Pendekatan Pemecahan Masalah Matematika a. Pengertian Masalah dalam Matematika

Belajar adalah suatu proses yang harus dialami seseorang atau sekelompok orang untuk memperoleh penguasaan suatu kemampuan tertentu, yang sudah ditetapkan terlebih dahulu. Sedangkan mengajar adalah kegiatan pengajar untuk membantu seseorang untuk belajar, dengan mengikuti pengalaman belajar tertentu agar tujuan tercapai. Dan pembelajaran merupakan upaya penetapan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. jadi antara belajar dan pembelajaran ada hal yang berbeda yaitu belajar bersifat internal dan unik dalam individu siswa, sedang proses pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku. Dengan demikian dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan strategi pembelajaran adalah siasat atau kiat yang direncanakan oleh guru, berkenaan dengan segala persiapan pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuan yang berupa hasil belajar bisa tercapai secara optimal.

3. Pendekatan Pemecahan Masalah Matematika a. Pengertian Masalah dalam Matematika

Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon. Mereka juga menyatakan bahwa tidak semua pertanyaan otomatis akan menjadi masalah. Menurut Laily-Hasbullah dalam Bambang menyatakan bahwa sesuatu pertanyaan juga merupakan masalah apabila pertanyaan itu menantang untuk dijawab dan menjawabnya tidak dapat dilakukan dengan menggunakan prosedur yang rutin. 9 Suatu masalah biasanya memuat suatu situasi yang mendorong sesorang untuk menyelesaikannya akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya. Jika suatu masalah diberikan kepada seseorang anak dan ternyata anak tersebut mengetahui cara 9 Bambang Aryan Soekisno, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa dengan strategi Heuristik,Tesis, Bandung : Pascasarjana UPI, h.11 menyelesaikannya dengan benar maka masalah tersebut tidak dapat dikatakan sebagai masalah. 10 Berbagai masalah dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi tidak semua persoalan yang dihadapi dikatakan masalah. Dengan demikian timbul pertanyaan kapan kita menghadapi masalah?.menurut Hayes dan Mayer kita menghadapi masalah ketika ada suatu kesenjangan antara dimana kita sekarang dan kemana kita inginkan tetapi kita tidak tahu bagaimana menjembatani kesenjangan itu. 11 Dan masalah juga timbul dari situasi yang tidak diharapkan terjadi. Menurut Sukirman Suatu situasi dianggap sebagai suatu masalah bagi seseorang apabila dipenuhi kondisi-kondisi: 12 1 Seseorang tidak siap dengan prosedur untuk mencari penyelesaiannya. 2 Seseorang menerimanya sebagai tantangan dan menyusun suatu tindakan untuk menemukan penyelesaiannya. Pada kenyataannya setiap manusia tidak akan bebas dari masalah maka manusia harus berani menghadapi masalah dan selalu berusaha memecahkan masalah yang dihadapinya dengan sungguh-sungguh. Sedangkan masalah bagi siswa adalah bagaimana cara menyelesaikan soal. Allah berfirman dalam surat 94 Alam Nasyrah ayat 7: ﺖﻏﺮﻓادﺎﻓ ﺎ ﻓ ﺐ ﺼ ﻧ ٧ ﴾ Artinya: maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh sungguh urusan yang lain Demikianlah firman Allah SWT telah menjelaskan kepada hambanya bahwa dalam melaksanakan suatu urusan atau masalah hendak menyelesaikan 10 Erman suherman.,et.al., Strategi Pembelajaran …, h.92 11 Nani Ratna Ningsih., Mengembangkan Kemampuan Berpikir Matematika SMU Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Tesis, Bandung: Perpusatakaan Pascasarjana UPI, 2003 h. 10. td 12 Sukirman, Materi Pokok PGSD22044 SKSModul 7-12 Matematika, Jakarta: Universitas Terbuka ,2003, cet-8, h.10.6 terlebih dahulu masalah tersebut kemudian janganlah berpindah ke masalah lain sebelum masalah itu telah selesai. Berdasarkan uraian di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa, masalah matematika bagi siswa adalah pertanyaan yang diajukan untuk diselesaikan yang berupa soal, dan menyelesaikannya tidak dapat digunakan prosedur yang rutin yang telah diketahui siswa.

