38
38 lama  hidup  di  bawah  kekuasaan  Dinasti  Abbasiyah.  Pada  saat  itu  kekuasaan Islam
telah mencapai Cina dan Eropa, khususnya Spanyol.
65
2. Perjalanan Intelektual
Sejak kecil beliau telah rajin menghadiri majelis-majelis ilmu pengetahuan, sehingga  sejak  itu  pula  beliau  telah  hafal  al-Qur’an. Pada  mulanya dia belajar fiqih
kepada  Rabi’ah  ibn  Abdurrahaman,  seorang  ulama  yang  sangat  terkenal  saat  itu. Beliau  juga  mempelajari  ilmu  fiqh  dari  para  sahabat
66
. Selain  itu, guru-guru Imam Malik adalah ‘Abdurrahman ibn Hurmûz, Nafi’ Maula ibn ‘Umar dan Ibn Syihab Al-
Zuhri.
67
Beliau dikenal sangat berhati-hati dalam memberi fatwa, yang didahuluinya dengan  meneliti  hadist-hadist  Rasulullah  SAW.,  dan  bermusyawarah  dengan  ulama
lain.  Diriwayatkan,  bahwa  beliau  mempunyai  tujuh  puluh  orang  yang  biasa  diajak bermusyawarah untuk mengeluarkan suatu fatwa.
68
Imam Malik dikenal  mempunyai  daya  ingat  yang  sangat  kuat. Pernah, beliau mendengar tiga puluh satu hadis dari Ibn Syihab tanpa menuliskannya. Ketika
kepadanya diminta mengulangi seluruh hadis tersebut, tak satupun dilupakannya.
69
Imam Malik adalah seorang ulama yang sangat terkemuka, terutama dalam ilmu hadis dan fiqih. Beliau mencapai tingkat yang sangat tinggi dalam kedua cabang
ilmu  itu. Sebagai  pengakuan  atas  kehebatan Sang Imam,  Imam  Syafi’i pernah
65
Syafiq Hasyim, Hal-hal Yang Tak Terpikirkan, h. 103.
66
Suparman Usman, Hukum Islam, h. 98.
67
Syafiq Hasyim, Hal-hal Yang Tak Terpikirkan, h. 103.
68
Ibid., h. 104.
69
Ibid., h. 104.
39
39 melontarkan kata-kata, “Malik adalah guruku, darinya aku menimba ilmu, dia adalah
hujjah antara aku dan Allah, dan tidak ada guru yang lebih banyak memberikan ilmu kepadaku  dibandingkan  dengan  Malik. Di  tengah  para  ulama, Malik adalah  bintang
yang cemerlang”.
70
Dengan pemikirannya yang didasarkan pada Al-Qur’an, Sunnah Nabi saw., ijma’  sahabat,  amalan-amalan  yang  dilakukan  penduduk  Madinah,  dan  prinsip
menjaga  kemaslahatan,  Imam  Malik  banyak  mengeluarkan  fatwa-fatwa  tentang berbagai masalah.
71
Murid-muridnya tersebar di pelbagai wilayah Mesir, Afrika, dan Andalusia. Murid-murid yang di Mesir adalah Abu Abdillah ibn Rahman Al-Qasim w. 191 H,
yang belajar kepada Imam Malik selama 20 tahun dan juga belajar fiqh pada Al-Laits ibn Sa’ad. Kemudian, Abu Muhammad Ibn ‘Abdullah ibn Wahab ibn Muslim 120-
197  H,  Asyhab  ibn  Abd  Al-Aziz  Al-Qasi  150-203  H,  Abu  Muhammad  Abdullah ibn  Abd  Hakim  w.  214  H,  Asybagh  ibn  Faraj,  dan  Muhammad  ibn  Ibrahim  Al-
Iskandari ibn Ziyad w. 269.
72
Imam  Malik telah  menulis  kitab  Al-Muwaththa’,  yang  merupakan  kitab hadis  dan  fiqh. Imam Malik meninggal  dunia  pada  usia  86  tahun. Madzhab  Maliki,
70
Ibid. h. 104.
71
Abdurrahman  al-Syarqawi, A’immah  al-Fiqh  al-Tis’ah,  terj. Al-Hamid al-Husaini,
Bandung: Pustaka Hidayah, 2000. h. 150
72
Ibid., h. 152.
40
40 tersebar luar, dan dianut di banyak bagian penjuru dunia, seperti di Maroko, al-Jazair,
Mesir, Tunisia, Sudan, Kuwait, Qatar dan Bahrain.
73
3. Sumber-Sumber Dalil Ijtihad Imam Malik