22
22 maslahat mursalah keduanya dalam ijtihad tathbiqi di zaman modern. Diantaranya
adalah pemilihan serta pengangkatan presiden wanita. Selain itu, perlu dikemukakan pula bahwa yang menjadi pedoman dalam
penulisan skripsi ini adalah buku Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta cetakan tahun 2007.
E. Review Kajian Terdahulu
Dalam kajian ini penulis, mengangkat maslahat mursalah yang diusung oleh Imam Malik bin Anas dan yang kemudian dimodifikasi oleh Imam Al-Thufi. Di
antara kedua maslahat ini saling kontradiktif dalam penerapannya pada ranah legislasi hukum. Sehingga penulis terpanggil untuk mencari letak persamaan dan perbedaan di
antara kedua pandangan tentang maslahat tersebut. Serta aplikasinya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara seperti pemilihan dan pengangkatan presiden
wanita yang nota bene, diharamkan oleh para ulama. Sebenarnya tulisan mengenai maslahat mursalah ini telah banyak dibahas
oleh peneliti atau mahasiswa. Di antaranya adalah tesis dari Wahidul Kahhar UIN Syarif Hidayatullah, 2003, dengan judul “Efektifitas Maslahat Mursalah dalam
Penetapan Hukum Syara’”, dan tesis Iim Fahimah UIN Syarif Hidayatullah, 2003 dengan judul “Konsep Maslahat Mursalah Imam Malik”. Kemudian terdapat tulisan
yang dimuat di jurnal hukum “Konsep Maslahat al-Thufi dan Signifikansinya Bagi Dinamisasi Hukum Islam” oleh M. Zaenal Abidin Syariah: Journal Ilmu Hukum,
IAIN Antasari, 2005.
23
23 Selain itu penulis juga mereview kajian tentang presiden wanita, yaitu tesis
Afrizal Moetwa UIN Syarif Hidayatullah, 2004 dengan judul “Presiden Perempuan dalam Perspektif Fiqh Siyasah; Studi Terhadap Megawati Soekarno Putri Menjadi
Presiden Republik Indonesia.. Adapun karya ilmiah berupa skripsi, yang membahas maslahah mursalah atau presiden wanita, sampai saat ini penulis belum
menemukannya di wilayah Universitas Islam Negeri. Dan dari beberapa judul karya ilmiah tersebut, belum ada yang menjelajahi tema yang penulis angkat dalam skripsi
ini. Yaitu Aplikasi maslahat mursalah Imam Malik dan Imam al-Thufi dalam menyikapi pengangkatan presiden wanita.
Penulis menyadari bahwa Imam al-Thufi dan Imam Malik belum ataupun tidak pernah membahas secara khusus tentang presiden wanita. Akan tetapi dari
konsep maslahat yang dia wariskan ke generasi di bawahnya, pemikirannya kini menjadi acuan untuk menjawab dinamisasi hukum Islam.
F. Sistematika Penulisan