Latar Belakang Masalah Hubungan minat membaca buku-buku pelajaran PAI dengan sikap keberagaman siswa SMK Nusantara Ciputat
yang ditulis berulang-ulang, pengulangan kata ini mengandung arti yang lebih luas dari membaca yakni belajar tentang apa saja yang tidak kita ketahui.
Oleh karena itu dengan memiliki minat dan kebiasaan membaca, selain otak berkembang juga akan memiliki attitude yang baik, di sinilah pentingnnya
membaca dengan minat yang lebih besar dan kuat. Dengan membaca kita juga dapat berfikir rasional dan memiliki wawasan yang lebih luas serta lebih dapat
mengendalikan diri. Dalam bahasa lain kebiasaan membaca akan memperkaya diri seseorang untuk menyiapkannya menjadi manusia yang lebih berkualitas.
2
Dewasa ini perkembangan media elektronik sedemikian pesatnya. Disinilah peran kita dalam memberikan hal-hal yang terbaik agar minat membaca serta
belajar Agama Islam jauh lebih meningkat karena tujuan dari pendidikan agama Islam membina remaja agar menjadi hamba yang suka beribadah kepada Allah.
Ibadah di sini tidak hanya sebatas pada menunaikan shalat, puasa, dibulan ramadhan, tetapi mencakup amal pikiran atau perasaan manusia, selama semua
itu dihadapkan kepada Allah SWT. Pendidikan Islam sebuah upaya membentuk kepribadian agar sesuai ajaran
Agama Islam. Ajaran Islam itu sendiri bersifat sempurna, namun permasalahannya adalah dengan cara bagaimana ajaran yang telah sempurna itu
dapat diajarkan dan ditanamkan kepada anak-anak. Kita tidak lagi mempermasalahkan substansi ajaran Islam, tetapi masalah media dengan metode.
Suatu perangkat penting dalam mendukung system pendidikan anak. Harus diakui penggalian aspek metode dan media bagi pendidikan anak masih lemah
sehingga perlu terus di tingkatkan lagi. Agar tidak menyimpang dari tujuan Agama Islam, maka sejak dini para
remaja sudah dikenalkan pada buku-buku bacaan Agama dan pengaruhnya sangat besar dalam pendidikan Agama dan pembentukan akhlak atau sikap
2
Tabloid Nakita, Agar Si Kecil Suka Membaca, Jakarta: 2 Oktober, 1999, h. 16
beragama dalam kehidupan sehari-hari. Dan disini membaca mempunyai peranan yang sangat penting dan merupakan salah satu cara terbaik untuk mengisi otak
dan jiwa. Seseorang yang banyak membaca akan lebih luas pengetahuannya dari pada orang yang sedikit membaca. Intelek seseorang tidak akan tumbuh
sempurna tanpa membaca bahan bacaan yang cukup. Minat dapat mempengaruhi sikap seseorang baik untuk memiliki kebiasaan-kebiasaan begitupun dalam sikap
keberagamaannya baik ditinjau dari aspek Ibadah maupun tingkah laku walaupun kadar pengaruhnya masing-masing individu tidak sama karena faktor-faktor lain
akan mempengaruhinya juga, dengan demikian anak yang berminat membaca terutama buku-buku keagamaan sedikit banyak memberikan nilai positif terhadap
nilai agama islam dan membentuk sikap hidup yang dijiwai nilai-nilai islam yang melandasinya.
Membaca memiliki peranan penting yang dapat meningkatkan pengetahuan. seseorang tergantung pada kadar bacaannya, pribahasa mengatakan ”Buku adalah
gudang Ilmu, sedangkan kuncinya adalah membaca”. Banyak sekali orang yang
mengartikan hal ini, akan tetapi masih sedikit sekali yang melakukannya. Orang yang gemar membaca pada umumnya sudah memiliki kebiasaan membaca sejak
kanak-kanak. Disinilah pentingnya menumbuhkan minat baca pada diri kita. Karena jika kita sudah ada keinginan atau minat, jadi sudah barang tentu akan
lebih bersemangat untuk mengkaji dan mempelajari sesuatu yang diminatinya, seperti pepatah mengatakan dimana ada kemauan disitu ada jalan. Dimana kita
masih mau mempelajari dan menggali tentang keagaaman maka di situ kita akan lebih banyak pengetahuan dan wawasan sehingga menjadikan kita manusia yang
lebih berakal dan berprilaku keagamaan yang baik dan benar. Dapat diketahui pada kenyataan akhir-akhir ini gejala yang nampak di
lingkungan siswa remaja tingkat SMK yang pada umumnya ada pada usia paling goncang antara 16 sampai 18 tahun. dan yang terjadi adalah pertumbuhan
kepribadian dan sosial yang ingin diakui dan untuk mendapat tempat yang patut
dalam lingkungan teman sejawatnya, dan cenderung bahwa mereka tidak suka membaca, karena waktu lebih banyak digunakan untuk hanya sekedar pergi ke
pusat perbelanjaan, facebookan, dan nonton televisi, perpergian tanpa tujuan yang kurang bermanfaat dan sebagainya.
3
Gejala tersebut dapat dilihat pada hasil Ujian Nasional UN setiap tahunnya, dimana hasilnya cukup besar persentase siswa yang tidak lulus ujian, hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa mereka tidak banyak membaca, sekalipun itu pelajaran wajib mereka.
Pada sisi lain, tidak jarang kita menyaksikan berbagai macam sikap dan tindakan negatif para pelajar tingkat menengah pada umumnya
. Sikap dan tindakan tersebut baik berupa perkelaian antara individu pelajar, kelompok pelajar yang berakibat hilangnya nyawa diantara mereka, maupun
tindakan kriminal lainnya, seperti pencurian, penipuan, pemerkosaan, dan penodongan, yang kesemuanya itu sangat merugikan orang lain.
Dengan melihat uraian tersebut, penulis tertarik untuk membahas masalah
dengan judul ”HUBUNGAN MINAT MEMBACA BUKU-BUKU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP KEBERAGAMAAN”
Studi kasus Siswa Kelas II SMK Nusantara B.
Identifikasi Masalah
Dari penjelasan dan uraian di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang timbul, diantaranya:
1. Minimnya minat baca pada kalangan remaja pada umumnya pada khususnya
tingkat SMK, terutama terhadap buku-buku agama.
3
Abdul Rahman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Jakarta: PT Gemawindu Pancaperkasa, 2000, h. 25
2. Kurangnya motivasi menumbuhkan kebiasaan membaca terutama buku-
buku Pendidikan Agama Islam akibat faktor budaya. 3.
Langkanya bahan bacaan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan membaca.
4. Menariknya media elektronik yang semakin berkembang.
5. Rendahnya sikap keberagamaan siswa pada umumnya terutama dari segi
akhlak ataupun ibadah pada tingkat SMK. Hal tersebut tercermin dari tindakan mereka yang sering bertentangan dengan ajaran agama dan tata
tertib, seperti terjadinya perkelaian di kalangan mereka yang tidak jarang membawa korban jiwa dari mereka.
6. Kesiapan mental yang belum matang pada siswa tingkat SMK.