b. Ibadah
Ibadah adalah praktek agama yang berisi peraturan-peraturan yang menyangkut hubungan langsung seorang muslim dengan sang kholik dan
juga dengan sesama manusia, dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan keagamaan yang diperintahkan dan dianjurkan baik menyangkut ibadah
ritual dalam arti khusus maupun dalam arti luas, yang merupakan media komunikasi langsung dan integral serta sarana konsultasi antara makhluk
dengan kholiknya. c.
Akhlak Secara etimologi , kata akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu jamak dari
kata khuluq yang berarti tabiat, budi pekerti, kebiasaan atau adat, kesatriaan, kejantanan, dan kemarahan.
24
Secara terminologi kata akhlak didefinisikan dalam beberapa pendapat, salah satunya adalah Imam Al Ghozali, Akhlak
adalah: Karakter adalah suatu sikap h
ay’ah yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu
pemikiran dan pertimbangan. Jika sikap itu mendorong timbulnya perbuatan yang baik dan terpuji, baik dari segi akal dan syara’, maka ia sebut akhlak
yang baik. Dan jika darinya menimbulkan perbuatan tercela, maka sikap tersebut ialah akhlak yang buruk.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberagamaan siswa
Manusia adalah makhluk beragama homo religius, akan tetapi untuk menjadikan manusia yang memiliki sikap atau rasa keberagamaan, maka
potensi tersebut memerlukan bimbingan dan pengembangan dari lingkungannya. Oleh karena itu pada perkembangan selanjutnya
pembentukan keberagamaan dipengaruhi oleh berbagai faktor , dalam hal ini penulis mengkaji beberapa faktor yang mempengaruhi keberagamaan
seseorang, yakni faktor Intern dari dalam dan faktor Ekstern dari luar. a.
Faktor Internal
24
Tim Peyusun Ensiklopedia Islam Jakarta: PT. Iktisar Baru Van Houve, 1994, jilid III, h. 58
1 Faktor Hereditas
Jiwa keagamaan memang tidak secara langsung sebagai faktor bawaan yang diwariskan secara turun-temurun, melainkan terbentuk dari berbagai
unsur kejiwaan lainnya baik kognitif, afektif, dan konatif. Tetapi dari penelitian terhadap janin seseorang ibu terungkap bahwa makanan dan
perasaan ibu sangat mempengaruhi terhadap kondisi janin yang dikandungnya.
2 Tingkat usia
Hubungan antara perkembangan usia dengan perkembangan jiwa keagamaan tampaknnya tidak dapat dihilangkan begitu saja. Bila konversi
lebih di pengaruhi oleh sugesti, maka tentunya konversi lebih banyak terjadi pada anak-anak. Hal itu dikarenakan pada tingkat usia tersebut mereka lebih
mudah menerima sugesti. 3
Kepribadian Unsur bawaan merupakan salah satu faktor intern, yang bisa memberi
ciri khas pada diri seseorang. Dalam hal ini, kepribadian sering disebut sebagai identitas jati diri seseorang, yang sedikit banyaknya menampilkan
ciri-ciri pembeda dari individu lain di luar dirinya. 4
Kondisi Kejiwaaan Banyak jenis prilaku
abnormal yang bersumber dari kondisi kejiwaan
yang tidak wajar dalam diri manusia akan tetapi yang paling penting adalah hubungannya dengan perkembangan jiwa keagamaan.
25
b. Faktor Eksternal
1 Lingkungan Keluarga
Kehidupan keluaraga menjadi fase pertama bagi pembentukan keberagamaan seseorang, karena merupakan gambaran kehidupan, sebelum
seseorang mengenal kehidupan luar. Pengalaman hidup dalam keluarga akan menjadi pegangan untuk menjalani kehidupan selanjutnya.
Di sisi lain pengaruh kedua orang tua terhadap perkembangan jiwa keagamaan seorang anak dalam pandangan Islam sudah lama di sadari. Oleh
25
Jalaludin, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1990, h. 241-251
karena itu sebagai intervensi tehadap perkembangan jiwa keagamaan tersebut, kedua orang tua di berikan beban dan tanggung jawab. Oleh karena
itu keluarga dinilai sebagai faktor yang paling dominan dalam meletakkan dasar bagi perkembangan jiwa keagamaan.
26
Namun untuk masyarakat kita di Indonesia ada tiga bentuk corak pendidikan agama dalam keluarga beserta ciri-cirinya. Yakni pendidikan
agama masyarakat sederhana, berkembang dan modern. a
Pendidikan agama masyarakat sederhana Yang dimaksud masyarakat sederhana artinya lingkungan masyarakat
yang penghidupan dan hubungan sosialnya masih sederhana. Pengetahuan dan pemahaman keagamaannya masih terbatas. Ciri-ciri dan peran keluarga
pada masyarakat ini biasanya para Ibu dan Bapak memiliki waktu yang cukup untuk memberikan serta memantau pendidikan untuk anak-anak
mereka. Dalam masyarakat yang demikian keterkaitan mereka dengan kaidah
agama umumnya cukup kuat. Bagi mereka hidup merupakan karunia yang maha kuasa. Rasa ketergantungan kepada kasih sayang dan keridhoan
Tuhan begitu kuat. Oleh karena itu kesempatan bagi mereka untuk mensyukuri nikmat dengan cara melakukan pendidikan, khususnya
pendidikan agama pada keluarga mereka.
27
b Pendidikan agama masyarakat berkembang
Dalam masyarakat ini kesibukan keluarga sudah mulai menguat sehingga kesempatan mereka dalam membina keluarga termasuk pendidikan
agama mulai mengurang. Hal itu disebabkan karena kesibukan mereka diluar makin banyak terutama dalam hal pekerjaan. Mereka berharap semua
tugas pendidikan termasuk pendidikan agama dapat di ambil alih oleh sekolah.
26
Jalaludin, Ilmu Jiwa Agama,…. h. 241
27
Departemen Agama RI Direktorat Jendral Pembinaan Perkembangan Agama Islam, Pola Pembinaan PendidikanAgama Islam Terpadu, Jakarta : 1998 cet 1, h. 5