Tingkat Bunga Kredit Sumatera Utara

untuk menghimpun dana dari masyarakat akan mempengaruhi nett interest margin bank dan pada akhirnya mempengaruhi laba bank. Suku bunga deposit ini akan sangat mempengaruhi kegiatan bank tersebut. Ketatnya likuiditas akan meningkatkan suku bunga deposit. Suku bunga deposit juga dipengaruhi oleh kebijakan bank sentral. Apabila suku bunga yang ditawarkan bank sentral terlalu tinggi, maka akan menyebabkan perbankan cenderung menaikkan suku bunga depositnya dan mengalihkan investasinya kepada instrumen yang menawarkan return lebih tinggi, sehingga mengurangi jumlah kredit yang disalurkan.

d. Tingkat Bunga Kredit Sumatera Utara

Dari hasil estimasi diketahui bahwa tingkat suku bunga kredit berpengaruh negatif terhadap jumlah kredit di Sumatera Utara. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat bunga kredit, maka jumlah kredit yang disalurkan juga akan semakin mengecil. Nilai koefisien tingkat bunga kredit diketahui sebesar -1,132697, yang berarti bahwa setiap peningkatan tingkat suku bunga kredit sebesar 1, maka akan menurunkan jumlah kredit di Sumatera Utara sebesar 1,132697. Hal tersebut membuktikan hipotesis penelitian bahwa terdapat pengaruh negatif tingkat bunga kredit terhadap jumlah kredit di Sumatera Utara, ceteris paribus dapat diterima. Menurut Siregar 2006 menyatakan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap permintaan kredit pada bank pemerintah di Sumatera Utara. Menurut Llewellyn dan Hefferman 1996 dan Hakim, dkk 2000, menyatakan bahwa kurva permintaan kredit berslope negatif terhadap tingkat suku bunga bank, yang bermakna Universitas Sumatera Utara bahwa semakin rendah tingkat suku bunga maka semakin besar jumlah kredit yang diminta. Menurut Samuelson dan Nordhaus 2004, permintaan kredit dipengaruhi oleh suku bunga biaya untuk memegang uang, di mana semakin tinggi biaya suku bunga kredit maka permintaan kredit uang menurun. Menurut Agung, Dkk 2001, terganggunya pertumbuhan kredit perbankan dapat terjadi karena lemahnya permintaan kredit, lemahnya penawaran, atau keduanya. Gangguan pada sisi permintaan dapat berupa menurunnya kualitas nasabah kredit, tingginya suku bunga yang melebihi kemampuan membayar nasabah, dan masih tingginya risiko berusaha sehingga nasabah belum berani memulai usahanya. Sementara, gangguan pada sisi penawaran dapat berupa keterbatasan permodalan bank, ketersediaan loanable fund, permasalahan NPLs bank, dan keengganan bank untuk menyalurkan kredit yang terkait dengan tingginya risiko dunia usaha. Tingkat bunga pasar uang menentukan tingkat kredit perbankan, karena semkain tinggi tingkat bunga pasar uang r, maka perbankan akan lebih cenderung menyalurkan dananya ke pasar uang. Bagi perbankan, masih tingginya BI rate menyebabkan perbankan tetap mempertahankan suku bunga kredit yang tinggi. Apabila Bank Indonesia menurunkan BI rate, maka perbankan akan lebih berusaha meningkatkan penerimaan bunga kredit daripada menempatkan dana pada SBI. Menurut Miraza 2006, suku bunga berperan dalam perekonomian antara lain sebagai komponen yang1 dapat mendorong investasi, sebagai alat menekan tingkat inflasi dan sebagai pengawal nilai tukar mata uang exchange rate. Sebagai Universitas Sumatera Utara komponen yang dapat mendorong investasi, suku bunga harus rendah. Rendahnya suku bunga mendorong investor untuk melakukan pinjaman pada lembaga perbankan dan dengan demikian investasi akan naik. Suku bunga yang tinggi akan memperbesar beban biaya sehingga investasi tidak menarik. Tingkat bunga kredit perbankan merupakan biaya opportunitas dalam pembentukan investasi oleh sektor bisnis, sehingga peningkatan tingkat bunga kredit perbankan akan menurunkan tingkat investasi dan kemudian menurunkan pertumbuhan ekonomi. Penurunan suku bunga kredit dapat meningkatkan permintaan terhadap kredit. Sedangkan dalam jangka pendek, pada dasarnya suku bunga kredit dan kondisi rasionalisasi kredit credit rationing lebih banyak ditentukan oleh bank berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bisnis tertentu. Oleh karena itu, diperlukan adanya dorongan dari otoritas pengawas untuk menghimbau atau memperingatkan bank untuk segera menurunkan suku bunga kredit dan menyalurkan kredit. Menurut Bank Indonesia 2007, salah satu faktor penting dalam penentuan struktur kredit perbankan adalah tingkat bunga kredit perbankan. Tingkat bunga kredit perbankan ditentukan oleh biaya intermediasi perbankan dan tingkat bunga bank sentral. Oleh sebab itu penurunan tingkat bunga antarbank dan biaya intermediasi kredit perbankan akan menurunkan tingkat bunga kredit. Walaupun kejutan moneter dapat mempengaruhi tingkat bunga kredit perbankan akan tetapi kejutan moneter tersebut tidak secara dominan menentukan tingkat bunga kredit. Faktor inefisiensi biaya intermediasi juga merupakan faktor penentu tingkat bunga kredit perbankan. Universitas Sumatera Utara

e. Giro Wajib Minimum