e. Giro Wajib Minimum
Berdasarkan hasil estimasi membuktikan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan terdapat pengaruh negatif tingkat giro wajib minimum terhadap jumlah
kredit di Sumatera Utara, ceteris paribus dapat diterima. Nilai koefisien variabel giro wajib minimum diperoleh sebesar -0,057590 yang berarti setiap kenaikan 1 tingkat
giro wajib minimum akan meunrunkan jumlah kredit yang disalurkan di Sumatera Utara sebesar 0,057590. Namun t-statistik menunjukkan hasil tersebut tidak
signifikan mempengaruhi jumlah kredit yang disalurkan di Sumatera Utara. Menurut Pohan, 2008 kemampuan bank memberikan kredit dipengaruhi
oleh reserve yang dimiliki. Semakin besar reserve bank-bank, semakin besar kemampuannya untuk memberikan pinjaman demikian pula sebaliknya. Dengan
mengendalikan reserve bank-bank, bank sentral mengharapkan kredit perbankan dapat diatur dan konsisten dengan sasaran pertambahan jumlah uang.
Menurut Manurung dan Manurung 2009, pasar persaingan bank akan selalu menyesuaikan volume kredit dan deposit pada tingkat intermediasi marginal sama
dengan biaya manajemen marginal. Penyesuaian kredit dan deposit bank bergantung pada tingkat bunga deposit, tingkat bunga kredit, tingkat bunga antarbank dan tingkat
giro wajib minimum. Menurut Melitz dan Pardue 1973 dalam Insukindro 1995 menyatakan
bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keputusan bank umum untuk menyalurkan kredit kepada masyarakat. Lebih lanjut merumuskan model penawaran
kredit merupakan fungsi dari kendala-kendala yang dihadapi bank seperti tingkat
Universitas Sumatera Utara
cadangan bank atau ketentuan mengenai nisbah cadangan wajib, tingkat suku bunga kredit bank, biaya oportunitas meminjamkan uang, dan biaya deposito bank.
Menurut Agung dkk 2001, kebijakan moneter mempengaruhi permintaan aggregat secara langsung melalui tersedianya kredit perbankan. Kebijakan moneter
yang kontraktif, sebagai contoh, akan menurunkan suplai kredit perbankan karena menurunnya cadangan bank dan biaya dana yang menjadi mahal. Dengan asumsi
bahwa mayoritas pendanaan investasi perusahaan berasal dari kredit perbankan yaitu kredit perbankan tidak bersubstitusi sempurna dengan bentuk pendanaan lainnya,
misalnya commercial paper, corporate bonds, dll, kebijakan moneter yang dapat mempengaruhi jumlah kredit perbankan secara langsung akan mempengaruhi
kemampuan perusahaan untuk melakukan investasi Menurut Mankiw 2000, bank sentral mempunyai tiga instrumen kebijakan
moneter: operasi pasar terbuka, persyaratan cadangan, dan tingkat diskonto. Tingkan diskonto discount rate adalah tingkat bunga yang dikenakan bank sentral ketika
memberi pinjaman kepada bank-bank. Semakin kecil tingkat diskonto, semakin murah cadangan yang dipinjamkan. Maka, penurunan dalam tingkat diskonto
meningkatkan basis moneter dan penawaran uang. Giro wajib minimum merupakan instrumen otoritas moneter untuk
mempengaruhi sirkulasi mata uang dalam perekonomian. Kebijakan Bank Indonesia dalam penetapan tingkat giro wajib minimum รก dalam rangka pengendalian moneter
akan mengurangi kemampuan bank untuk menyalurkan kredit. Namun pada penelitian ini giro wajib minimum tidak memberikan pengaruh signifikan yang
Universitas Sumatera Utara
disebabkan kemampuan perbankan Sumatera Utara dalam memenuhi ketentuan persyaratan giro wajib minimum masih baik. GWM tidak signifikan mempengaruhi
jumlah kredit yang disalurkan juga karena GWM memberikan pengaruh yang tidak langsung terhadap jumlah kredit sebab perhitungan GWM utama adalah menurut
besaran DPK Dana Pihak Ketiga bukan dari besaran kredit. Kebijakan pemerintah dalam mengatur besaran giro wajib minimum akan
berpengaruh pada kelonggaran likuiditas perbankan yang berarti meningkatkan loanable fund dana yang dapat dipinjamkan namun belum tentu dana tersebut akan
disalurkan menjadi kredit kepada masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN