Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca

dari pada siswa yang kurang mengerti dan memahami kata-kata. Begitu juga siswa yang memiliki latar belakang pengetahuan yang luas akan lebih cepat paham dari pada siswa yang kurang memiliki latar belakang pengetahuan, oleh karena itu kesiapan pengalaman sangat mempengaruhi hasil dari minat baca siswa. Dalam mengenali minat yang dimiliki dalam diri seorang anak, D.P Tampubolon 1987:228 mengatakan bahwa pada beberapa faktor yang mempengaruhi minat baca seseorang, yaitu:  Keinginan Keinginan dan kemauan lahir dengan sendirinya dalam diri seseorang tanpa paksaan dari orang lain. Kegiatan yang didasari dari kemauan akan menimbulkan kesenangan tersendiri dan akan bertahan lama.  Motivasi Motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menompang tingkah laku manusia. Seseorang akan berminat terhadap sesuatu jika ada motivasi yang dapat menggerakkan ke arah kegiatan tertentu.  Lingkungan Lingkungan dapat mempengaruhi minat siswa terhadap pembaca buku-buku pelajaran, siswa yang hidup dilingkungan yang mendukung minat membacanya akan menunjukkan minat baca yang lebih besar daripada siswa yang hidup dilingkungan yang kurang mendukung minat baca anak. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca dapat diidentifikasi menjadi dua. Pertama yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan aspek internal, seperti perolehan teori untuk bidang pelajaran di sekolah, serta prestasi belajar mereka dalam pelajaran di sekolah. Kedua, ialah faktor eksternal faktor ini meliputi aspek-aspek sosiologis disekitar. Pendapat yang didasari bahwa lingkungan memliiki peran sebagai indikator minat baca, seperti kutipan dalam judul perpustakaan dan peningkatan sumber daya manusia, dipaparkan bahwa sekurang- kurangnya terdapat tiga faktor mendasar yang dapat mempengaruhi minat baca anggota masyarakat yaitu, pertama, kebijakan pemerintah dalam pendidikan nasional termasuk di dalamnya kebijakan perbukuan nasional, tata niaga buku, sistem royalti dan perpajakan. Kedua, peran aktif masyarakat sebagai subyek sekaligus sebagai obyek dalam memandang dan memperlakukan buku. Ketiga, peran keluarga dalam menumbuhkembangkan dalam minat dan budaya baca dalam ruang lingkup terkecil.

6. Buku Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian buku Buku adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Buku bacaan adalah buku untuk pelajaran membaca atau buku yang dibaca sebagai pengisi waktu. 14 Sedangkan buku pendidikan agama Islam yaitu buku bacaan atau buku yang berisi tentang pelajaran agama Islam yaitu diantaranya terdiri dari: 1 Qur’an Hadits 2 Akidah 3 Sejarah Kebudayaan Islam 4 Fiqih 5 Bahasa Arab. 15 b. Pengertian Pendidikan Agama Islam Menurut penjelasan pasal 39, Bab IX, ayat 2 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 1989, pendidikan agama diartikan sebagai usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik 14 Hasan Alwi dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 2005. 15 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah Madrasah dan Perguruan Tinggi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007, h. 6. yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat. Mata pelajaran PAI ini merupakan mata pelajaran yang ada dalam kurikulum di sekolah. Dan diberikan pada siswa yang beragama Islam. Untuk itu perlu mengetahui apa saja yang termuat di dalam pelajaran agama Islam ini dengan mengetahui dari pengertian pendidikan agama Islam itu sendiri. Istilah pendidikan agama Islam dan pendidikan Islam sebagaimana Sedangkan pendidikan agama Islam menurut Zuhairini adalah usaha yang diarahkan pada pembentukan kepribadian seseorang sesuai dengan ajaran Islam atau suatu upaya dengan ajaran Islam dapat berfikir, membuat suatu keputusan dan bertindak berdasarkan nilai-nilai Islam serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam pula. 16

B. Sikap Keberagamaan Siswa

1. Pengertian Sikap Keberagamaan

Secara historis attitude pertama kali digunakan Spencer pada tahun 1862 yang pada saat itu diartikan olehnya sebagai status mental seseorang. Dimasa-masa awal itu pula penggunaan konsep sikap sering dikaitkan dengan konsep mengenai postur fisik atau posisi tubuh seseorang. Misalnya sikap hormat dengan membungkukkan badan sikap takut diekspresikan dalam perubahan wajah dan lain sebagainya. Proses kemapanan sikap bersumber pada perasaan yang dimunculkan pada fisik maupun perilaku, sehingga studi sikap pada awalnya lebih cenderung pada pengamatan perilaku fisik. Sikap dalam arti yang sempit adalah pandangan atau kecenderungan mental. Menurut Bruno, sikap adalah kecenderungan yang relatif melekat untuk bereaksi dengan baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu. Sejalan dengan pendapat Bruno, Louis Thurstone, Rensis Likert, dan 16 Zuhairini, “Filsafat Pendidikan Islam”, Jakarta: Bumi Aksara, 1995,h. 29 Charles Osgood menurut mereka sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun persaan tidak mendukung atau tidak memihak pada objek tertentu, secara lebih spesifik Thurstone sendiri memformulasikan sikap sebagai derajat afek positif atau afek negative terhadap suatu objek psikologis. Menurut newcomb, sikap merupakan suatu kesatuan kognisi yang mempunyai valensi dan akhirnya berintegrasi kedalam pola yang lebih luas. 17 Menurut Ellis, sebagaimana yang dikutip oleh Purwanto, menyatakan bahwa yang memegang peranan penting dalam sikap adalah faktor perasaan atau emosi, dan faktor reaksi respon, atau kecenderungan untuk bereaksi. Dalam beberapa hal sikap merupakan penentu yang penting dalam tingkah laku manusia, yaitu sebagai reaksi maka sikap selalu berhubungan dengan dua alternative, yaitu senang atau tidak senang, menurut dan melaksanakannya atau menjauhinya. Sedangkan keberagamaan berasal dari kata agama, yang dalam kamus besar Bahasa Indonesia berarti ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dengan manusia dan lingkungannya 18 . Agama dalam kamus besar bahasa arab berarti “diin” yang berarti tunduk, patuh, balasan dan beragama. 19 Quarisy Shihab juga berpendapat bahwa pengertian agama adalah hubungan antara makhluk dan khalikNya. Hubungan ini terwujud dalam sikap batinnya serta nampak dalam ibadah yang dilakukannya dan bercermin pula dalam sikap kesehariannya. 20 17 Mar’at” Sikap Manusia Serta Pengukurannya”, Jakarta:Ghalia Indonesia,1982 h, 11. 18 Prof . Zakiah Daradjat, “Kesehatan Mental”, Jakarta: Gunung Agung, 2001, hal.122 . 19 Mahmud Yunus, “Kamus Besar Bahasa Arab-Indonesia”, Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1989h, 132. 20 Quraisy Shihab, “membumikan Al-Qur’an”, Bandung: Mizan anggota IKAPI, 1993, h. 210