47
47 tahuan harga  yang berlaku diantara para pedagang, sekaligus menjaga kemaslahatan
orang banyak di pasar.
91
c. Kebolehan menolak kemudharatan yang terberat diantara dua kemudharatan Prinsip  ketiga  ini  juga  merupakan  landasan  syara’.  Misalnya  perintah
berjihad;  walaupun  perintah  ini  beresiko  kehilangan  nyawa,  akan  tetapi  perintah  ini adalah  untuk mencegah  bahaya  musuh  yang  menyerang  untuk  menjaga  agama  dan
negara  dari  serangan.  Sebab  eksistensi  agama  dan  negara  adalah  lebih  besar mudharatnya dibandingkan nyawa seseorang.
92
d. Kewajiban memelihara jiwa, yang termasuk prinsip-prinsip syara’ universal. Prinsip keempat juga merupakan landasan syara’ yang universal. Misalnya
larangan tindakan pembunuhan, kewajiban sanksi qisash bagi pembunuh, penegakan hukum dan peradilan, dan lain-lain,
93
6. Contoh-contoh Maslahah Mursalah Imam Malik
Ada  beberapa  fatwa  Imam  Malik  yang  memakai  maslahah,  atau  bahkan digunakan untuk mentakshis al-Qur’an dengan maslahah mursalah, yaitu:
a. Wanita-wanita terhormat tidak diwajibkan menyusui
Menurut Imam Malik, fatwa ini tidak bertentangan dengan nash al-Qur’an, yaitu:
91
Wahbah al-Zuhaili, Ushul al-Fiqh al-Islami, h. 86.
92
Ibid., h. 86.
93
Ibid., h. 87.
48
48
َﺔَﻋﺎَﺿ ﱠ ﺮﻟا ﱠﻢ ِﺘُﯾ  ْنَأ َداَر
َأ ْﻦَﻤِﻟ  ِﻦ ْ ﯿَﻠِﻣﺎَﻛ ِﻦْﯿَﻟْ ﻮَﺣ
ﱠﻦُھ َد ﻻ
ْوَ أ َﻦْﻌِﺿ ْ ﺮُﯾ ُت
اَﺪِﻟاَ ﻮْﻟاَو ...
ةﺮﻘﺒﻟا 2
: 233
Artinya: “Para  ibu  hendaklah  menyusukan  anak-anaknya selama  dua  tahun  penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan ....”
Menurut pengakuan  Imam  Malik,  pendapat  tersebut  tidak  bertentangan dengan  nash,  karena  ayat  tersebut  tidak  menunjukkan  wajib  tidak  bermakna
perintah,  seperti  kesepakatan  para mufassir.  Yang  menjadi  sandaran  Malik  adalah ‘urf  pada  zamannya  dimana  menyusui  tidak  diharuskan  untuk  wanita  terhormat,
dengan memberikan upah bagi orang  yang akan menyusui anaknya.
94
Dalam hal ini, terlihat  bahwa  Imam  Malik  sangat  memperhatikan  kedekatan  hubungan  antara
maslahah mursalah dengan ‘urf sehingga mempengaruhinya dalam menetapkan suatu hukum.  Hukum  yang  diputuskan  sebaiknya  mempertimbangkan  kondisi  lingkungan
dan waktu.
b. Diterimanya kesaksian anak kecil dalam kasus pelukaan al-jarah
Selain bedasarkan  maslahah  yang  tidak  menyalahi Ushul  al-Syari’ah, seperti hifdz al-dima’ menjaga  terjadinya  pertumpahan  darah  ia  juga  berpegang
pada  ijma  ahl  al-madinah  dimana  ia  memposisikan  sebagaimana  hadist  mutawatir. Hal  ini  telah  dilakukannya  terhadap  kasus  diterimanya  persaksian  anak  kecil  untuk
mencegah terjadinya bahaya yang lebih besar.
95
c. Masa iddah bagi wanita monopouse
94
Wahbah al-Zuhaili, Ushul al-Fiqh al-Islami, h. 89.
95
Wahbah al-Zuhaili, Ushul al-Fiqh al-Islami, h. 90.