b. Pemecahan Masalah dalam Matematika

Pemecahan masalah dapat dipandang sebagai proses, sebab pemecahan masalah dalam matematika akan menemukan dan menggunakan kombinasi serta aturan-aturan yang telah diketahui untuk digunakan dalam pemecahan masalah itu. Dalam kehidupan manusia pemecahan masalah merupakan aktivitas sehari- hari, karena pada kenyataannya setiap manusia tidak akan bebas dari masalah, karenanya manusia harus berani menghadapi dan selalu berusaha untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan bagaimananapun harus dicari jalan penyelesaiannya dengan sedikit atau banyak pengetahuan untuk menyelesaikannya. oleh karena itupula, belajar memecahkan masalah perlu diajarkan kepada siswa. Sumarno dalam Baso Intang menyatakan bahwa pengajaran pendekatan pemecahan masalah matematika menekankan pada tiga hal, yaitu meningkatkan sikap positif siswa terhadap matematika, mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dan mengahadapkan siswa pada keterampilan yang menantang agar siswa berlatih melakukan pemecahan masalah dan berpikir analitik. 13 Hal ini sesuai dengan pendapat Soedjadi dalam Baso intang yang menyatakan bahwa batapapun tepat dan baik bahan ajaran matematika yang ditetapkan belum menjamin akan tercapai tujuan pendidikan matematika yang diinginkan. 14 Salah 13 Baso Intang Sapaillee, Pengaruh Metode Mengajar dan Ragam Tes Terhadap Hasil Belajar Matematika Dengan Mengontrol Sikap Siswa, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, no. 056 Tahun ke-II, September 2005, h. 672 14 Baso Intang Sapaillee, Pengaruh Metode…,H. 672 satu faktor yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan adalah proses belajar mengajar yang dilaksanakan. Membelajarkan masalah matematika dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah akan memungkinkan siswa lebih kritis dan analitis, yang aplikasinya menjadi lebih baik dalam menanggapi suatu permasalahan yang muncul baik dalam permasalahan matematika, pelajaran lain atau pelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Dalam memecahkan suatu masalah perlu dilalui berbagai langkah, seperti mengenal setiap unsur dalam masalah itu, mencari aturan-aturan yang berkenaan dengan masalah itu, dalam setiap langkah perlu berpikir. Nasution mengemukakan bahwa pemecahan masalah memerlukan pemikiran dengan menggunakan dan menghubungkan berbagai aturan-aturan yang telah dikenal menurut kombinasi berlainan. 15 Karena itu belajar pendekatan pemecahan masalah merupakan pendekatan yang sangat efektif untuk mengajarkan proses-proses berpikir, membantu siswa memperoleh informasi yang telah dimilikinya dan membangun sendiri pengetahuannya. Pada tingkat ini anak didik belajar merumuskan dan memecahkan masalah, memberikan respon terhadap rangsangan yang menggambarkan atau membangkitkan situasi probematik, yang mempergunakan berbagai kaidah yang telah dikuasainya. Adapun menurut Muhibbin Syah dalam bukunya belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berrpikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti. 16 Menurut Jhon Dewey belajar memecahkan masalah itu berlangsung sebagai berikut: individu menyadari masalah bila ia dihadapkan kepada situasi keraguan dan kekaburan sehingga adanya semacam kesulitan. Dan langkah- langkah untuk memecahkan masalah adalah a merumuskan dan menegaskan 15 Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta:Bumi Aksara, 2005, h 139 16 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan…,h. 123 masalah, b mencari fakta pendukung dan merumuskan hipotesis, 3 mengevalusi alternative pemecahan yang dikembangkan, 4 mengadakan pengujian dan verifikasi 17 . Polya mengembangkan empat langkah penting dalam strategi pemecahan masalah, yaitu sebagai berikut: 18 Bagan 1. Langkah – langkah pemecahan masalah menurut polya Menurut Polya solusi soal penyelesaian memuat empat langkah fase penyelesaian, yaitu fase pertama adalah memahami masalah. Tanpa adanya pemahaman terhadap masalah yang diberikan, siswa tidak mungkin mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan benar. Selanjutnya mereka harus mampu menyusun rencana penyelesaian masalah. Kemampuan melakukan fase kedua ini sangat tegantung pada pengalaman siswa dalam menyelesaikan masalah. Pada umumnya, semakin bervariasi pengalaman mereka, ada kecenderungan siswa lebih kreatif dalam menyusun rencana penyelesaian suatu masalah. Jika rencana penyelesaian suatu masalah sesuai dengan rencana yang 17 Syaiful Bahri Djamaro, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Renika Cipta, 2002, h.20 18 Polya, G., How to Solve It, Precenton: Precenton University Press, 1990 h.1 Pemecahan masalah menurut Polya Memahami masalah Merencanakan penyelesaian Menyelesaikan masalah sesuai rencana Melakukan pengecekan kembali dianggap paling tepat. Dan langkah terakhir dari proses penyelesaian suatu masalah menurut Polya adalah melakukan pengecekkan atas apa yang dilakukan mulai dari fase pertama sampai fase penyelesaian ketiga. Dengan cara seperti ini maka berbagi kesalahan yang tidak perlu dapat dikoreksi kembali sehingga siswa dapat sampai pada jawaban yang benar sesuai jawaban yang diberikan. Pemecahan masalah matematika memuat masalah sebagai perilaku kognitif dan matematika sebagai obyek yang dipelajari. Proses berpikir dalam pemecahan masalah matematika memerlukan intelek tertentu yang akan mengorganisasi strategi yang ditempuh sesuai dengan data dan permasalahan yang dihadapi. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa penguasaan pemecahan masalah matematika terlebih dahulu dituntut penguasaan aspek kognitif yang lebih rendah, yaitu ingatan, pemahaman, dan aplikasi Berdasarkan uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa pendekatan pemecahan masalah matematika adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu masalah soal yang tidak diharapkan menjadi situasi yang diharapkan tetapi diperlukan pula masalah penemuan dan pembuktian.

4. Strategi Heuristik a. Pengertian Heuristik