seperti rancangan pengolahan motivasional, rancangan dan pengolahan kegiatan belajar, dan rancangan pengolahan pengulangan penguatan. 25 23 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Starategi Belajar…,Jakarta: Rineka Cipta, 2002, Cet. Ke-2, h. 119 24 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1999, cet. I, h. 200 25 Mulyono Abdurrohman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:renika Cipta,2003h. 121 Hasil belajar belajar nilai hasil pengajaran yang telah diberikan oleh guru kepada siswa dalam jangka waktu tretentu. Menurut Syaiful Djamara, ketercapian hasil belajar dapat dikategorikan menjadi beberapa kriteria, yaitu: a Istimewa atau maksimal, apanbila seluruh 100 bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa b Baik sekalioptimal, apabila sebagian besar 76 - 99 bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa c Baikminimal, apabila hanya 60 - 75 bahan yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. 26 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan yang terjadi pada individu, baik itu perubahan tingkah laku ataupun perubahan pengetahuan dan kemampuan-kemampuan lain setelah ia menerima pengalaman belajarnya yang berupa masukan informasi dan terjadi melalui proses belajar mengajar.

6. Pembelajaran Konvensional

Dalam proses belajar mengajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah metode yang sering banyak digunakan oleh guru pada saat ini adalah metode ekspositori sebagai metode konvensional. Erman suherman dalam bukunya menyatakan bahwa metode ekspositori sama seperti metode ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan kepada guru sebagai pemberi informasi bahan pelajaran, tetapi metode ekspositori mendominasi guru banyak berkurang, karena tidak terus menerus berbicara. Ia hanya berbicara pada awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal, dan pada waktu-waktu yang perlukan saja. Siswa tidak hanya mendengar dan membuat catatan tetapi juga membuat soal latihan dan bertaya jika tidak mengerti. 27 26 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Starategi Belajar…, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, Cet. Ke-2, h. 121 27 Erman Suherman.,et.al., Strategi Pembelajaran…, h.203 Pembelajaran konvensional dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran dimana peranan siswa dalam belajar masih kurang, pengajaran berpusat pada guru, proses belajar sangat mengutamakan pada metode ekspositori.

7. Keunggulan dan Kelemahan Strategi

Heuristik pada Pendekatan Pemecahan Masalah Berdasarkan uraian diatas mengenai proses balajar mengajar yang menggunakan strategi heuristik pada pendekatan pemecahan masalah maka dapat dibuat mengenai beberapa keunggulan dan kelemahan strategi tersebut. Keunggulan strategi heuristik pada pendekatan pemecahan masalah: 1 dengan menggunakan strategi heuristik pada pendekatan pemecahan masalah siswa lebih bisa berkonsenterasi dengan optimal dan terarah dalam memahami masalah 2 siswa lebih termotivasi dan lebih mudah dalam menyelesaikan soal karena diberikan bantuan berupa petunjuk 3 bagi siswa yang berkemampuan rendah dapat merasa terbantu dengan adanya petunjuk atau arahan-arahan Kelemahan strategi heuristik pada pendekatan pemecahan masalah : 1 kurangnya kepercayaan guru terhadap kemampuan berpikir siswa 2 waktu pengerjaannya relatif lama

B. Kerangka Berpikir

Pada umumnya setiap guru, apakah guru SD, SLTP atau pun SMU tentu selalu mengharapkan siswa yang aktif di dalam pembelajaran, dan mempunyai semangat yang tinggi di dalam pembelajaran serta mempunyai keinginan berprestasi di dalam belajar. Agar harapan guru itu tercapai tentu guru tersebut harus dapat membantu dan mengembangkan cara belajar siswa. Sehingga siswa dapat mengembangkan sikap dalam menghadapi tantangan masa depan, jika ia mampu belajar menghubungkan pengetahuan dan pengalamannya dari hasil pendidikan. Rendahnya hasil belajar matematika siswa bukan disebabkan mereka tidak mampu melakukan perhitungan, tetapi karena tidak memahami permasalahan yang terdapat dalam soal. Suatu masalah yang bagaimanapun perlu dicari jalan penyelesaiaannya dengan sedikit atau banyak pengetahuan untuk menyelesaikan. Pemecahan masalah sangat penting dalam pembelajaran matematika, karena proses pemecahan masalah akan menjadikan pemahaman siswa lebih baik. Mengingat matematika merupakan pelajaran yang memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan pelajaran yang lain dan keberadaannya sangat diperlukan sebagai penunjang ilmu-ilmu yang lain, maka diperlukan penguasaan konsep dan materi matematika dengan baik. Karena siswa masih banyak menganggap bahwa matematika itu adalah pelajaran yang sulit, maka itu seorang pengajar harus pandai menggunakan pendekatan yang sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga kesan matematika itu sulit bisa hilang. Salah satu strategi dalam pendekatan pemecahan masalah matematika dengan memberikan penuntun-penuntun yang dapat mengarahkan siswa kearah pemecahan masalah yang disebut dengan strategi heuristik. strategi heuristik bertumpu pada usaha-usaha seperti pemahaman atas apa yang diminta soal dari siswa, apa yang sudah diketahui siswa serta bagaimana pengetahuan itu dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan dari apa yang tak diketahui. Dengan strategi heuiristik ini siswa akan mudah dalam menyelesaikan soal sehingga pelajaran matematika dapat dikatakan pelajaran yang mudah dan menyenangkan. Singkatnya dalam pembelajaran pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan heuristik diharapkan siswa akan lebih baik dalam belajar matematika serta membiasakan bekerja secara sistematis dalam memecahkan masalah matematika dan dalam pelaksanaan pembelajarannya siswa diharapkan dapat memahami proses dan prosedurnya, sehingga siswa terampil menentukan dan mengidentifikasikan kondisi dan data-data yang relevan, mengeneralisasi, merumuskan, dan mengorganisasi keterampilan yang telah dimilikinya. Akhirnya siswa akan dapat belajar secara mandiri mngenai pemecahan masalah..

C. Pengajuan Hipotesis