49
49 Menurutnya, iddah  bagi  wanita  mononopose  adalah  satu  tahun,  atau  tiga
bulan setelah masa suci dari haidh  yang diperkirakan sembilab bulan. Dalam hal ini dasar pemikirannya  selain  maslahah  juga  menggunakan  ijma’  Ahl  al-Madinah,  dan
madzhab sahabat Umar ibn Abdul Aziz. Menurutnya, hal ini tidak berarti mentakhsis ayat:
ٍءوُﺮُﻗ َﺔَ ﺛﻼ َ ﺛ ﱠﻦِ
ﮭِﺴُ ﻔْﻧ َ ﺄِﺑ َ ﻦْ
ﺼ ﱠ ﺑَﺮَ ﺘَﯾ  ُ ت
ﺎَﻘﱠﻠَﻄُﻤ ْ ﻟاَو
ةﺮﻘﺒﻟا 2
: 228
Artinya: “Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri menunggu tiga kali quru” Q.S. Al-Baqarah2: 228
Pendapat  Imam  Malik  ini,  jelas  lebih  banyak  melihat  aspek  kemaslahatan dan ijma’ penduduk Madinah daripada makna dzahir nash tersebut.
d. Membunuh kaum atheis yang berpura-pura
Membunuh penganut  atheis  yang  bersembunyi-sembunyi  pura-pura masuk  Islam  dan  tidak  diterima  taubatnya.  Fatwanya  banyak  mengedepankan  aspek
maslahah,  namun  maslahah  yang  tidak  bertentangan  dengan  nash,  seperti  yang ditegaskan pada hadist:
لﺎﻗ ﮫﻨﻋ ﷲ ﻲﺿر ةﺮﯾﺮھ ﻲﺑأ ﻦﻋ :
ﻢﻠﺳو ﮫﯿﻠﻋ ﷲ ﻰﻠﺻ ﷲ لﻮﺳر لﺎﻗ اﻮﻤﺼﻋ ﺎھ اﻮﻟﺎﻗ اذﺈﻓ ﷲ ﻻا ﮫﻟإ ﻻ نأ ﺪﮭﺸﯾ ﻰﺘﺣ ﺲﻔﻨﻟا ﻞﺗﺎﻗأ نأ تﺮﻣأ
ﻢﮭﻟاﻮﻣأو ﻢھءﺎﻣد  ﻲﻨﻣ ﮫﺟﺎﻣ ﻦﺑا هاور
96
Artinya: Dari  Abu  Hurairah  r.a.  ia  berkata  bahwasanya  Rasulullah  saw.  bersabda “Saya disuruh untuk membunuh manusia sampai mereka menyaksikan diri
dengan  mengucap  ‘Aku  bersaksi  bahwa  tiada  tuhan  melainkan  Allah’. Apabila  mereka  telah  mengucapkan  sahadat  tersebut  maka  telah  terjaga
darah mereka dan harta mereka”.
96
Wahbah al-Zuhaili, Ushul al-Fiqh ..., h. 90.
50
50 Secara  tekstual,  pada  hadist  diatas  dijelaskan  bahwa orang  yang  telah
menyatakan  dirinya  Islam  maka  semua  hak-haknya  dilindungi,  dan  tidak  boleh dibunuh. Akan tetapi, menurut Imam Malik, apabila pernyataan keislamannya hanya
pura-pura maka orang tersebut tetap boleh dibunuh.
97
Secara  pribadi,  penulis  sangat  respek  terhadap  keberanian  Imam  Malik dalam  memberikan  fatwa  yang  belum  pernah  dilakukan  oleh  para  mujtahid  lainnya,
walaupun  tidak  ada  jaminan  kebenaran  hukum  terhadap  apa  yang  telah  difatwakan dan diistinbathkan. Namun setidaknya, usaha terhadap penemuan-penemuan prinsip-
prinsip  hukum  baru  harus  tetap  dilakukan,  karena  perubahan  dalam  struktur  sosial kemasyarakatan akan terus berevolusi dan dengan pola yang selalu berbeda. Jawaban
terhadap  masalah  tersebut  adalah  ketentuan  yang  sesuai  dengan  persoalan  hukum, baik keputusan maupun prinsip hukumnya yang telah dimodifikasi.
B. Biografi Imam al-Tufi 1. Kelahiran al-Tufi