Latar Belakang Masalah Strategi Heuristik pendekatan pemecahan masalah dalam pembelajaran Matematika : studi eksperimen di smp muhammadiyah 19 sawangan depok

B AB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini masalah pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang banyak mendapat perhatian dari masyarakat. pendidikan bukan sekedar media untuk menyampaikan kebudayaan dan meneruskannya dari generasi ke generasi, akan tetapi adanya perubahan–perubahan yang dapat mengembangkan kreativitas siswa dalam dunia pendidikan tersebut. Pendidikan juga sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memperdayakan semua masyarakat berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I pasal I ayat 1 disebutkan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara”. 1 Pasal ini menunjukan berbagai aspek pengembangan kepribadian dan kognitif peserta didik yang menyeluruh dalam pembangunan masyarakat dan bangsa untuk mampu menghadapi tantangan kehidupan global. Sehingga begitu tinggi kualitas manusia yang diharapkan dalam pasal diatas menjadikan guru harus benar- benar melakukan perubahan dalam pembelajrannya. Mengenai kualitas manusia yang diharapkan tersebut, Allah SWT berfirman dalam al-qur’an surat Ar-rahman ayat 33, yaitu: 1 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas Wacana Intelektual: 2006 cet.1. hal.55 ﻌﻤﯿ ﺷ طﺗﺴأﻦﺈﺲﻧﻹﻮﻦﺠﻠاﺮ ﻦﻣأﻮﻨﻔﺗﻦأﻢﺗﻌ ﻻأﻮﻧﻓﻧاﻔضﺮﻷاﻮتاﻮﻣﺴﻠأﺮآﻂﻗأ ﻮذﻧﺘ ﻦاﻃﻠﺴﺒﻻإﻦ ﴿ ٣٣ ﴾ Artinya: “hai jamaah jin dan manusia, jka kamu sanggup meenmbus melintasi penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapar menmbusnya kecuali dengan kekuatan ilmu pengetahuan. Ayat di atas merupakan tantangan bagi kita untuk membentuk manusia- manusia super dengan berbekal ilmu pengetahuan. ironisnya kenyataan dilapangan ternyata membuat kita mengusap dada. Rendahnya kemampuan belajar siswa terutama dalam kemampuan penalaran mata pelajaran matematika.hal tersebut mengharuskan guru berusaha keras untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan oleh bangsa sebagai manusia super dan berakhlakul karimah. Matematika sebagai salah satu disiplin ilmu merupakan pengetahuan yang sangat penting dan pengetahuan dasar yang diperlukan dalam kehiduapan sehari- hari, maka metematika perlu dipelajari dan dipahami oleh semua lapisan masyarakat, matematika juga merupakan suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir dan bernalar. Matematika juga merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di sekolah dan pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa, terutama pada siswa sekolah formal dalam meningkatkan prestasi belajar yang maksimal. Namun dikalangan beberapa siswa, pelajaran matematika masih dianggap pelajaran yang sulit karena banyak konsep-konsep yang abstrak dalam pelajaran matematika. Ketidak pahaman siswa terhadap suatu konsep dapat terjadi karena konsep-konsep tidak diajarkan dengan baik, pengajaran tidak baik dalam pengertian metode atau pendekatannya kurang sesuai dengan bahan yang diajarkan atau bahkan karena suatu hal guru dalam mengajarnya selalu cepat meninggalkan proses kemampuan bernalar siswa. Untuk menumbuhkan motivasi, kretivitas dan kemampuan menganalisis siswa pada kegiatan pembelajaran khususnya dalam kegiatan belajar matematika, maka harus dikembangkan suatu strategi pembelajaran matematika yang tidak hanya mentransfer pengetahuan kepada siswa saja, tetapi juga membantu siswa untuk mencerna dan membentuk pengetahuan mereka agar mampu memecahkan masalah yang dihadapinya. Hampir setiap materi pokok bahasan yang ada dalam buku pelajaran matematika memuat bermacam-macam tipe, bentuk dan jenis soal yang harus dikerjakan siswa setelah berakhirnya proses belajar mengajar. Terkadang banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang berbentuk non rutin. Kesulitan tersebut tampak pada pemahaman siswa terhadap soal. Sehingga untuk menyelesiaknan soal tersebut perlu siswa terlebih dahulu membaca soal dengan cermat dan menganalisa soal serta memahami apa yang diketahui dan apa yang harus dicari, serta bagaimana langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menyelesaikan soal tersebut. Jika siswa tidak memahami soal dengan baik maka jawaban penyelesaiannya bisa salah. Untuk hal yang demikian guru harus dapat menciptakan model pembelajaran untuk menyelesaikan dengan langkah-langkah yang benar agar siswa tidak mendapat kesulitanhambtan di dalam belajar matematika. Pemecahan masalah sangat penting dalam pembelajaran matematika, karena proses pemecahan masalah akan menjadikan pemahaman siswa lebih baik. Peran guru dalam pembelajaran pemecahan masalah bukan hanya sebagai perancang proses belajar mengajar, tetapi juga sebagai pembimbing, fasilitator, dan motivator kepada siswa. Bimbingan diberikan apabila siswa mengalami kemacetan dalam proses pemecahan suatu masalah yang telah ditetapkan dalam tujuan pembelajaran. Soedjadi dalam Bambang 2 mengatakan model belajar pemecahan masalah mengharuskan guru menyiapkan masalah yang tepat untuk murid pada jenjang tertentu. Model inipun dapat disusun jika siswa mengahadapi masalah yang besar atau komplek, yang kemudian diarahkan kepada menemukan konsep atau prinsip tertentu, dengan demikian dalam proses pemecahan masalah siswa masih dibimbing oleh guru. Salah satu strategi untuk pemecahan masalah matematika adalah dengan memberikan penuntun-penuntun yang dapat mengarahkan siswa 2 Bambang Aryan soekisno, “Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dengan Strategi Heuristik”, Tesis pasca sarjana UPI. Bandung: perpustakaan pasca Sarjana UPI, 2002, h.4, t.d kearah pemecahan masalah yang disebut dengan strategi “Heuristik”. Strategi ini bertumpu pada usaha-usaha seperti pemahaman atas apa yang diminta soal dari siswa, apa-apa yang sudah diketahui siswa serta bagaimana pengetahuan itu dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan dari apa-apa yang tidak diketahui oleh siswa. Belajar mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar merupakan pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek yang menerima pelajaran sasaran didik sedangkan mengajar merujuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Di dalam pembelajaran aktivitas siswa sangat diharapkan untuk menghadapi pembelajaran yang sedang berlangsung. Karena tanpa aktivitas siswa yang baik dalam pembelajaran, tujuan pembelajaran sulit untuk dicapai. Maka agar aktivitas siswa yang muncul sesuai dengan yang diharapkan, guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif menyenangkan. Dari uraian yang telah diungkapkan di atas, penulis mencoba melakukan pengkajian lebih luas lagi dalam sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul: ”Strategi Heuristik pada Pendekatan Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika”

B. Identifikasi Masalah