Perjalanan Intelektual Biografi Imam Malik, r.a. 1. Kelahiran Imam Malik

38 38 lama hidup di bawah kekuasaan Dinasti Abbasiyah. Pada saat itu kekuasaan Islam telah mencapai Cina dan Eropa, khususnya Spanyol. 65

2. Perjalanan Intelektual

Sejak kecil beliau telah rajin menghadiri majelis-majelis ilmu pengetahuan, sehingga sejak itu pula beliau telah hafal al-Qur’an. Pada mulanya dia belajar fiqih kepada Rabi’ah ibn Abdurrahaman, seorang ulama yang sangat terkenal saat itu. Beliau juga mempelajari ilmu fiqh dari para sahabat 66 . Selain itu, guru-guru Imam Malik adalah ‘Abdurrahman ibn Hurmûz, Nafi’ Maula ibn ‘Umar dan Ibn Syihab Al- Zuhri. 67 Beliau dikenal sangat berhati-hati dalam memberi fatwa, yang didahuluinya dengan meneliti hadist-hadist Rasulullah SAW., dan bermusyawarah dengan ulama lain. Diriwayatkan, bahwa beliau mempunyai tujuh puluh orang yang biasa diajak bermusyawarah untuk mengeluarkan suatu fatwa. 68 Imam Malik dikenal mempunyai daya ingat yang sangat kuat. Pernah, beliau mendengar tiga puluh satu hadis dari Ibn Syihab tanpa menuliskannya. Ketika kepadanya diminta mengulangi seluruh hadis tersebut, tak satupun dilupakannya. 69 Imam Malik adalah seorang ulama yang sangat terkemuka, terutama dalam ilmu hadis dan fiqih. Beliau mencapai tingkat yang sangat tinggi dalam kedua cabang ilmu itu. Sebagai pengakuan atas kehebatan Sang Imam, Imam Syafi’i pernah 65 Syafiq Hasyim, Hal-hal Yang Tak Terpikirkan, h. 103. 66 Suparman Usman, Hukum Islam, h. 98. 67 Syafiq Hasyim, Hal-hal Yang Tak Terpikirkan, h. 103. 68 Ibid., h. 104. 69 Ibid., h. 104. 39 39 melontarkan kata-kata, “Malik adalah guruku, darinya aku menimba ilmu, dia adalah hujjah antara aku dan Allah, dan tidak ada guru yang lebih banyak memberikan ilmu kepadaku dibandingkan dengan Malik. Di tengah para ulama, Malik adalah bintang yang cemerlang”. 70 Dengan pemikirannya yang didasarkan pada Al-Qur’an, Sunnah Nabi saw., ijma’ sahabat, amalan-amalan yang dilakukan penduduk Madinah, dan prinsip menjaga kemaslahatan, Imam Malik banyak mengeluarkan fatwa-fatwa tentang berbagai masalah. 71 Murid-muridnya tersebar di pelbagai wilayah Mesir, Afrika, dan Andalusia. Murid-murid yang di Mesir adalah Abu Abdillah ibn Rahman Al-Qasim w. 191 H, yang belajar kepada Imam Malik selama 20 tahun dan juga belajar fiqh pada Al-Laits ibn Sa’ad. Kemudian, Abu Muhammad Ibn ‘Abdullah ibn Wahab ibn Muslim 120- 197 H, Asyhab ibn Abd Al-Aziz Al-Qasi 150-203 H, Abu Muhammad Abdullah ibn Abd Hakim w. 214 H, Asybagh ibn Faraj, dan Muhammad ibn Ibrahim Al- Iskandari ibn Ziyad w. 269. 72 Imam Malik telah menulis kitab Al-Muwaththa’, yang merupakan kitab hadis dan fiqh. Imam Malik meninggal dunia pada usia 86 tahun. Madzhab Maliki, 70 Ibid. h. 104. 71 Abdurrahman al-Syarqawi, A’immah al-Fiqh al-Tis’ah, terj. Al-Hamid al-Husaini, Bandung: Pustaka Hidayah, 2000. h. 150 72 Ibid., h. 152. 40 40 tersebar luar, dan dianut di banyak bagian penjuru dunia, seperti di Maroko, al-Jazair, Mesir, Tunisia, Sudan, Kuwait, Qatar dan Bahrain. 73

3. Sumber-Sumber Dalil Ijtihad Imam Malik